Kami Mengucapkan Terimakasih kepada Semua Pihak yang telah membantu Menyukseskan Perhelatan Akbar
Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009

di Jakarta 3 s.d. 9 Agustus 2009

Sampai Ketemu di OSN Tahun 2010 di Medan, Sumatera Utara

Headline News

NATIONAL NEWS

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Sabtu, Juni 20, 2009

Cici Paramida Tutup Pintu Damai Untuk Suami


Cici Paramida akan kembali melaporkan suaminya itu karena telah membohongi dirinya.

Jum'at, 19 Juni 2009, 14:26 WIB
Finalia Kodrati

VIVAnews - Suami Cici Paramida. Ahmad Suheabi telah ditahan di Polres Bogor. Cici pun tak akan berdamai dengan pria tersebut. Bahkan, Cici berniat untuk melaporkan kembali suaminya itu ke pihak berwajib atas kebohongannya selama ini kepada Cici.

"Dia itu telah membohongi Cici. Bilangnya sudah duda tetapi belum. Kita akan melaporkan dia karena telah berbohong dalam akta pernikahannya. Kita akan kumpulkan bukti-bukti dulu," kata Ferry Amarhorseya, saat dihubungi VIVAnews, Jumat 19 Juni 2009.

Menurut Ferry, dalam laporannya nanti, mereka akan mengarahkan laporan itu pada pasal 266 KUHP tentang memasukkan keterangan palsu dalam suatu akta otentik.

"Ancamannya itu 7 tahun penjara," tambahnya.

Cici memang sangat sakit hati dengan kebohongan yang telah dilakukan oleh suaminya tersebut. Gara-gara itu, Cici sempat dituding merebut suami orang. Hal itu membuat Cici tidak tenang dan menanyakan kebenaran tersebut kepada suaminya.

Kabarnya, masalah itu membuat keduanya bertengkar dan memilih untuk pisah rumah. Cici dan Ebi telah pisah rumah selama 1,5 bulan. Padahal, usia pernikahan mereka baru berjalan tiga bulan.

Sekedar informasi, suami Cici ditahan di Polres Bogor karena diduga telah melakukan kekerasan rumah tangga terhadap Cici.

Cici sendiri rencananya akan menggelar konperensi pers sore ini di sebuah hotel berbintang.

Sumber: VIVAnews




Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Cici Paramida Minta Rekonstruksi Digelar



"Minta rekonstruksi biar jelas peristiwa yang sebenarnya itu seperti apa,"

Selasa, 16 Juni 2009, 13:30 WIB
Finalia Kodrati, Beno Junianto

VIVAnews - Cici Paramida ingin menyelesaikan kasusnya dengan sang suami, Ahmad Suhebi dituntaskan secara hukum. Penyanyi dangdut ini meminta agar pihak kepolisian menggelar rekonstruksi peristiwa yang membuat wajahnya luka parah.

Kasus yang melibatkan Cici Paramida dengan Ahmad Suhebi memang masih simpang siur. Pihak keluarga Cici meminta agar kepolisian menggelar rekonstruksi.

"Minta rekonstruksi biar jelas peristiwa yang sebenarnya itu seperti apa. Biar orang-orang juga tahu yang sebenarnya itu kayak apa," kata Rosita, tante Cici saat ditemui di kediaman Cici di Jalan Swasembada Barat Raya VI, Jakarta Utara, Selasa 16 Juni 2009.

Menurut perempuan yang akrab disapa Ita ini, Cici sangat sedih saat melihat berita-berita di televisi. Namun, Cici tak mau peduli dengan apa yang dikatakan Ebi. Dia hanya butuh kebenaran.

"Yang dibutuhkan Mbak Cici saat ini adalah kebenaran. Mbak Cici sangat trauma dengan kejadian ini," tambahnya.

Menurut keluarga Cici saat ini kondisi pelantun 'Candu Asmara' itu sedang tidak fit. Secara psikis Cici sangat terpukul dengan peristiwa yang menimpanya. Saat ini, Cici sedang dalam perawatan dokter.

Sumber: VIVAnews



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Adhyaksa Dault: Saya Kecewa Dengan Suhebi


"Saya pernah bilang ke Cici, kalau suaminya itu sudah kawin berkali-kali,"

Selasa, 16 Juni 2009, 15:20 WIB
Irina Damayanti, Gestina Rachmawati


VIVAnews - Menpora Adhyaksa Dault tak bisa menyembunyikan kekesalannya terhadap Ahmad Suhebi, suami Cici Paramida. Dia mengaku kaget saat mendengar kabar ini. "Cici sudah menelpon saya dua kali," kata beliau.

Keributan yang terjadi antara Cici Paramida dan Ahmad Suhebi, sangat mengagetkan Menpora, Adhyaksa Daud. "Cici sudah menelpon saya dua kali, tadi malam dan tadi pagi. Saya kesal sekali karena Suhebi tak bisa menghargai seorang wanita," ujar Pak Menpora yang ditemui para wartawan di kantornya.

Cici Paramida dan Menpora Adhyaksa Dault diketahui memiliki hubungan keluarga satu mandar. Oleh karenanya, Adhyaksa merasa sangat kesal terhadap ulah Ebi. "Saya sudah menasehati Cici sebelum dia nikah, saya pernah bilang, kalau calon suaminya itu sudah pernah menikah berkali-kali, kamu harus berhati-hati.

Tapi saat itu Cici mengatakan. " Iya Om, sudah saya pertimbangkan dalam-dalam, makanya saya ambil keputusan ini," ujar Adhyaksa yang meniru ucapan Cici saat mengambil keputusan menikahi Suhaebi.

Adhyaksa pun mengungkapkan lagi kekesalannya. "Benar-benar keterlaluan, Cici udah ditabrak lalu ditinggal gitu aja. Itu namanya bukan laki-laki, sangat nggak pantas, apalagi mereka baru menikah beberapa bulan," ujar Pak Menpora lagi.

Beliau pun akhirnya hanya berkomentar pasrah dan menganggap ini menjadi pelajaran. "Mungkin ini sudah jalan hidup Cici, saya hanya bisa bilang sabar sama dia. Saya juga mengingatkan bagi para pelaku KDRT bisa terkena hukuman 5 tahun penjara," tandas beliau menegaskan.

Sumber: VIVAnews




Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Praha Rumah Tangga Cici Paramida Adhyaksa: Suhebi Bakal Kena Batunya


"Saya akan bicara pada orang tua Cici, karena waktu itu saya yang terima lamarannya,"

Selasa, 16 Juni 2009, 16:13 WIB
Irina Damayanti, Gestina Rachmawati

VIVAnews - Ditemui di kantor Menpora, Selasa, 16 Juni 2009, Adhyaksa Dault merasa bertanggung jawab atas peristiwa yang menimpa Cici Paramida. "Apalagi waktu itu saya yang menerima lamarannya," ujar Pak Menpora.

Saat Cici akan menikah, Menpora Adhyaksa Dault bertindak sebagai saksi pernikahannya. Kebetulan beliau juga masih satu keluarga besar mandar dengan Cici Paramida.

"Jujur waktu dulu ingin melamar Cici pun, kita nanya-nanya dulu, karena kita keluarga mandar benar-benar nggak tahu siapa dia. Begitu kasus ini muncul, kami pun akan bertindak, karena ini sudah bukan menjadi masalah pribadi Cici, tapi sudah menjadi masalah seluruh keluarga mandar," tegas beliau.

Menanggapi isu tentang Cici Paramida yang sudah pisah ranjang selama 1,5 bulan, Menpora Adhyaksa Dault mengaku tak tahu menahu. Tapi dia sempat mengatakan saat diundang untuk menyanyi di pengajian tanggal 7 Juni yang lalu, Cici terlihat datang sendiri tanpa suaminya. "Saat itu saya tanya, mana suami kamu, tapi Cici bilang Suhebi sedang ada acara jadi tidak bisa menemaninya," tandas beliau.

Rumor Cici akan segera bercerai pun, belum bisa dipastikan. "Ini akan dibicarakan nanti, karena menyangkut keluarga besar mandar. Padahal dulu dia minta Cici baik-baik, mau dimaafkan atau tidak, semuanya tergantung Cici," ungkap Pak Menpora.

Menpora Adhyaksa Dault pun setuju kalau masalah ini harus diselesaikan dengan hukum. Beliau juga akan mengusahakan agar Cici bisa menggelar konferensi pers, hari Jumat mendatang.

"Saya heran dengan Suhebi, dia sudah nikah empat kali tapi kelakuannya nggak berubah. Saya yakin suatu saat dia akan kena batunya," tambah Adhyaksa Dault.

Sumber: VIVAnews



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Suami Akan Laporkan Balik Cici ke Polisi


"Kita akan melakukan tindakan hukum sesuai dengan undang-undang,"

Rabu, 17 Juni 2009, 09:45 WIB
Finalia Kodrati

VIVAnews - Suami Cici Paramida, Ahmad Suheabi menganggap laporan istrinya ke Polres Bogor merupakan kebohongan belaka. Dia berniat akan melaporkan balik Cici ke pihak berwajib.

"Berdasarkan fakta-fakta kita dapat mengkualifikasikan tindakan si pelapor (Cici) adalah tindakan keterangan palsu. Maka kita akan melakukan tindakan hukum sesuai dengan ketentuan yang sudah diatur oleh undang-undang," kata kuasa hukum Ahmad Suheabi, Zul Hendri Hasan seperti dilansir dari Espresso, Rabu 17 Juni 2009.

Dalam acara jumpa pers itu, pria yang akrab disapa Ebi ini juga ikut hadir. Ebi berusaha terlihat tenang dalam menjelaskan kronologi peristiwa yang terjadi pada Minggu 14 Juni malam lalu yang membuat wajah Cici luka-luka akibat keserempet mobilnya.

Ebi membantah bila dirinya melakukan tindakan kekerasan terhadap istrinya. Dia mengatakan tak mungkin melakukan hal tersebut kepada Cici. Namun, pada kesempatan itu, pria yang berprofesi sebagai pengusaha itu mengaku dirinya berada di mobil dengan perempuan yang bernama Ami. hal ini berbanding terbalik dengan pengakuan Ebi saat usai menjalani pemeriksaan di Polres Bogor, Senin 15 Juni malam lalu, Ebi membantah bila dirinya bersama seorang perempuan di dalam mobil.

Pria yang senang menggunakan pakaian berwarna putih itu lagi-lagi menjelaskan bila pada saat itu, dirinya tidak melihat Cici di dekat mobilnya.

"Saya nggak tahu ada orang, yang saya lihat hanya enam orang berbadan kekar. Saya hanya memikirkan keselamatan saya dan saya langsung tancap gas," tandasnya.

Sumber: VIVAnews




Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Suami Cici Tersinggung dengan Ucapan Menpora


Pihak Suheabi merasa tersinggung dengan pernyataan Menpora Adhyaksa Dault.

Rabu, 17 Juni 2009, 15:55 WIB
Finalia Kodrati, Windratie

VIVAnews - Kisruh antara Cici Paramida dengan suaminya, Ahmad Suheabi masih terus memanas. Berbagai pihak memberikan komentarnya. Pihak Suheabi merasa terpojok dan tersinggung dengan pernyataan Menpora Adhyaksa Dault.

"Pernyataan Bapak Adhyaksa Dault itu sudah masuk kualifikasi penyerangan terhadap nama baik seseorang, itu akan kita hitung dan jadi persoalan tersendiri," kata Zul Hendri Hasan, kuasa hukum Ahmad Suheabi dan Ami saat ditemui di kantornya di Tendean Square, Mampang, Jakarta Selatan, Rabu 17 Juni 2009.

Namun, Zul belum mengungkapkan secara pasti, apakah Suheabi akan menuntut Adhyaksa Dault secara hukum atau tidak. Menurut Zul, kliennya itu sangat keberatan dengan pernyataan dari Menpora.

Sekedar informasi, Selasa 16 Juni kemarin, Menpora Adhyaksa Dault memberikan tanggapannya terhadap kasus yang menimpa Cici Paramida. Dia merasa geram dan kecewa dengan tindakan kekerasan yang dilakukan Suheabi terhadap Cici. Pria berkacamata itu mengatakan Suheabi tak menghargai wanita. Adhyaksa menambahkan tindakan Suheabi kepada Cici bukanlah tindakan laki-laki dan sangat keterlaluan.

Cici Paramida dan Menpora Adhyaksa Dault diketahui memiliki hubungan keluarga. Oleh karenanya, Adhyaksa merasa sangat kesal terhadap ulah Ebi.

Sumber: VIVAnews




Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Media Malaysia Terus Beritakan Kasus Manohara

Senin, 15 Juni 2009

Sejumlah media di Malaysia masih terus memberitakan kasus Manohara dan Tengku Muhammad Fakhry. Berita Harian misalnya, melansir laporan Fakhry ke polisi yang menyangkal telah menganiaya istrinya.

Salah satu media yang cukup berpengaruh di Malaysia tersebut mengutip komentar Fakhry atas laporannya ke polisi. “Saya ingin melaporkan bahwa tuduhan yang timbul atau dilemparkan terhadap saya melalui media massa Indonesia dan Malaysia, serta negara lain oleh Manohara dan ibunya, Daisy Fajarina adalah fitnah dan pembohongan yang amat besar,” kata Tengku Muhammad Fakhry dalam laporan polisi yang dibuatnya. Ketua Polis Kuala Lumpur, Datuk Wira Muhammad Sabtu Osman mengesahkan menerima laporan itu dan sudah mengambil keterangan Tengku Muhammad Fakhry.

Sementara itu, Malaysiakini.com juga mengulas kasus yang dialami Manohara dan Fakhry. Dalam salah satu tulisannya, situs negeri jiran ini mengutip komentar nara sumber mereka yang menyatakan agar menyerahkan kasus ini ke polisi dan meminta para menteri untuk menahan diri dalam mengeluarkan komentar.

Uda

Sumber: Tabloid Nova



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Cici Paramida Siap Hadapi Gugatan Eby


Sabtu, 20 Juni 2009

Cici Paramida siap menjalani pemeriksaan di Polres Bogor terhadap kasus yang menimpanya. "Mbak Cici akan datang memenuhi panggilan kepolisian. Kami juga akan melaporkan pasal 266 KUHP yang isinya menyuruh dan memberikan keterangan tidak benar ke dalam akta otentik. Tapi kami akan mengumpulkan bukti otentik," tutur pengacara Cici, Ferry Amarhoseya, SH.

Cici pun siap menghadapi laporan Eby ke polisi. "Tapi belum ada panggilan pihak kepolisian terkait pelaporan saudara Eby," ucapnya. Ia menambahkan, Cici sebagai pihak yang teraniaya justru semakin dipojokkan dengan pernyataan Eby. "Kita menyaksikan Cici teraniaya dan memerlukan perawatan. Kami merasa perlu mendampingi karena Eby menyebarkan kebohongan kepada media," ujar Ferry

Okki, Astri

Sumber: Tabloid Nova



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

'Pihak Kelantan Panik'


Jumat, 12 Juni 2009

Pernyataan Dubes Indonesia untuk Malaysia, Da'i Bachtiar bahwa Manohara tidak perlu meminta maaf secara pribadi melainkan melalui media massa, ditanggapi oleh salah seorang kuasa hukum Manohara, Farhat Abbas.

"Ini bukan saat yang tepat meminta maaf. Sekarang yang penting bagaimana negara aktif dan tidak lamban," ujar Farhat ketika dihubungi tabloidnova.com, Jumat, (12/6).

Sementara itu terkait kabar rencana pihak Tengku Fakhry menggugat balik Manohara, Farhat menilai hal tersebut hanya bentuk kepanikan dari pihak Kelantan. "Itu untuk mengalihkan isu," pungkas Farhat.

Lantas, bagaimana dengan status tawaran kontrak Manohara dengan sebuah production house? "Saya belum dengar," ucap Farhat menutup pembicaraan.

Astri


Sumber: Tabloid Nova



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Hotman Paris Hutapea : "Manohara Diperkosa di Kapal Pesiar"


Rabu, 17 Juni 2009

Manohara didampingi ibu dan pengacaranya, Hotman Paris Hutapea, tiba di Bareskrim Mabes Polri, tepat jam 11.00 Wib, Rabu (17/6). Hotman menjelaskan, kedatangan mereka untuk menyerahkan bukti yang sudah diperoleh.

"Agendanya menyerahkan bukti tiket kapal pesiar dimana Mano pernah diperkosa Fakhry. Pada waktunya kami akan menyerahkan bukti-bukti telepon genggam Mano yang berisi gambar penyiksaan. Kami juga akan mendatangkan tokoh dari Malaysia yang akan memfasilitasi kasus ini," kata Hotman.

Manohara sendiri menegaskan, ia sangat serius menghadapi kasus ini. "Buktinya hari ini harusnya syuting, tapi karena harus membuat BAP, jadinya saya harus kesini," ucapnya.

Isna

Sumber: Tabloid Nova



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Cici Paramida Terkena Karma?


Selasa, 16 Juni 2009

Siapapun yang mendengar kabar ini akan terbelalak melihat kenyataan yang dialami Cici Paramida dan Ahmad Suhaeby alias Eby. Sungguh ironis, pernikahan yang digelar di Mekkah tersebut kini dibungkus kejadian memalukan. Dengan muka lebam, Cici melaporkan suaminya ke polisi akibat insiden di Puncak yang diduga akibat hadirnya wanita lain.

Saat akan menikah tiga bulan silam, Cici bahkan sempat merahasiakan pria yang akan mendampinginya. Cara yang diambil Cici sempat mengundang tanya.Kenapa harus merahasiakan pria pujaannya? Status Eby belum jelas ketika itu, apakah duda atau masih beristri. Apalagi muncul Neni, wanita yang mengaku sebagai istri. Namun Cici pasang badan membela Ahmad Suhaeby. "Dia statusnya bukan suami orang," tegas Cici.

Seakan tak peduli, Cici dan Eby menggelar resepsi mewah, termasuk pesta di rumahnya untuk tetangga dan warga sekitar. Kini semua seperti cepat berubah. Cici seolah mengalami hal yang sama seperti yang dirasakan Neni, istri Eby terdahulu. Benarkah Cici terkena hukum karma? Kita tunggu saja.

Uda

Sumber: Tabloid Nova



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Menteri Adhyaksa Siap Hadapi Tuntutan Suami Cici


Sabtu, 20 Juni 2009 | 18:15 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Adhyaksa Dault melalui pengacaranya Umbu S. Samapaty menyatakan siap menghadapi tuntutan suami Cici Paramida, Ahmad Suhaebi. Ebi, panggilan suami Cici yang kini menjadi tersangka tindak kekerasan dalam rumah tangga, melaporkan Adhyaksa ke Polda Metro Jaya pada Jumat (19/6).

Suhaebi merasa namanya dihina dan dicemarkan oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga itu. "Tidak ada kata-kata yang di luar kontrol. Apabila Suhaebi merasa berkeberatan akan statemen klien kami, sebagai pihak kuasa hukum sangat siap dan sangat serius karena ini menyangkut harkat dan martabat," ujar Umbu, Sabtu (20/6)

Kasus ini bermula dari reaksi Adhyaksa atas peristiwa yang menimpa Cici. Penganyi dangdut itu pada Jumat (12/6) bertengkar dengan Ahmad Suhaebi. Akibat dari keributan itu, Cici terserempet mobil yang dikendarai suaminya, sehingga ia mengalami luka cukup parah di bagian kepala.

Adhyaksa yang masih punya hibungan saudara dengan Cici merasa tidak terima. Ia memberi pernyataan secara spontan bahwa suami Cici Paramida orangnya botak dan tukang kawin. "Dalam hal ini Adhyaksa bertindak mewakili keluarga Cici dan kapasitasnya bukan sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olahraga," tutur Umbu.

Ditambahkan Umbu, "Klien kami mengatakan suami Cici itu botak. Kalau saya mengatakan saudara Ebi rambutnya tebal dan seorang bujang, itu berarti bohong. Artinya, ini yang dibicarakan adalah fakta," ungkap Umbu. Umbu juga menyatakan pihaknya menghargai laporan Ahmad Suhaebi dan siap untuk melayani gugatannya.

Kisruh rumah tangga Cici pada Jumat (12/6) bermula saat Ahmad Suhaebi memberitahukan Cici Paramida bahwa akan ke Demak untuk melayat guru spiritualnya. Namun, Cici mendapat informasi bahwa suaminya berada di Bandara Soekarno Hatta. Atas informasi itu Cici lantas menelepon dan mengatakan ingin menyusul ke Demak, tapi dijawab Suhaebi, "Tidak usah."

Cici kemudian meminta adiknya mengecek ke rumah suaminya. Ternyata benar, ada mobil Toyota Range Rover milik Ahmad Suhaebi. Mobil tersebut keluar menuju puncak pada Sabtu pagi. Atas berita tersebut Cici menyusul ke puncak Bogor pada Minggu (14/6) dengan mobil Alphard dan parkir di sebuah tempat. Tak berapa lama ia memergoki mobil suaminya.

Saat mobil Ahmad Suhaebi melaju, segera diberhentikan Cici. Dengan nada marah Cici mengetuk kaca jendela mobil Range Rover, di dalamnya ada seorang perempuan yang tak dikenal Cici. Suhaebi tak mau membuka kaca jendela mobil, ia malah menjalankan mobilnya. Cici terus mencoba menghadang. Akibatnya, Cici tertabrak. Kronologis inilah yang dilaporkan Cici ke polisi dan Ahmad Suhaebi dijadikan tersangka. Dua hari kemudian Ahmad Suhaebi ditahan.

SARI NASYA




Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Suami Cici : Kami Sudah Pisah Ranjang


Selasa, 16 Juni 2009

Ahmad Suhaeby alias Eby memberi pernyataan mengejutkan. Ia mengakui sudah pisah rumah dengan Cici Paramida. Namun pria yang berprofesi sebagai pengusaha ini tak mau mengungkapkan alasan dibalik keputusannya tersebut. "Kami sudah pisah rumah sejak 1,5 bulan. Ada alasan yang terlalu pribadi," tuturnya.

Eby kembali menyatakan tak sengaja menyakiti Cici Paramida. "Itu masih istri saya. Tidak mungkin saya melakukan penganiayaan terhadap istri. Saya dihadang orang, tak ada cara lain selain melarikan diri," ucapnya saat ditemui di Polres Bogor, Senin (15/6). Cici sendiri sudah melaporkan kasus yang dialaminya ke Polres Bogor.

Okki


Sumber: Tabloid Nova



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Cici Paramida Merasa Malu


Jum'at, 19 Juni 2009 | 19:44 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Penyanyi dangdut Cici Paramida mengaku malu dengan kejadian yang menimpa bahtera rumah tangganya dengan sang suami Ahmad Suhaebi. Ia pun merasa dibohongi suaminya sejak awal pernikahannya.

"Ini sudah terjadi, keluarga besar saya dan saya juga sudah malu dengan kejadian ini," ujar Cici ketika menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa dirinya di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Jumat (19/8).

Cici, 35 tahun, juga mengaku telah pisah ranjang dengan Ahmad Suhaebi. Pasalnya, Cici merasa dibohongi sejak awal pernikahannya dengan pengakuan Suhaebi yang menyatakan telah menduda selama lima tahun.

Cici telah melaporkan suaminya atas tuduhan penganiayaan ringan dan keterangan palsu. Insiden tersebut terjadi pada Ahad (14/6) malam lalu setelah Cici memergoki suaminya dengan wanita lain dalam satu mobil di Puncak, Bogor. Ketika Cici menghampiri mobil tersebut, Suhaebi justru menjalankan mobil tersebut sehinggak Cici tersungkur ke aspal. Akibat kejadian itu, Cici mengalami luka-luka lebam di dagu sebelah kanan, luka robek pada pelipis mata sebelah kanan, dan luka robek pada tangan dan kaki.

Ahmad Suhaebi sendiri sebelumnya menyatakan bahwa dirinya tidak mengetahui jika yang diserempet tersebut ada Cici. Pihak Ahmad Suhaebi juga mengatakan bahwa ia menyerempet orang tersebut karena terintimidasi oleh orang berbadan tegap dan membawa senjata.

Mengenai laporan Ahmad Suhaebi ke polisi yang menyebutkan ada empat orang berbadan tegap dan seseorang bersenjata menghampirinya, Cici membantah. "Itu semua tidak benar," ujar Cici.

Menurut Cici, di dalam mobilnya saat mengejar Ahmad Suhaebi, hanya ada empat orang yaitu dirinya, sepupunya, sopir, dan asisten Cici. Sementara, lanjut Cici, yang turun menghampiri mobil Ahmad Suhaebi hanya dirinya dan sepupunya, Alu.

Hal senada diungkapkan pengacara Cici, Ferry Amahorseya. "Cici hanya datang menghampiri mobil ditemani satu orang yaitu Alu, sepupunya," ujar Ferry.

SARI NASYA





Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Keluarga Cici Paramida Merasa Dibohongi


Selasa, 16 Juni 2009

Keluarga Cici Paramida mengaku kaget saat mengetahui kabar Ahmad Suhaeby alias Eby punya istri siri menjelang resepsi 15 Maret 2009. Kekagetan bermula ketika membaca berita di media soal istri siri Eby bernama Neni. "Kami semua kaget. Ketika saya tanyakan, Eby mengiyakan pernah nikah siri. Kami merasa dibohongi saat itu," ujar tante Cici Paramida, Ita dengan suara bergetar.

"Kami syok berat, tapi berusaha percaya dengan kata-katanya. Eby minta maaf dan bilang sudah cerai dua tahun lalu, tapi berubah lagi menjadi lima tahun. Dia pernah kembali lagi ke Bu Neni, lalu cerai lagi. Dia kekeuh mengatakan sudah bercerai. Keluarga bingung, tapi tetap percaya omongannya," ujar Ita.

Astri

Sumber: Tabloid Nova



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Kronologis Kasus Cici Paramida dan Suami


Selasa, 16 Juni 2009

Apa yang sesungguhnya terjadi antara Cici Paramida dan suaminya, Ahmad Suhaeby alias Eby di Puncak, Jawa Barat dituturkan Alu, sepupu Cici saat ditemui Selasa (16/6) di kediaman penyanyi dangdut tersebut. Menurut Alu, Cici bersama dirinya saat itu tengah naik mobil. "Mungkin feeling istri, saya bersama Cici naik mobil alphard dan melihat mobil Mas Eby di Jalan Poros, Cisarua. Kami langsung mengikuti. Saat itu jalan macet," ungkap Alu.

Saat mereka sudah dekat dengan mobil Eby, Cici turun. "Cici ngetuk pintu dan minta Eby turun, tapi enggak digubris. Kami lalu menuju ke depan mobil Eby. Cici minta dia turun lagi. Disamping Eby ada perempuan. Tanpa diduga, mobil tiba-tiba tancap gas dan menabrak Cici sampai tersungkur dan terpental. Saya lalu membawa Cici ke mobil," terang Alu.

Tak jauh dari lokasi, ada petugas polisi. "Saya minta tolong dan bilang ada tabrak lari. Saya dibonceng salah satu motor untuk mengejar mereka sampai akhirnya dapat," ujarnya. Mereka lalu melaporkan kasus ini ke polisi.

Astri

Sumber: Tabloid Nova

Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Kronologi Peristiwa Versi Suami Cici Paramida


"Terlalu banyak fakta yang diputarbalikan," ujar Zul Hendri

Kamis, 18 Juni 2009, 11:46 WIB
Irina Damayanti, Windratie

VIVAnews - Menurut Zul Hendri Hasan, dalam kasus ini banyak fakta yang tak sesuai dan diputarbalikan oleh satu pihak. Inilah kronologi peristiwa menurut pihak pengacara suami Cici Paramida.

Desas desus yang mengatakan Cici Paramida dipukuli, dianiaya dan ditabrak oleh suaminya, Ahmad Suhebi memang baru spekulasi. Cici Paramida yang kini masih shock berat dan masih istirahat total, memang belum pernah mengeluarkan statement tentang kronologi kejadian yang sesungguhnya.

Namun pihak pengacara Suhebi menyangkal semua tuduhan dan dugaan tentang KDRT yang dialami Cici. Saat ditemui di kantornya di bilangan Tendean, Jakarta Selatan, Zul Hendri Hasan pun menceritakan kronologi kejadian berdasarkan cerita dari kliennya.

"Jadi ketika peristiwa itu terjadi, ibu Ami memang sedang ada di puncak untuk sebuah kegiatan sosial. Ibu Ami dan keluarga besarnya memang rutin ke puncak untuk menyantuni anak yatim di panti asuhan 'As Salam', Cipanas. Ibu Ami menggelar pengajian dengan para anak yatim sampai Ba'da Ashar," ujar Zul.

Dalam cerita Zul, disaat itulah ibu Ami menelpon Budi (teman Suhebi yang lain) dan memberi tahu kalau ia sedang berada di puncak. Tak lama kemudian, Budi pun menelpon Suhebi yang saat itu sedang ada di bandara baru pulang dari Demak. Karena sudah lama tak bertemu, Budi pun mengajak Ebi bertemu sekaligus dengan Ami.

Budi juga bilang pada Ebi, kalau Ami sedang ada di Cipanas. Setelah itu, Ebi pun berniat langsung ke puncak untuk bertemu Ami dan Budi. Namun ternyata Budi tak kunjung datang, di kontak pun tidak bisa. Jadi, Ebi hanya bertemu Ami saat itu.

Tak lama, sebuah mobil datang menyegat mobil Ebi dan keluarlah seorang pemuda bertampang sangar dan kekar lalu menodongkan pistol ke arah Suhebi, Ami pun berteriak-teriak minta tolong dipanggilkan polisi. Kontan saja Suhebi langsung melarikan mobilnya ke arah polisi lalu lintas yang di jalan raya Bogor.

Setelah meminta perlindungan polisi lalu lintas, baru kemudian Suhebi dibawa ke Polres Bogor untuk dimintai keterangannya. Menurut versi Suhebi, disanalah dia baru bertemu Cici dan langsung kaget melihat wajah istrinya yang penuh luka lebam.

"Kalau mbak Cici bilang, dia menggedor-gedor mobil suaminya lalu ditabrak, itu sama sekali tidak benar. Pak Ebi dan ibu Ami yang saat itu bertemu di puncak juga hanya melakukan pertemuan biasa, layaknya sahabat lama yang sudah lama tak bertemu, jadi nggak ada maksut macem-macem," tutur pengacara Suhebi yang kecewa karena banyak fakta yang sudah diputarbalikan dalam kasus ini.

Suhebi yang kini berstatus menjadi tersangka, dikabarkan akan dikenakan pasal 360 dan 335 KUHP karena telah diduga melakukan tindakan yang tidak menyenangkan dan kelalaian yang mengakibatkan kerugian fisik pada orang lain.

Sumber: VIVAnews



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Kronologi Insiden di Puncak Versi Cici Paramida

Jum'at, 19 Juni 2009 | 20:05 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Berikut ini kronologi kejadian yang menyebabkan penyanyi dangdut Cici Paramida mengalami luka-luka. Suami Cici Paramida, Ahmad Suhaebi, ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut. Ahmad Suhaebi sendiri membantah

Jakarta: Berikut ini kronologi kejadian yang menyebabkan penyanyi dangdut Cici Paramida mengalami luka-luka.

- Pada Jumat (12/6), Ahmad Suhaebi memberitahukan Cici Paramida bahwa dia akan ke Demak untuk melayat guru spiritualnya yang meninggal sampai hari Minggu.

- Cici mendapat informasi dari temannya pada Jumat malam bahwa suaminya sudah berada di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Atas informasi ini Cici menelepon mengatakan ingin menyusul ke Demak dan dijawab Suhaebi, "Tidak usah."

- Kecurigaan Cici semakin menguat, kemudian Cici meminta adiknya mengecek ke rumah Suhaebi. Ternyata benar ada mobil Range Rover milik Ahmad Suhaebi. Mobil tersebut keluar menuju puncak pada Sabtu pagi.

- Atas berita tersebut Cici menyusul ke Puncak, Minggu (14/6), dengan mobil Alphard dan parkir 19.20 WIB. Sekitar 21.00 hari Minggu terlihat mobil Range Rover muncul dari arah puncak turun ke bawah.

- Cici menyusul mobil tersebut bersama dengan sepupunya, seorang supir, dan seorang asisten. Akibat kemacetan dan berjarak tiga mobil, Cici berjalan kaki dan menghampiri mobil Ahmad Suhaebi.

- Setelah dekat Cici mengetuk kaca mobil sebelah kanan pada sisi Ahmad Suhaebi sambil memanggil Ahmad Suhaebi. Ahmad Suhaebi menengok ke arah Cici dan kaget. (Ahmad Suhaebi sendiri mengaku tidak tahu, kalau yang mengetuk pintu kaca mobil adalah Cici Paramida)

- Ahmad Suhaebi menengok ke arahnya dan kaget tetapi pintu maupun kaca mobil tidak dibuka. Di dalam mobil itu ada dua orang yaitu Suhaebi yang menyetir dan satu orang perempuan.

- Suhaebi malah menjalankan mobilnya pelan-pelan. Lalu Cici maju ke depan mobil untuk menghentikan mobil tersebut. Tetapi Suhaebi malah menggas mobilnya dan menabrak Cici hingga Cici jatuh terpental dan tersungkur ke aspal. ( Menurut Ahmad Suhaebi, karena merasa terancam, tanpa pikir panjang ia tancap gas untuk menyelamatkan diri. Ahmad Suhaebi khawatir perempuan yang mengetuk-ngetuk kaca jendela mobilnya berniat jahat.)

- Melihat kejadian ini, sepupu Cici, Alu, dan asisten Cici, Tanti, menolong dan membangunkan Cici lalu membawanya ke dalam mobil.

- Kemudian, mereka mengejar mobil Suhaebi kurang lebih hingga 200 meter. Namun, karena macet Alu turun dari mobil dan mengejar sambil berteriak minta tolong ada korban tabrak lari.

- Setelah itu, ada orang yang memakai motor yang membantu Alu diikuti motor petugas kepolisian yang tanpa sedang bertugas di situ. Mereka kemudian mengejar mobil Ahmad Suhaebi.

- Akhirnya mereka terkejar. Suhaebi kemudian diminta turun dari mobil dan diamankan petugas kepolisian.

- Mereka menuju ke Polres Bogor. Karena pelipis Cici berdarah mereka bergegas ke Rumah Sakit PMI Bogor baru balik lagi ke Polres.

SARI NASYA




Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Jumat, Juni 19, 2009

Kualitas Debat Capres Dinilai di Bawah Standar



Kamis, 18 Juni 2009 | 20:45 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com — Setengah perjalanan debat capres yang akan berlangsung selama lebih kurang dua jam, memancing komentar para pengamat politik. Pengamat politik yang juga peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi, menilai kualitas debat capres pertama ini di bawah standar.

"Secara umum, kualitas debat malam ini yang dipertontonkan ketiga capres di bawah standar. Ketiga capres lebih banyak bicara visi, tapi miskin agenda," kata Burhanuddin, dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com, Kamis (18/6) malam.
Ketiga capres, menurutnya, lebih banyak membuat rentetan daftar keinginannya dan kurang mengelaborasi aspek-aspek teknis. "Bagaimana cara dan langkah-langkah konkret untuk mencapai good governance tidak disampaikan," ujarnya.

Pertanyaan yang diajukan moderator, Anis Baswedan, juga mendapatkan catatan. Pertanyaan mengenai sistem pertahanan dan alutsista dinilai out of context dengan tema debat "Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih serta menegakkan supremasi hukum".

Sumber: Kompas



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Pengamat: Debat Capres Tidak Ada Gunanya


Kamis, 18 Juni 2009 | 22:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksanaan debat capres seperti yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang digelar Kamis (18/6) malam ini, dinilai tidak akan memengaruhi pemilih untuk memberikan suaranya. Hal tersebut disampaikan pengamat politik LIPI Syamsuddin Haris, saat Nonton Bareng Debat Capres Bersama Pengamat, di Media Center KPU, Jakarta.

"Ini tidak ada gunanya. Karena pendukung masing-masing capres ini sudah menetapkan pilihannya masing-masing. Jadi tidak akan berubah setelah nonton debat ini," kata Syamsuddin.

Kendati demikian, lanjut Syamsuddin, ada kelas pemilih pengambang (swing voter) yang masih bisa berubah pilihannya. Namun, golongan ini terbilang sedikit dan dinilai tidak akan memberikan perubahan suara yang signifikan.

"Dalam aktivitas kampanye yang waktunya pendek ini yang mudah berubah hanya swing voter yang terdiri dari pemilih menengah. Kalau di level bawah apa pun yang diomongkan capres, tidak berpengaruh," tuturnya.

Hal senada disampaikan Direktur Pusat Kajian Politik UI Sri Budi Eko Wardani. Menurutnya, saat ini pemilih telah memantapkan pilihannya dalam pilpres mendatang. Diperkirakan, hanya sekitar 20 persen pemilih di masing-masing kandidat masih bisa berubah pilihannya.


Sumber: Kompas




Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Mega Kurang Siap, SBY Lumayan, JK Kurang Data


Kamis, 18 Juni 2009 | 21:08 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.COM Wahyu Satriani Ari Wulan

JAKARTA, KOMPAS.com — Permasalahan jatuhnya alat utama sistem persenjataan (alutsista) Tentara Nasional Indonesia secara beruntun menjadi salah satu pertanyaan yang diberikan moderator Anies Bawesdan kepada tiga pasangan kandidat dalam debat capres, Kamis (18/6) malam ini.

Direktur Pusat Kajian Politik UI Sri Budi Eko wardani menanggapi jawaban yang diberikan ketiga pasangan capres. Menurutnya, Mega kurang siap dalam memberikan jawaban karena tidak menyertakan data yang jelas. "Kayaknya Mega kurang diberi masukan oleh tim kampanye-nya tentang alutsista. Mega menyebut data tetapi tidak jelas," ujarnya.

Di tempat yang sama, pengamat politik Syamsuddin Haris menilai jawaban SBY lumayan karena dilengkapi dengan data-data penunjang. Dalam jawabannya, SBY menyebut anggaran alutsista yang dapat dipenuhi saat ini hanya Rp 35 triliun, padahal dibutuhkan sekitar Rp 120 triliun untuk alutsista. SBY juga berjanji akan meningkatkan anggaran alutsista.

"Yang agak lumayan jawabannya Pak SBY, ada angka. Tetapi dia (SBY) tidak jelas kapan itu dapat dipenuhi. Pada tahun keberapa, apa satu tahun, tiga tahun masa pemerintahannya. Itu kapan tidak disebut," paparnya.

Adapun jawaban yang diberikan JK dinilai kurang memuaskan karena tidak didukung data. "Tidak didukung data. Tetapi poin plus Pak JK itu ada. Masalah membangun senjata di dalam negeri. Ini solusi untuuk mengatasi anggaran yang terbatas," tegasnya.


Sumber: Kompas




Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Pengamat: Sikap Megawati Akan Merugikan



Kamis, 18 Juni 2009 | 22:32 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.COM Wahyu Satriani Ari Wulan

JAKARTA, KOMPAS.com — Tiga pasangan capres bertemu muka di Studio Trans TV dalam debat capres yang digelar Komisi Pemilihan Umum bekerja sama dengan sejumlah stasiun televisi, Kamis (18/6) malam ini. Seperti beberapa pertemuan sebelumnya, sikap capres Megawati juga masih terbilang dingin terhadap SBY.

Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia Sri Budi Eko Wardani menilai, sikap Megawati itu justru akan merugikan dirinya sendiri. "Kita sayangkan sikap Bu Mega yang belum welcome dengan Pak SBY. Sebab, itu juga akan dinilai publik. Bangsa ini akan menilai yang layak menjadi pemimpin adalah yang bisa saling memaafkan. Tidak menyimpan dendam," kata perempuan yang akrab dipanggil Dani ini, saat Nonton Bareng, di Media Center KPU, Jakarta, Kamis (18/6).

Dalam debat malam ini, Megawati tiba paling akhir dibandingkan SBY dan JK. Begitu Mega tiba di ruang VIP, SBY mengangkat tangan dan memberikan salam kepada Mega dari kejauhan. Namun, Mega mengacuhkan salam SBY tersebut dan terlihat cuek.
Menanggapi hal itu, Dani mengatakan, seorang pemimpin atau elite politik bisa saja berbeda ideologi dan pandangan politik. Namun, hal itu tidak boleh berdampak pada hubungan personal.

"Itu sudah disetujukan oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Bahkan tokoh Masyumi dan PKI di panggung politik bertolak belakang, tetapi dalam pertemanan terlihat baik-baik saja," tegasnya.

Sumber: Kompas




Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

"Closing Statement": Mega Terserah Rakyat, SBY Berpantun, JK "Jualan"



Kamis, 18 Juni 2009 | 21:55 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com — Para capres, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Jusuf Kalla memilih cara yang berbeda untuk menyampaikan closing statement (pernyataan penutup). Capres Golkar-Hanura, Jusuf Kalla, memberikan closing statement yang mengundang tawa dan tetap menyelipkan 'jualan' slogannya, "Lebih cepat lebih baik". Apa kata JK?

"Kalau Pak SBY sebelumnya melanjutkan pemerintahan Ibu Mega, maka saya kalau nanti terpilih akan melanjutkan Pak SBY dengan lebih cepat lebih baik," kata JK, disambut tawa para undangan Debat Capres, di studio Trans TV, Jakarta, Kamis (18/6) malam.

Berbeda dengan JK, Mega menyatakan menyerahkan sepenuhnya kepada pilihan rakyat. "Setelah melihat kami bertiga, rakyat bisa menentukan pilihannya," ujar Mega seraya menambahkan bahwa ia dan Prabowo akan berjuang untuk rakyat.

Sedangkan calon incumbent, SBY, memilih membacakan sebuah pantun untuk menutup presentasinya. "Dari Lahat berkunjung ke Martapura, meskipun kita berdebat, kita tetap bersaudara," ucap SBY sambil tersenyum.


Sumber: Kompas



Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Massa di Luar Studio Riuh Sambut Pidato Mega



Kamis, 18 Juni 2009 | 20:49 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra

JAKARTA, KOMPAS.com — Berbeda dengan suasana di dalam Studio I Trans TV, yang menjadi tempat debat calon presiden putaran pertama, Kamis (18/6) malam, yang cukup tegang, kondisi di luar studio begitu hidup.

Megawati Soekarno Putri
Jika di dalam studio moderator Anies Baswedan mengimbau audiens agar bertepuk tangan setelah seorang capres menyelesaikan jawabannya, massa di luar studio bertepuk tangan kapan saja.

Respons yang heboh selalu terjadi ketika capres Megawati Soekarnoputri berbicara, baik itu memaparkan visi-misi dan program kerja, maupun menjawab pertanyaan Anies. Maklum, sebagian besar massa yang berada di luar studio merupakan pendukung Mega-Pro. Bahkan, beberapa kali mereka meneriakkan "Mega-Pro!", dan disambut tepuk tangan dan canda tawa.

Terutama ketika Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu mengkritisi pungutan liar dalam pengurusan KTP. Hingga saat ini, massa Mega-Pro masih memadati halaman parkir Gedung Trans TV.

Kendati angin terkadang berembus cukup keras, mereka tetap setia menyimak jalannya debat capres. Belasan aparat keamanan dan satuan pengamanan Trans TV tampak berjaga-jaga di sekitar halaman parkir.


Sumber: Kompas




Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

RUU Tipikor, Pertanyaan Mudah bagi SBY


Kamis, 18 Juni 2009 | 20:44 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.COM Wahyu Satriani Ari Wulan

JAKARTA, KOMPAS.com — Debat capres yang berlangsung Kamis (18/6) mulai memasuki sesi kedua. Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan yang bertindak sebagai moderator, mulai melontarkan pertanyaan kepada tiga pasang kandidat.
Pertanyaan pertama mengenai penyelesaian RUU Tipikor dijawab lancar oleh semua pasangan calon.

Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia Sri Budi Eko Wardani mengatakan, terkait RUU Tipikor merupakan hal yang mudah bagi capres SBY. Sebagai incumbent, SBY diuntungkan karena mempunyai komunikasi secara intensif dengan DPR sehingga dapat menjawab secara padat.

"Itu buat SBY jawaban yang mudah karena mempunyai komunikasi dengan DPR," ujar perempuan yang akrab dipanggil Dani ini, saat Nonton Bareng, di Media Center KPU, Jakarta, Kamis (18/6).

Dani menyayangkan jawaban yang diberikan oleh capres Megawati yang dinilai kurang tegas dan menekan lawan politiknya. "Mega sayangnya tidak bisa menekan. Seharusnya Mega bilang, 'Kalau tidak segera dituntaskan, saya yang menuntaskan'," tegas perempuan berjilbab ini.


Sumber: Kompas

Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Pendukung Mega-Pro pada Debat Capres Terbanyak

Hindra Liu

Kamis, 18 Juni 2009 | 20:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Massa pendukung pasangan capres-cawapres Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto merupakan yang terbanyak dibandingkan massa pasangan lainnya.

Pantauan Kompas.com, massa Mega-Pro yang menamakan Gardu atau Gabungan Rakyat Dukung Merah Putih untuk Indonesia meluber hingga di depan lobi Gedung Trans TV, yang menjadi tuan rumah debat presiden putaran pertama, dan juga di luar gedung stasiun televisi nasional tersebut.

Sedangkan massa dua pasangan capres-cawapres lainnya, SBY-Boediono dan M Jusuf Kalla-Wiranto, hanya tampak beberapa orang.

Massa Mega-Pro, yang memakai kaus maupun kemeja bercorak merah dan putih, berasal dari lima penjuru Jakarta, mulai dari Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat.

Beberapa mengaku datang karena diboyong kader partai, sementara beberapa lainnya berinisiatif datang sendiri. "Ada bus yang antar kami ke sini," ujar Tika, warga Cinere, Jakarta Selatan.

Dwi, pendukung Mega-Pro yang lain, mengaku datang atas inisiatif sendiri. "Saya mau melihat Bu Mega dan Pak Prabowo langsung," ujar warga Cilandak ini.


Sumber: Kompas




Bookmark and Share


Klik selengkapnya...

Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP