Kami Mengucapkan Terimakasih kepada Semua Pihak yang telah membantu Menyukseskan Perhelatan Akbar
Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009

di Jakarta 3 s.d. 9 Agustus 2009

Sampai Ketemu di OSN Tahun 2010 di Medan, Sumatera Utara

Headline News

NATIONAL NEWS

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Jumat, Juli 10, 2009

Sultan: Golkar Sebaiknya Jadi Oposisi


Kamis, 9 Juli 2009 | 19:41 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Erwin Edhi Prasetyo

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Menyusul kekalahan calon presiden Partai Golongan Karya, M Jusuf Kalla, dalam pilpres, anggota Dewan Penasihat Partai Golongan Karya, Sultan Hamengku Buwono X, menyatakan bahwa Golkar kini perlu belajar menjadi partai oposisi. Pilihan menjadi oposisi tetap terhormat dan membawa manfaat besar bagi proses demokratisasi dan untuk kepentingan rakyat.

"Toh jadi oposisi juga bisa memberikan keseimbangan yang baik untuk masyarakat. Selama oposisi lemah kan, mungkin juga ada sesuatu yang kurang menguntungkan untuk masyarakat. Balance itu kan penting," ungkap Sultan HB X, Kamis (9/7) di Yogyakarta.

Sultan mengemukakan, Partai Golkar selama ini memiliki kemampuan sebagai partai pemerintah dan ikut berkuasa. "Itu berarti, Partai Golkar pun seharusnya bisa menjadi partai oposisi. Tidak mesti harus berkuasa," ungkapnya.

Berdasarkan hasil quick count meski ini belum perhitungan final, menurut Sultan, perolehan suara pasangan JK-Wiranto jelas di bawah target 30 persen. Itu menunjukkan indikasi adanya persoalan di Partai Golkar. Karena itu, Golkar harus melakukan introspeksi bahwa untuk membangun negara ini tidak hanya Golkar lagi yang bisa. "Yang lain toh bisa juga, ya kan. Bagi saya itu alat introspeksi Golkar bagaimana menghadapi 2014," katanya.

Sultan meminta pihak yang kalah dalam pilpres bisa menerima kekalahan dengan kebesaran jiwa. Sementara itu, pemenang jangan sombong karena kemenangan adalah amanah rakyat yang harus dijalankan. Sultan menilai masih terlalu dini untuk mengatakan salah satu pasangan capres-cawapres sudah menang. Sebab, penghitungan resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sampai kini belum selesai. Keputusan akhir penghitungan tetap berada di KPU.



Sumber: Kompas



Bookmark and Share


Berita terkait:



0 komentar:

Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP