Kami Mengucapkan Terimakasih kepada Semua Pihak yang telah membantu Menyukseskan Perhelatan Akbar
Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009

di Jakarta 3 s.d. 9 Agustus 2009

Sampai Ketemu di OSN Tahun 2010 di Medan, Sumatera Utara

Headline News

NATIONAL NEWS

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Sabtu, September 12, 2009

Stop Dreaming Start Action

Dalam menghadapi suatu masalah, banyak orang memberikan komentar, bahkan tidak sedikit yang memberikan saran dan solusi dalam menghadapi masalah tersebut. Saya sendiri merasa kurang cocok dengan komentar itu, karena tidak jarang mereka yang memberi komentar itu tidak mampu untuk merealisasikan apa yang disarankannya. Kenapa demikian? Karena pada umumnya si pembuat komentar atau saran itu tidak mengacu pada permasalahan sehingga akan sangat sulit untuk dilaksanakan.

Menurut saya, alangkah baiknya pemberi komentar dan saran itu yang masuk logika. Kenapa saya katakan demikian? Karena banyak kita perhatikan para elit sebelum menduduki suatu jabatan mereka dengan entengnya mengatakan ini dan itu. Tetapi, apa yang terjadi setelah tukang komentar itu duduki jabatan itu? Ternyata ada yang akhirnya diseret ke meja hijau.

Maka, marilah kita berbicara apa saja tetapi harus berpijak pada yang nyata, karena bagi saya yang penting jangan kita mengumbar mimpi, jangan banyak kita mengatakan yang mustahil, tetapi marilah kita berbicara yang nyata. Maka, saya sarankan kepada para pemberi komentar atau saran, solusi berpijaklah pada yang riil.

Sekali lagi saya sarankan, hentikan kita berbicara mimpi, tetapi perbanyaklah untuk bergerak, bekerja, karena hidup kita ini kenyataan bukan bermimpi, meskipun tidak ada salahnya kita bermimpi besar, karena orang yang tidak pernah mempunyai mimpi maka sebenarnya mereka itu bukan orang, melainkan barang. Bukan begitu?


Jakarta, 12 September 2009



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

ICW: Rp 852,7 M Berpotensi Diselewengkan Depdiknas


Rabu, 09/09/2009 16:02 WIB

Andi Saputra - detikNews

Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) menemukan dana sekitar Rp 852,7 miliar yang berpotensi diselewengkan dalam pengelolaan anggaran Depdiknas. Potensi penyelewengan itu terjadi dari 2004 sampai semester I tahun 2007.

"Terdapat dana sekitar Rp 852,7 miliar yang berpotensi diselewengkan dalam pengelolaan anggaran Depdiknas," ujar peneliti ICW Febri Hendri dalam jumpa pers di kantornya, Jl Kalibata Timur Dalam, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (9/9/2009).

Menurut Febri, berdasarkan pantauan ICW, penegak hukum telah mengusut 142 kasus korupsi pendidikan dengan total kerugian Rp 243,3 miliar. Dari kasus tersebut 287 orang dijadikan tersangka.

Febri mencontohkan Dana Alokasi Kabupaten (DAK) yang diduga dikorupsi mencapai Rp 115,9 miliar. Sedangkan BOS mencapai Rp 12,8 miliar dalam 33 kasus.

"Berdasarkan audit BPK, 6 dari 10 sekolah menyimpangkan dana BOS dengan rata-rata penyimpangan Rp 13,7 juta per sekolah," ungkapnya.

ICW juga menilai, Depdiknas gagal mengelola anggaran pendidikan yang sangat besar. Selain gagal mengelola anggaran, Depdiknas juga memunculkan aktor korupsi baru yaitu kepala dinas pendidikan beserta jajarannya.

Hal tersebut karena dipicu rendahnya partisipasi publik dalam mengontrol kewenangan dinas pendidikan daerah dalam menetapkan kebijakan dan anggaran.

"Di daerah pengelolaan anggaran hanya dikuasai oleh pejabat birokrasi pendidikan daerah," demikian Febry.

(nik/nrl)

Sumber: detikNews



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Wakil Dubes Jadi Tersangka Korupsi KBRI Thailand


Jumat, 11/09/2009 22:55 WIB

Novia Chandra Dewi - detikNews

Jakarta - Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan 2 tersangka kasus dugaan korupsi di Kedutaan Besar Rebulbik Indonesia (KBRI) di Thailand. Salah satu tersangka merupakan wakil Dubes di KBRI Thailand.

"Tersangkanya ada dua, salah satunya merupakan orang nomor dua di KBRI Thailand," kata Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Marwan Effendy di Kejagung, Jl Sultan Hasanuddin, Jakarta, Jumat (11/9/2009).

Dikatakan dia, keduanya diketahui telah menyalahgunakan dana sisa anggaran tahun 2008-2009. Salah satu tersangka adalah pejabat Kuasa Pemegang Anggaran di KBRI Thailand. Kasus ini diduga telah merugikan negara sebesar Rp 2,5 miliar.

Saat ditanyakan apakah tersangka lainnya adalah Wakil Duta Besar RI di Thailand, Marwan pun mengiyakannya. "Dia termasuk bendaharanya," ungkapnya. (nov/sho)


Sumber: detikNews



Bookmark and Share

Klik selengkapnya...

Rombongan PKB Off Road 7 Jam untuk Sambangi Korban Gempa


Rabu, 09/09/2009 16:31 WIB

Ramadhian Fadillah - detikNews

Cianjur - Bukan perkara mudah mencapai lokasi posko pengungsian korban gempa bumi di Desa Cikangkareng, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Jalan terjal berbatu membutuhkan kemampuan mengemudi dan kendaraan yang prima.

Detikcom yang mengikuti rombongan Ketua Dewan Tanfidz PKB Muhaimin Iskandar berangkat dari Jakarta pukul 07.30 WIB, Rabu (9/9/2009). Perjalanan ditempuh melalui jalur Cipanas, Cianjur.

Namun 25 km sebelum mencapai Desa Cikangkareng, jalan aspal yang mulus berganti menjadi jalan terjal berbatu. Rute berkelok-kelok dan jurang yang mengangga di salah satu sisinya menjadi pemandangan tersendiri.

Kondisi jalan yang terjal berbatu membuat penumpang terguncang-guncang dalam mobil. Untungnya rombongan ini menggunakan mobil SUV yang peruntukannya memang untuk off road.

Pukul 15.00 WIB rombongan baru bisa mencapai Desa Cikangkareng. Rombongan PKB pun menyerahkan bantuan dan bersilaturahmi dengan korban gempa.

Cak Imin pun mengakui perjalananya selama 7 jam off road untuk menengok korban gempa ini merupakan perjalanan yang berat. "Saya akui ini jalur tersulit dan terjauh," kata Cak Imin.

Ditemani para pengurus DPP PKB, DPW PKB Jabar dan DPC PKB Cianjur, Cak Imin memberikan bantuan uang sebesar Rp 50 juta kepada korban dan masjid di sekitar lokasi gempa.

(anw/iy)

Sumber: detikNews



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Cak Imin Menyapa Korban Gempa di Cianjur


Rabu, 09/09/2009 16:28 WIB

Ramadhian Fadillah - detikNews

Cianjur - Ketua Dewan Tanfidz Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menyapa para korban gempa bumi di Desa Cikangkareng, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur. Pria yang akrab dipanggil Cak Imin ini memberi bantuan kepada para korban gempa yang sedang berada di pengungsian.

"Kami ke sini sebagai bentuk solidaritas dan membawa sedikit bantuan," kata Cak Imin di posko gempa di Desa Cikangkareng, Rabu (9/9/2009). Cak Imin datang ditemani pengurus DPP PKB, DPW Jabar dan DPC Cianjur.

Selain untuk korban gempa, bantuan dari Cak Imin juga ditujukan untuk perbaikan masjid yang rusak akibat gempa berkekuatan 7,3 SR itu. Total bantuan sebesar Rp 50 juta.

Cak Imin pun menyempatkan diri melihat-lihat kondisi pengungsian. Tampak puluhan orang sedang beristirahat dalam sebuah tenda yang dirikan di tengah lapang. Bantuan MCK, dapur umum, dan posko kesehatan pun telah berdiri di lokasi tersebut.

Seorang ibu bernama Dedeh (35) sempat curhat kepada Cak Imin perihal putranya yang hilang hingga saat ini. Mendengar hal itu, Cak Imin berjanji akan mendesak pemerintah daerah setempat untuk menggencarkan proses pencarian.

"Saya juga berjanji kepada pemerintah, agar segera mendatangkan bantuan untuk pembangunan infrastruktur," imbuh pria yang juga Wakil Ketua DPR ini.
(lrn/iy)



Sumber: detikNews



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Gempa 6 SR Kagetkan Warga Manado

Rabu, 09/09/2009 15:42 WIB

Diky - detikNews

Manado - Gempa yang terasa cukup kuat mengguncang kota Manado, Sulawesi Utara. Kejadian ini membuat banyak warga panik dan berlarian keluar rumah atau bangunan lainnya.

Pantauan detikcom, guncangan gempa terasa sekitar pukul 16.15 Wita, Rabu (9/9/2009). Guncangan gempa sangat terasa, terutama bagi mereka yang berada di gedung-gedung bertingkat.

Beberapa detik setelah terjadi gempa, ratusan orang berhamburan ke jalan. Mereka keluar dari rumah atau bangunan bertingkat lainnya untuk menyelamatkan diri.

Di Jl Piere Tendean misalnya, banyak orang terlihat berebut keluar dari pusat belanja Mantos dan IT Center. Bahkan saking paniknya, tak sedikit dari mereka yang membuang belanjaannya begitu saja.

Kondisi serupa juga terlihat di daerah perkantoran di Jl Sam Ratulangi, Kota Manado. Ratusan karyawan yang berkantor di kawasan tersebut tampak memenuhi jalan.

Sampai saat ini belum ada informasi mengenai kerusakan dan korban luka akibat kejadian ini.

Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut berkekuatan 6 Scala Richter. Pusat gempa berada 146 KM Timur Laut Bitung dengan kedalaman 101 km. Gempa juga dirasakan di wilayah Ternate, Maluku Utara.



(djo/djo)

Sumber: detikNews





Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

PBB Sebar Poster Antisipasi Gempa di Indonesia Lewat Milis


Rabu, 09/09/2009 11:41 WIB

Anwar Khumaini - detikNews

Jakarta - Dalam beberapa hari terakhir, wilayah Indonesia terus diguncang gempa. Mulai Gempa 7,3 SR yang berpusat di Tasikmalaya, gempa 6,8 SR di Yogyakarta, hingga gempa 6 SR di Toli-toli.

Untuk mengantisipasi gempa-gempa selanjutnya, PBB melalui perwakilannya di Indonesia menyebarkan peringatan antisipasi gempa melalui poster yang disebarkan via milis, Rabu (9/9/2009).

Berbagai anjuran dimuat dalam poster itu. Misalkan jika sedang berada di dalam kantor, kita diminta untuk waspada dengan bersembunyi di bawah meja. Tujuannya agar kepala, mata serta leher terhindar dari benda-benda tumpul yang jatuh akibat gempa. Jika kita berada di lobi gedung atau hotel, kita diharapkan untuk menjauhi benda-benda yang mudah pecah seperti kaca.

Sementara jika kita sedang berada di lift, segeralah keluar ke lantai terdekat dan secepatnya mengamankan kepala, leher dan mata dari timpaan benda-benda tumpul yang jatuh.

Demikian pula jika kita sedang berada di dalam rumah. Segeralah keluar atau jika tidak memungkinkan sembunyilah di bawah meja. Dan jika kita berada di luar rumah, kita harus benar-benar berada dalam posisi yang aman dari reruntuhan gedung dan tumbangnya pohon.

Jika berada di dalam ruangan atau lift, upayakan jangan segera beranjak keluar. Pastikan dulu getaran gempa berhenti. Dan jika memang dipastikan kondisinya aman, segeralah keluar.

Dan jika kita sedang berada di dalam kendaraan, maka segeralah berhenti di tempat yang aman. Hindari jembatan atau pun jembatan layang.

(anw/nrl)

Sumber: detikNews



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Gempa 7,3 SR Evakuasi Korban di Cianjur Berakhir Hari Ini, Keluarga Diminta Ikhlas


Kamis, 10/09/2009 07:27 WIB

Rachmadin Ismail - detikNews

Jakarta - Keluarga korban gempa 7,3 SR di Cianjur, Jawa Barat, diminta untuk ikhlas. Sebab, proses pencarian 28 orang yang masih hilang akibat longsor akan dihentikan.

"Hari ini (Kamis 10 September) terakhir, tidak akan ada perpanjangan lagi," kata Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Priyadi Kardono saat dihubungi lewat telepon, Kamis (10/9/2009).

Menurut Priyadi, pihaknya sudah memperpanjang masa evakuasi 2 hari dari jadwal semula. Tidak akan ada lagi perpanjangan karena kondisi jenazah dipastikan sudah rusak dan para petugas sudah mengalami kesulitan untuk mencari korban.

"Para relawan dan petugas juga sudah mulai menurun semangatnya," ungkapnya.

Saat ini, aparat Kampung Babakan, Desa Cikangkareng, Kecamatan Cibinong, Cianjur, sudah melakukan pendekatan kepada para keluarga korban untuk memberi penjelasan soal penghentian evakuasi. Rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat juga sudah menyarankan agar evakuasi dihentikan karena alasan agama.

"Sekarang kita akan fokus untuk memperbaiki hunian sementara dan pendataan kerusakan," tutupnya.

Data terakhir, ada 28 orang yang masih hilang tertimbun longsor akibat gempa 7,3 SR di Cianjur. Sebelumnya, sudah 27 orang yang berhasil ditemukan.

(mad/nvc)


Sumber: detikNews



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Tifatul Sembiring Sapa Korban Gempa Tasikmalaya, Warga Sumringah


Jumat, 11/09/2009 16:42 WIB

Mega Putra Ratya - detikNews

Tasikmalaya - Presiden PKS Tifatul Sembiring mengunjungi korban gempa di Tasikmalaya, Jawa Barat. Senyuman terpancar dari puluhan ibu-ibu dan anak kecil yang
menerima bantuan langsung dari partai berlambang bulan sabit kembar itu.

"Umat Islam bagaikan satu tubuh, kami merasakan bahwa saudara kami sedang
kesusahan maka kami juga merasakan hal yang sama," kata Tifatul.

Hal itu disampaikannya saat menyapa warga Kampung Bebedahan, Desa Serang, Kecamatan Salawu, Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (11/9/2009).

Dalam Kesempatan itu Tifatul juga membagikan sejumlah uang kertas baru Rp 2000 kepada anak-anak korban gempa. Dengan tertib anak-anak tersebut duduk manis dan menerima dengan wajah ceria dan sumringah.

"Kumaha damang? tanya Tifatul kepada warga.

"Alhamdulillah.. Luar biasa...Allahuakbar...," jawab warga penuh semangat dan suara lantang.

Tifatul mengaku prihatin atas musibah yang menimpa warga Tasikmalaya. Tifatul meminta warga untuk bersabar, terlebih pada bulan Ramadhan ini adalah bulan yang penuh keberkahan.

"Dalam situasi bagaimana pun kita tetap beribadah pada Allah SWT. Nasihat saya adik-adik tetap belajar dan mengaji dalam kondisi apa pun. Mudah-mudahan Allah mengganti yang lebih bagus lagi, Amin," ujar Tifatul.

Wajah gembira tampak pada Adang Kodir (59) yang mengaku sangat puas dan
terbantu atas bantuan yang diberikan PKS tersebut. Dia berharap PKS tetap
memperjuangkan nasib warga kecil.

"Dari PKS sangat memuaskan. Jangan sampai hanya simbolis, dengan bantuan ini kita sangat terbantu, Insya Allah kita mendukung PKS," kata Adang.

Presiden PKS ke empat itu menyusuri pemukiman warga untuk mengetahui seberapa parah kerusakan yang dialami warga. Dalam kesempatan itu PKS memberikan bantuan di antaranya sejumlah paket sembako sebanyak 2 mobil boks, 32 Kg buah kurma dan uang tunai Rp 500 Juta.

(mpr/aan)


Sumber: detikNews



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Tifatul Sembiring Buka Puasa Bersama 300 Korban Gempa Tasikmalaya


Jumat, 11/09/2009 22:35 WIB

Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Presiden PKS Tifatul Sembiring mengunjungi korban gempa Tasikmalaya, Jawa Barat. Dalam kesempatan itu Tifatul menyempatkan diri berbuka puasa bersama 300 korban bencana alam yang terjadi 2 September lalu.

Meski hanya beralaskan tikar dan beratap terpal, senyum tawa sumringah terpancar dari ratusan ibu-ibu dan anak kecil yang sedang menikmati santapan buka puasa.

"Dalam situasi bagaimanapun kita tetap beribadah pada Allah SWT. Nasihat saya, adik-adik tetap belajar dan mengaji dalam kondisi apapun. Mudah-mudahan Allah mengganti yang lebih bagus lagi. Amin," kata Tifatul.

Hal itu disampaikannya saat menyapa warga Desa Jaya Pura, Kecamatan Cigalontang, Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (11/9/2009).

Tifatul mengaku prihatin atas musibah yang menimpa warga Tasikmalaya. Tifatul meminta warga untuk bersabar, terlebih bulan Ramadan ini adalah bulan yang penuh keberkahan.

"Umat Islam bagaikan satu tubuh, kami merasakan bahwa saudara kami sedang
kesusahan maka kami juga merasakan hal yang sama," ujar Tifatul.

Presiden PKS keempat itu menyusuri pemukiman warga untuk mengetahui seberapa parah kerusakan yang dialami warga. Dalam kesempatan itu PKS memberikan bantuan, di antaranya sejumlah paket sembako sebanyak 2 mobil boks, 32 Kg buah kurma, pakaian layak pakai, dan uang tunai Rp 500 Juta.

(mpr/sho)


Sumber: DetikNews



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Jumat, September 11, 2009

Gempa di Jawa Barat - Depdiknas Siapkan Dana Rp22 Miliar untuk Rekonstruksi dan Rehabilitasi Bangunan

Sukabumi, Sabtu (5 September 2009) -- Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menyiapkan dana Rp22 miliar untuk rekonstruksi dan rehabilitasi bangunan sekolah akibat gempa yang terjadi di Jawa Barat. Sementara untuk tahap tanggap darurat disediakan dana Rp2 miliar.

Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo saat memberikan keterangan pers di SMPN 1 Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat didampingi Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada rangkaian kunjungan kerjanya ke sejumlah sekolah yang terkena gempa, Sabtu (5/09/2009).

Pada kesempatan yang sama Mendiknas menyerahkan bantuan secara simbolis berupa tas dan seragam sekolah kepada Bupati Sukabumi Sukmawijaya. Total bantuan perlengkapan sekolah yang diberikan adalah 1.300 tas berikut isinya dan 1.000 seragam sekolah.

Mendiknas mengatakan, tahap pertama penanganan gempa di bidang pendidikan adalah tahap tanggap darurat yakni menginventarisasi sekolah yang telah rusak. Tahap kedua adalah rehabilitasi dan rekonstruksi. "Saya sudah sepakat dengan Gubernur bahwa hancur dan rusak berat adalah tanggung jawab Mendiknas untuk merehabilitasi dan merekonstruksinya, seperti yang berlaku di Jawa Tengah dan DIY. Kemudian yang rusak ringan adalah tanggung jawab gubernur, bupati, dan walikota," katanya.

Mendiknas mengimbau kepada masyarakat terutama perusahaan - perusahaan seperti halnya dalam kasus bencana Aceh, Jawa Tengah, dan DIY untuk turun tangan membantu rehabilitasi sekolah-sekolah di Jawa Barat. "Sehingga bencana ini kita ubah menjadi berkah untuk sektor pendidikan seperti yang terjadi di Aceh, Jawa Tengah, dan DIY. Sekarang ini secara fisik sekolah - sekolah yang paling bagus di Indonesia adalah di Aceh, Bantul, dan Klaten. Justru karena bencana," ujarnya.

Ahmad menyampaikan, berdasarkan data sementara paling terakhir yang diterima dari satuan koordinasi dan pelaksana (Satkorlak) bencana alam Jawa Barat pukul 06.00 wib., dari 12 kabupaten dan kota yang terlanda gempa terdapat 32 sekolah hancur kebanyakan terdapat di Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Garut. Sebanyak 674 sekolah rusak berat dan 608 rusak ringan. "Tidak ada korban jiwa karena sore hari sudah kosong suasananya," katanya.***








Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Rabu, September 09, 2009

Gempa Rusak 1.314 Sekolah: Mendiknas janjikan bantuan tanggap darurat

Minggu, 06 September 2009 pukul 01:57:00

SUKABUMI — Sebanyak 1.314 sekolah di wilayah Jawa Barat rusak karena gempa. Akibatnya, ribuan pelajar untuk sementara terpaksa bersekolah dan belajar di dalam tenda darurat.

“Dari data Satkorlak Jabar, jumlah sekolah yang han cur mencapai 32 unit, se kolah roboh atau rusak be rat mencapai 674 unit, dan sekolah rusak ringan se banyak 608 sekolah,” kata Gubernur Jabar, Ahmad Her yawan, saat mendampingi Mendiknas Bambang Sudibyo mengunjungi beKabupaten Sukabumi, Sabtu (5/9).

Menurut Heryawan, jumlah sekolah yang rusak paling banyak ada di Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, dan Garut. Sementara itu, Kota Bandung, Subang, dan Bekasi hingga kini belum melaporkan kerusakan meskipun di sana juga ada sekolah yang rusak akibat gempa.

Karena masih tanggap da rurat, ribuan pelajar yang sekolahnya rusak untuk sementara bersekolah dan belajar di dalam tenda. Pihaknya, lanjut dia, berkoordinasi dengan TNI-Polri untuk pengadaan ten da.

Di depan para korban gempa, Mendiknas Bambang Sudibyo menjanjikan bantuan tanggap darurat untuk sekolah rusak akibat gempa senilai Rp 2 miliar. “Dana tanggap darurat untuk menangani sekolah rusak akibat gempa mencapai Rp 2 miliar, jelas Mendiknas seusai meninjau SMPN 1 Cibadak, Sukabumi.

Selain itu, tambahnya, pe merintah pusat menyediakan dana rehabilitasi dan perbaikan sekolah rusak sebesar Rp 22 miliar. Fokus perbaikan yang dialoka sikan pemerintah pusat adalah sekolah yang hancur dan rusak berat. Sedangkan sekolah yang rusak ringan, akan dibantu perbaikannya oleh pemerintah provinsi (pemprov) dan pemerintah kota/kabupaten.

Menurut Mendiknas, saat ini pihaknya masih me lakukan pendataan jumlah sekolah yang rusak akibat gempa di daerah-daerah. Setelah langkah tanggap darurat, akan dilakukan sistem perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi gedung sekolah yang rusak, katanya. Diharapkan, proses rehabilitasi akan rampung pada tahun 2010.

Mulai sakit
Banyak pengungsi yang mulai terserang penyakit. Kemarin, seorang anak pengungsi di Kecamatan Cigalontang, Tasikmalaya, terserang muntaber. Anak itu, Nanda Nugraha Syam (7 tahun), sejak Sabtu (5/9) se kitar 04.00 WIB, mulai muntah-muntah disertai dengan diare. Badannya sangat lemas, kata Iwan Kurniawan, orang tua korban.

Di antara puluhan ribu pengungsi korban gempa bumi di Garut, juga mulai ada yang mengalami sakit demam dan panas. Menurut Camat Pameungpeuk, Jujun Juhana, ada anak, balita, dan orang tua yang ter serang demam akibat kurang tidur. Kami kekurangan enam tenda sehingga banyak di antara pengungsi yang terpaksa tidur di lapangan terbuka, katanya.

Menurut Kepala Puskesmas Cigalontang, Aam Nursalam, sanitasi yang kurang baik dan banyaknya pengungsi yang berada dalam satu tenda, menyebabkan para pengungsi mulai terserang penyakit. Beberapa penyakit yang mulai menyerang pengungsi, kata Aam, gangguan pernapasan (ISPA), diare, dan pegal-pegal.

Hingga kemarin, korban gempa yang mengungsi juga masih kesulitan untuk mendapatkan air bersih dan sarana mandi, cuci, serta kakus (MCK). Debu yang beterbangan masuk ke dalam tenda juga mengganggu pernapasan. Cuaca yang tidak menentu juga ikut memperparah keadaan.

Untuk mengatasi kekurangan MCK, Direktur Pengembangan Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum (PU), Tamim M Zakaria, mengatakan, di sekitar lokasi pengungsian Cigalontang akan dibangun dua unit MCK. Untuk Tasikmalaya, akan dibangun 10 MCK dan 50 unit hidran umum untuk menyediakan air bersih, katanya.

Menurut Tamim, sebanyak 105 unit hidran umum dan 70 unit MCK akan disebar di beberapa titik lokasi pengungsian di seluruh Jawa Barat. Antara lain, di Kuningan, Tasikmalaya, Bandung Barat, Bandung, Garut, dan Cianjur.

rig/c14/ant/ayh


Sumber: Republika




Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Gedung Sekolah Rusak Total Ditanggung Departemen Pendidikan


Sabtu, 05 September 2009 | 18:10 WIB

TEMPO Interaktif, Sukabumi - Departemen Pendidikan Nasional akan menanggung biaya perbaikan kerusakan gedung sekolah akibat gempa di Tasikmalaya pada Rabu (2/9). "Gedung sekolah yang hancur dan rusak berat menjadi tanggung jawab Departemen," papar Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (5/9).

Bagi gedung yang kerusakannya ringan hingga berat, Bambang menyerahkan tanggung jawab pada Gubernur dan Bupati setempat. Sedangkan kerusakan total akan ditanggung Departemen Pendidikan yang telah menyediakan anggaran Rp 22 milyar untuk rehabilitasi dan rekonstruksi. Serta tambahan Rp 2 milyar sebagai dana tanggap darurat. "Sisanya ditutupi anggaran 2010," jelasnya. Selain dana rehabilitasi, Departemen memberikan 1.300 tas berisi perlengkapan sekolah dan 1.000 seragam pada 12 sekolah yang dikunjungi Bambang.

Bambang berencana mengerahkan siswa Sekolah Menengah Kejuruan jurusan teknik sipil untuk membantu rehabilitasi. Dari data yang diperoleh departemen, kerusakan gedung sekolah akibat gempa tidak separah kejadian gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah tahun 2006.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan memaparkan jumlah sekolah yang rusak berat ada 32 gedung. "Sebagian besar di daerah Tasikmalaya, Ciamis, dan Garut," ungkapnya dalam kesempatan yang sama.
Laporan tersebut diperoleh dari data kerusakan 12 kabupaten/kota. Ahmad Heryawan menyatakan tinggal kota Bandung, Kabupaten Subang dan Kabupaten Bekasi yang belum melapor.

Adapun yang berstatus rusak berat, ia menjelaskan dengan jumlah kerusakan lebih dari tiga kelas ada 674 sekolah. Tercatat pula 608 gedung sekolah rusak ringan. "Yang rusak ringan, kelasnya tidak bisa dipakai, tapi gedungnya tidak roboh," imbuhnya.

DIANING SARI




Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Depdiknas Alokasikan Dana Perbaikan Sekolah Rp2 Miliar

Sabtu, 5 September 2009 - 19:04 wib

SUKABUMI - Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) RI mengalokasikan anggaran tanggap darurat untuk rehabilitasi bangunan sekolah yang rusak akibat guncangan gempa bumi sebesar Rp2 miliar. Sementara itu, Satkorlak Jawa Barat mencatat jumlah sekolah rusak akibat gempa mencapai 1.314 sekolah.

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo mengatakan dana tanggap bencana sebesar Rp2 miliar hanya akan dialokasikan terhadap bangunan sekolah yang ambruk serta rusak berat. Sedangkan bangunan sekolah yang mengalami rusak ringan menjadi tanggungjawab pemerintah daerah, baik provinsi maupun kota dan kabupaten.

"Untuk perbaikan sekolahrusak akibat gempa bumi sudah adaanggarannya Rp2 miliar. Ini untuk sekolah yang hancur dan rusak berat saja. Di luar dari dana bencana ini, kita sudah mengalokasikan anggaran rehabilitasi sekolah rusak sebesar kurang lebih Rp22 miliar," tutur Bambang Sudibyo saat meninjau gedung SMPN 1 Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (5/9/2009).

Bambang mengaku, sejauh ini kelembagaannya belum mendapatkan data secara keseluruhan jumlah sekolah rusak akibat gempa. Dalam tanggap darurat ini, depdiknas masih menitik beratkan pada inventarisir sekolah rusak. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan sistem perencanaan rehabilitasi dan rekontruksi gedung sekolah rusak yang dilakukan oleh semua tingkatan, baik pemerintah pusat, provinsi hingga kota dan kabupaten.

"Ditargetkan rehabilitasi ini berakhir 2010 mendatang," ungkap Bambang.

Dalam kunjungannya tersebut, Mendiknas Bambang Sudibyo menyerahkan bantuan kepada para pelajar yang menjadi korban gempa bumi berupa tas dan perlengkapan belajar. Seluruh bantuan peralatan sekolah tersebut diberikan melalui Bupati Sukabumi, Sukmawijaya.

Selain mengunjungi SMPN 1 Cibadak, Mendiknas yang didampingi Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meninjau sekolah lainnya yang terkena dampak gempa bumi, seperti di antaranya SDNN Ratu Mandala 1 dan SDN Citanglar 2 di Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi serta SMPN 2 Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur dan SMPN 2 Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur.

Sementara itu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menjelaskan berdasarkan data Satkorlak menunjukan jumlah sekolah rusak akibat gempa mencapai 1.314 sekolah. Dari jumlah tersebut, 32 sekolah diantaranya hancur, 674 sekolah lainya rusak berat dan 608 bangunan sekolah rusak ringan.

Heryawan mengatakan, jumlah sekolah rusak diperkirakan akan bertambah. Pasalnya masih ada beberapa daerah yang belum melaporkannya.

"Sekolah-sekolah rusak itu tersebar di 12 kota dan kabupaten. Terbanyak adalah Kabupaten Tasikmalaya, Garut dan Ciamis. Masih ada beberapa daerah yang belum melaporkan, seperti Kabupaten Bandung, Bekasi dan Kabupaten Subang," beber Heryawan.

Akibat kerusakan infrastrutur pendidikan ini, lanjut Heryawan, para pelajar yang bangunan sekolahnya rusak terpaksa harus melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam tenda darurat yang akan segera disediakan oleh TNI/Polri. Sedangkan untuk pelajar yang bangunan sekolahnya hanya mengalami kerusakan berat, akan diterapkan system gilir dalam penggunaan ruang kelas yang terbatas.

(Toni Kamajaya/Koran SI/hri)



Sumber: OkeZone



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Depdiknas Verifikasi Jumlah Gedung Sekolah Rusak

Minggu, 06 September 2009 | 21:15 WIB

JAKARTA--MI: Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) akan memverifikasi data jumlah gedung sekolah dan saranan pendidikan yang rusak akibat gempa bumi di Jawa Barat pekan ini, guna menentukan perbaikan melalui alokasi anggaran bencana alam.

Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Sudibyo, di Garut, Minggu (6/9) mengatakan ia telah menerima sejumlah gedung sekolah yang hancur, rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan akibat gempa bumi sehingga menyebabkan proses belajar mengajar menjadi terhenti dan terganggu.

"Kami sudah meminta bantuan kepada ITB (Institut Teknologi Bandung) dan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) untuk memverifikasi sekaligus melakukan evaluasi dan taksasi gedung-gedung yang hancur dan rusak," kata Bambang.

Dikatakannya, gedung sekolah yang hancur dan rusak berat akan diperbaiki oleh pemerintah pusat, sedangkan gedung sekolah yang rusak sedang dan rusak ringan akan diperbaiki oleh Pemerintah Pronsi Jawa Barat dan pemerintah kabupaten/kota setempat. Untuk menentukan sebuah bangunan sekolah rusak berat, kata dia, perlu dilakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana kerusakannya dan masih bisa digunakan atau harus dibongkar total, sekaligus dilakukan taksasi yakni apa saja yang harus diperbaiki dan berapa biayanya. "Untuk melakukan pendataan, evaluasi, dan taksasi, kami meminta bantuan para ahli bangunan di ITB dan SMK," katanya.

Dengan melakukan verifikasi data, evaluasi, dan taksasi, kata dia, agar data yang telah diberikan menjadi lebih akurat. Ia mencontohkan, definisi rusak berat dan rusak sedang saat ini masih relatif. Dengan dilakukan verifikasi data, sehingga batasannya menjadi lebih jelas.

Evaluasi dan taksasi, katanya, dilakukan pada tahap tanggap darurat. Setelah diperoleh data verifikasi beserta hasil evaluasi dan taksasi, maka perbaikan akan dilakukan pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Dalam verifikasi data tersebut, menurut dia, juga akan diverifikasi mana saja sekolah yang telah mendapat bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat dan mana yang belum.

"Bantuan dari alokasi anggaran bencana alam diprioritaskan pada sekolah yang belum mendapat bantuan DAK, sehingga tidak aad sekolah yang dua kali mendapat bantuan tapi ada sekolah yang tidak mendapat bantuan," katanya.

Mendiknas juga meminta pemerintah daerah untuk komit segera memperbaiki bangunan sekolah yang rusak sedang dan rusak ringan, agar proses belajar-mengajar bisa segera terlaksana seperti semua. "Pemerintah pusat dan pemerintah daerah bagi-bagi tugas dalam memperbaiki bangunan sekolah ini," katanya.

Menurut Bambang, pada tahap tanggap darurat, Depdiknas mengalokasikan dana sebesar Rp2 miliar dari anggaran Depdiknas tahun 2009, untuk percepatan proses belejar mengajar. Sedangkan pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, katanya, Depdiknas menganggarkan dana Rp22 miliar dari anggaran Depdiknas tahun 2010. Berdasarkan data Satkorlak Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Barat, ada sebanyak 32 bangunan sekolah hancur, 674 rusak berat, serta 688 rusak ringan, yang tersebar di 12 kabupaten. (Ant/OL-06)






Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Rehabilitasi Sekolah Akibat Gempa Ditargetkan Tuntas 2010


Tasikmalaya (ANTARA) - Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo menargetkan rehabilitasi sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa bumi di Jawa Barat tuntas pada 2010 mendatang.

"Bangunan yang rusak segera diinventarisasi dan diperbaiki dengan memasukan ke tahun anggaran (TA) 2009 dan 2010," kata Mendiknas di sela peninjauan kerusakan SMP dan SMA Cigalontang Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya, Minggu.

Menurut Mendiknas, perbaikan sekolah yang rusak berat akan dilakukan dengan melakukan rehab total, sekaligus menginventarisasi sekolah-sekolah yang berada di kawasan rawan bencana.

Namun demikian, Mendiknas belum bisa menaksir jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk proses pemulihan dan rehabilitasi sekolah-sekolah yang rusak itu.

"Kita masih menghitungnya, yang jelas tahapan tanggap darurat oleh pemerintah daerah, sedangkan untuk pembangunan dan rehab sekolah yang rusak akan kami (Depdiknas) tangani," katanya.

Mendiknas menyebutkan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Gubernur dan para kepala daerah terkait penanganan kegiatan belajar mengajar para siswa yang bangunan sekolahnya rusak berat.

Ia meminta kepala daerah bergerak untuk melakukan upaya penanganan kegiatan belajar mengajar sehingga tidak sampai terbengkalai.

"Saya berharap kepala daerah bergerak, bagaimana caranya agar para siswa lekas kembali belajar. Silakan tempatnya di mana mau di tenda, balai desa atau masjid. Jangan sampai mereka terlalu lama libur," kata Mendiknas.

Pada kesempatan itu, Mendiknas juga menyampaikan dukungan moralnya kepada para siswa, guru dan masyarakat di kawasan Cigalontang untuk tetap optimistis dan tidak larut dalam kesedihan akibat gempa.

Sementara itu, Depdiknas akan melibatkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan ITB untuk melakukan verifikasi rencana pembangunan kembali sekolah yang rusak.

"Setelah rehabilitasi disetujui pemerintah proses selanjutnya adalah proyeknya akan diverifikasi terlebih dahulu oleh SMK dan ITB. Proyek perbaikan rusak ringan dan sedang oleh SMK sedangkan yang berat oleh insinyur dari ITB," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Wahyudin Zarkasih menyebutkan, di Jawa Barat ada sekitar 800 sekolah mulai SD, MI, SMP, Tsanawiyah, SMA dan SMK yang rusak akibat gempa bumi berkekuatan 7,3 Skala Riechter (SR).

"Ada sekitar 800 unit sekolah yang rusak, semuanya masih diinventarisasi. Kerusakannya mulai berat, ringan dan sedang," kata Wahyudin.

Beberapa sekolah telah mengajukan untuk membuat sekolah tenda sambil menunggu proses rehabilitasi selesai.

"Kami berusaha memfasilitasi agar proses belajar mengajar tidak terganggu, Beberapa sekolah terpaksa diliburkan, namun diharapkan mulai Senin besok mereka sudah bisa konsolidasi dan belajar di tempat darurat," kata dia.(mel)


Sumber: Antara




Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Mendiknas dan Gubernur Pantau Sekolah Rusak Akibat Gempa

Oleh : Syahdan Alamsyah | 05-Sep-2009, 23:11:13 WIB

KabarIndonesia - Dana sebesar Rp 2 miliar dipersiapkan untuk bantuan tanggap darurat bagi seluruh sekolah rusak akibat gempa bumi. Hal ini dituturkan oleh Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Bambang Sudibyo saat mengunjungi sejumlah sekolah rusak di wilayah Kabupaten Sukabumi, Sabtu (5/9) siang kemarin.

"Dana tanggap darurat senilai Rp 2 miliar ini untuk menangani sekolah rusak akibat gempa,’’ jelas Bambang Sudibyo yang didampingi Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dan Bupati Sukabumi Sukmawijaya saat meninjau SMPN 1 Cibadak Kabupaten Sukabumi. Selain itu pemerintah pusat juga menyediakan dana rehabiilitasi dan perbaikan sekolah rusak mencapai Rp 22 miliar.

"Fokus perbaikan yang dialokasikan pemerintah pusat adalah sekolah yang hancur dan rusak berat. Sedangkan sekolah yang mengalami rusak ringan akan dibantu perbaikannya oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Kota dan Kabupaten," beber Bambang.

Saat ini pihaknya masih melakukan inventarisir jumlah sekolah rusak akibat gempa di sejumlah daerah.

"Setelah langkah tanggap darurat, maka akan dilakukan sistem perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi gedung sekolah yang rusak, baik oleh pemerintah pusat, Pemprov, Pemkab/Pemkot serta sekolah,’’ tandasnya.

Diharapkan proses rehabilitasi tersebut akan selesai pada tahun 2010 mendatang. Selain menjanjikan bantuan, Mendiknas secara simbolis memberikan bantuan tas dan perlengkapan belajar kepada para pelajar korban gempa kepada Bupati Sukabumi, Sukmawijaya.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Zaenal Mutaqin menuturkan bahwa data kerusakan sekolah di Kabupaten Sukabumi hingga 3 September 2009 telah mencapai 54 sekolah dengan berbagai kerusakan. Di SMP I Cibadak sendiri ada dua lokal yang mengalami rusak parah.

"Sekitar 48 lokal mengalami rusak parah dan 50 lebih mengalami rusak sedang," katanya.

Namun data tersebut dimungkinkan bisa bertambah karena masih ada masukan-masukan lain. Beliau juga mengharapkan agar jumlah kerusakan sekolah tidak bertambah lagi.

"Untuk jumlah anggaran, pihaknya harus memverifikasi kerusakan sekolah dan tetap berkoordinasi dengan pihak Provinsi dan pusat. Insya Allah tak sampai dua bulan sekolah yang rusak dapat segera diperbaiki," harapnya.

Sementara itu Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan bahwa sebanyak 1.314 sekolah di wilayah Jawa Barat rusak terkena guncangan gempa.

"Dari data Satkorlak Jabar, jumlah sekolah yang hancur mencapai 32 sekolah roboh atau rusak berat mencapai 674 unit dan sekolah rusak ringan sebanyak 608 sekolah,’’ tandas Ahmad Heryawan.

Informasi tersebut berasal dari 12 Kabupaten/Kota di Jabar. Menurut Heryawan, jumlah sekolah rusak paling banyak terjadi di Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis dan Garut. Sementara itu Kota Bandung, Subang dan Bekasi hingga kini belum melaporkan kerusakan meskipun di sana ada juga sekolah yang rusak akibat gempa.

"Karena masih tanggap darurat, maka para pelajar yang sekolahnya rusak untuk sementara belajar di dalam tenda,’’ tutur Heryawan.

Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan TNI-Polri untuk pengadaan tenda tersebut. Selain itu Heryawan juga mengatakan bahwa bagi sekolah yang masih tersisa sejumlah gedungnya, maka dapat dilakukan sistem giliran waktu belajar. Setelah dari SMPN 1 Cibadak, Mendiknas bersama Gubernur Jabar langsung meneruskan perjalanan untuk meninjau sekolah rusak lainnya ke SDN Ratu Mandala 1 Surade, Kabupaten Sukabumi, SDN Citanglar 2 Surade, SMPN 2 Sindangbarang Cianjur dan SMPN 2 Cidaun Cianjur (*)






Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Perbaikan Sekolah Rusak Akibat Gempa di Jabar

Minggu, 6 September 2009 | 22:15 WIB

Tasikmalaya (ANTARA News) - Biaya perbaikan gedung sekolah yang rusak berat akibat gempa bumi di wilayah Jawa Barat baru-baru ini akan dinggung pemerintah pusat, kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo.

"Biaya perbaikan sekolah yang rusak berat akan ditanggung pemerintah pusat," kata Menteri saat meninjau bangunan SMA Negeri Cigalontang, Tasikmalaya, Jawa Barat, yang mengalami kerusakan parah, Minggu.

Sementara bangunan sekolah yang rusak ringan dan sedang, kata Mendiknas biaya rehabnya ditanggung oleh pemerintah daerah dan provinsi.

Namun, kata Bambang, jumlah biaya perbaikan itu belum diketahui tetapi akan dikucurkan dari anggaran 2009 dan 2010 untuk seluruh sekolah yang rusak akibat gempa tersebut.

Ia meminta Dinas Pendidikan dan dinas terkait secepatnya memberikan data tentang kerusakan sehingga bisa dilakukan proses penentuan anggaran perbaikan khusus bangunan sekolah yang rusak berat atau ambruk.

Sementara menunggu perbaikan bangunan sekolah, Mendiknas meminta kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan dengan menggunakan fasilitas gedung yang ada, dan disarankan membangun tenda darurat untuk kegiatan belajar sementara.

"Atau kalau perlu belajar di tenda, dan pemerintah daerah segera menyediakannya supaya anak-anak tidak terlalu lama libur," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Idi S Hidayat mengatakan total sekolah yang rusak mencapai 586 unit yang terdiri atas 22 TK, 491 SD, 58 SMP, 11 SMA dan SMK serta empat unit bangunan kantor pendidikan dan jumlah kelas yang rusak mencapai 2.443 ruangan.

"Perbaikan bangunan sekolah yang rusak dibantu oleh pusat, dan bangunan sekolah yang ringan ditanggung oleh pemerintah daerah dengan dana yang harus disiapkan Rp20 miliar lebih," katanya.

Mengenai persiapan mendirikan tenda darurat untuk kegiatan belajar, ia mengatakan pihak pemerintah daerah sudah mempersiapkannya dan mulai Senin (7/9) para siswa mulai aktif belajar.

"Kami akan mempersiapkan tenda atau gedung yang layak untuk kegiatan belajar mengajar," katanya usai mendampingi Mendiknas.(*)


Sumber: Antara News



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Mendiknas, "Pusat Menanggung Biaya Rehab Akibat Gempa" 800 Sekolah Hancur



TASIKMALAYA, (PR).-
Sedikitnya delapan ratus sekolah di Jawa Barat hancur dan rusak berat akibat gempa di Tasikmalaya, Rabu (2/9) lalu. Pemerintah pusat melalui Departemen Pendidikan Nasional berjanji menanggung biaya rehabilitasi bangunan sekolah yang rusak berat dan hancur.

"Untuk yang rusak berat dan hancur, pemerintah akan menanggung seluruh biaya rehab," tutur Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo saat meninjau sejumlah lokasi bencana gempa bumi di Jawa Barat, Minggu (6/9).

Sementara sekolah dengan kerusakan sedang dan ringan, ditangani Pemprov Jabar dan pemkab/pemkot masing-masing daerah bencana. Sekolah-sekolah yang rusak itu akan diinventarisasi secepatnya sehingga perencanaan dan realisasinya bisa dilakukan segera.

Didampingi Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Wakhyudin Zarkasyi, Mendiknas mengunjungi Tasikmlaya dan Ciamis. Di Tasikmalaya, Mendiknas meninjau SD Negeri 4 Salawu, lalu SMP Negeri 1 Cigalontang, dan SMA Negeri Cigalontang. Sekolah yang ditinjau tersebut, semuanya hancur akibat gempa bumi yang terjadi beberapa hari lalu.
Bambang sempat menanyakan keberadaan Bupati Tasikmalaya Tatang Farhanul Hakim yang tidak ada di lokasi. Saat itu, hanya ada Wakil Bupati H.E Hidayat, Asisten Bidang Pembangunan Budi Utarma dan Kepala Dinas Pendidikan Tasikmalaya Idi Hidayat.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pendidikan Jabar Wakhyudin mengungkapkan, berdasarkan data sementara yang masuk, baru delapan ratus sekolah yang dilaporkan rusak. Jumlah itu kemungkinan akan bertambah mengingat belum semua sekolah yang rusak terdata. "Kami terus menginventarisasi sekolah yang rusak," ujar Wakhyudin.
Sementara Mendiknas Bambang Sudibyo menuturkan, penanganan kerusakan sekolah sebenarnya menjadi tanggung jawab kepala daerah. Pemerintah pusat dan gubernur sifatnya membantu. Namun, bantuan yang akan diberikan tentunya lebih besar dari pemerintah pusat.

Bantuan untuk tanggap darurat masing-masing daerah sebesar Rp 2 miliar. Untuk membantu rehabilitasi bangunan sekolah yang rusak, sudah dianggarkan sedikitnya Rp 22 miliar. Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan berupa seragam sekolah, alat tulis, dan lainnya.

Dari Tasikmalaya, Bambang melanjutkan kunjungan ke sekolah rusak di Kabupaten Ciamis. Beberapa sekolah yang dikunjungi di antaranya SDN 1 Pusakanegara di Kecamatan Baregbeg, SMKN 1 Cipaku Kecamatan Cipaku, SDN 2 Ciamis dan SDN 5 Ciamis di Kecamatan Ciamis.

Langkah berikutnya, yakni untuk penanggulangan sekolah rusak atau hancur, Depdiknas akan melibatkan ahli dari ITB dan guru SMK untuk melakukan verifikasi, evaluasi, dan penilaian terhadap sekolah yang rusak. Ahli dari ITB nanti akan meneliti apakah sekolah itu harus direlokasi atau tidak, termasuk menilai apakah konstruksi bangunan yang tersisa masih bisa dimanfaatkan atau tidak. "Pemerintah juga melakukan nota kerja sama dengan gubernur, dilanjutkan ke kepala daerah, terkait rehabilitasi sekolah," tutur Menteri.

Tahan gempa
Di Ciamis, Bambang mengungkapkan, sebagian besar bangunan sekolah di Indonesia belum tahan gempa. Dia meminta mulai tahun ini, sekolah yang dibangun sudah harus mampu menahan guncangan gempa dengan kekuatan 7 pada skala Richter (SR).
Dikatakan, sudah seharusnya bangunan sekolah yang direhabilitasi sudah tahan terhadap gempa. Sejauh ini, yang memenuhi standar tersebut jumlahnya masih sedikit.
Diungkapkan, ada beberapa sekolah yang bangunannya dirancang tahan gempa, di antaranya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Wilayah tersebut sebelumnya juga menjadi korban bencana gempa bumi.

Dengan begitu, menurut Bambang, apabila terjadi gempa, sekolah menjadi tempat perlindungan yang aman. Bukan sebaliknya menjadi bangunan yang harus dijauhi.
Dia juga mengungkapkan, jumlah sekolah yang rusak akibat gempa di Jawa Barat kali ini lebih sedikit dibandingkan dengan gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Mendiknas mengatakan, langkah awal menangani kondisi ini adalah melalui tanggap darurat. Kegiatan belajar- mengajar harus berjalan kembali secepatnya.
Pengalaman di Aceh dan Yogyakarta ketika ada gempa, proses belajar-mengajar tetap berlangsung. Bahkan ujian nasional bisa diselenggarakan. Begitu juga harus diusahakan di Jawa Barat, harus dicari solusinya.
"Saya serahkan ke pemerintah daerah setempat. Jangan sampai anak menjadi malas belajar," katanya.

Lamban
Empat hari pascagempa, Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya terkesan lamban dalam penanganan tanggap darurat. Hingga Minggu (6/9), pihak Disdik ternyata belum menghitung jumlah bangunan sekolah yang rusak. "Data kami masih belum valid. Kami masih mendata," kata Sekretaris Disdik, Oslan Khaerul Falah.
Menurut data di Pemkot Tasikamalaya, sejumlah sekolah di wilayah setempat mengalami kerusakan. Rata-rata rusak ringan sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar- mengajar.

"Kegiatan belajar tetap jalan. Apalagi sebentar lagi libur Lebaran. Beberapa sekolah bahkan sudah ada yang menghentikan kegiatan belajar, dan menggantinya dengan kegiatan pesantren kilat," tutur Oslan.

Tetap belajar
Dari Kabupaten Cianjur dilaporkan, meski banyak sekolah rusak, setiap sekolah diintruksikan tetap melaksanakan kegiatan belajar seperti biasa. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur Saiful Milah mengatakan, pihaknya menyampaikan instruksi kepada para kepala sekolah melalui kepala cabang dinas. Isinya agar kegiatan belajar dilaksanakan seperti biasa, tidak terganggu kerusakan kelas.

Menurut dia, kegiatan belajar tetap dilaksanakan dengan menggunakan ruangan yang masih ada, ataupun tempat darurat, termasuk tenda. "Paling penting proses belajar siswa tetap berjalan. Menggunakan tempat darurat, tidak apa-apa," ungkapnya.
Diakuinya, pascagempa banyak orang tua siswa yang menjemput anaknya saat sedang belajar. Mereka masih trauma dengan kejadian gempa. Ditambah lagi, dalam waktu dekat sekolah juga akan memasuki masa libur. "Kami sudah menyampaikan arahan kepada para kepala sekolah agar memberikan pemahaman kepada orang tua sehingga anak bisa tetap belajar," tuturnya.

Dijelaskannya, di sela-sela suasana duka saat ini, dunia pendidikan Cianjur mendapat kabar gembira, yaitu akan mendapat penghargaan berupa Anugerah Aksara. "Bapak Bupati mendapat penghargaan Anugerah Aksara yang ketiga kalinya dari Presiden RI. Rencananya akan diserahkan di Cirebon, Selasa," ujarnya.

Mengenai jumlah ruangan kelas yang rusak, dikatakannya, hingga saat ini pendataan masih dilakukan. (A-97/A-101/A-14/A-116)***






Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP