Kami Mengucapkan Terimakasih kepada Semua Pihak yang telah membantu Menyukseskan Perhelatan Akbar
Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009

di Jakarta 3 s.d. 9 Agustus 2009

Sampai Ketemu di OSN Tahun 2010 di Medan, Sumatera Utara

Headline News

NATIONAL NEWS

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Rabu, Juni 17, 2009

Isu Ambalat dan Kampanye Capres-Cawapres

lokasi: Home / Berita / OPINI / [sumber: Jakartapress.com]
Senin, 01/06/2009 | 13:52 WIB - Dibaca 886 Kali

OLEH: ARIEF TURATNO

UNTUK mempertahankan wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pihak TNI menyatakan siap perang melawan Malaysia. Pernyataan tersebut dikemukakan Kapuspen TNI Marsda Sagom Tambun, menyusul berbagai manuver yang dilakukan pihak Malaysia, baik melalui laut maupun udara untuk memprovokasi pasukan Indonesia di blok Ambalat, kawasan yang berbatasan langsung dengan negeri jiran itu. Berdasarkan catatan, sejak Januari 2009, pihak Malaysia sedikitnya telah melakukan 9 (sembilan) kali pelanggaran, yakni memasuki wilayah Republik Indonesia (RI) tanpa seizing kita. Jika benar bahwa Malaysia sudah seringkali melakukan manuver yang bernada mem;rovokasi, pertanyaan dan persoalannya adalah mengapa baru sekarang kita berteriak kencang?

Ada beberapa alasan, mengapa sekarang kita berteriak kencang diantaranya, Pertama kemungkinan karena tindakan Malaysia yang semakin berani, Misalnya, kejadian belum lama ini, selain pihak Angkatan Laut Malaysia yang melakukan penerobosan ke dalam wilayah RI. Kabarnya, beberapa pasukan udara mereka juga dengan leluasa bermanuver di kawasan udara RI. Untuk ini, kita sudah berusaha memperingatkan mereka, baik dengan jalur diplomasi, maupun dengan jalan pengerahan kapal perang dan pesawat udara ke kawasan tersebut. Namun nampaknya, Malaysia tidak menjadi jera, bahkan sepertinya melecehkan kekuatan pasukan kita.

Kedua, karena kita tidak ingin kembali kehilangan wilayah, seperti kasus Sipadan Ligitan yang sekarang diambil Malaysia. Kehilangan wilayah, meskipun hanya sejengkal, sama halnya dengan kehilangan jati diri dan kebanggaan sebagai negara berdaulat. Apalagi sampai kehilangan sebuah pulau atau kawasan, seperti blok Ambalat tersebut yang kabarnya kaya kandungan minyak dan gas bumi. Karena ini menyangkut harga diri dan martabat bangsa, maka sangat wajar, jika kita berteriak keras. Agar masalah ini menjadi perhatian bersama. Pertanyaannya adalah mengapa dulu ketika kita akan kehilangan Sipadan-Ligitan kita tidak berteriak lebih keras?

Ketiga, apakah suara atau teriakan keras itu berkaitan dengan rencana kampanye calon presiden dan calon wakil presiden mulai 3 Juni 2009 ini? Untuk ini, mungkin ada beberapa jawaban, diantaranya boleh jadi benar asumsi yang mengaitkan teriakan tersebut dengan kampanye calon presiden dan calon wakil presiden. Artinya, seruan itu mengandung makna sebagai peringatan, bahwa siapa pun yang bakal menjadi presiden dan wakil presiden mendatang, agar menjadikan persoalan kedaulatan menjadi bagian yang memerlukan perhatian serius. Dengan begitu, persoalan pertahanan juga mesti menjadi bahan bahasan utama. Mengapa?

Kasus jatuhnya pesawat Hercules di Magetan, Jawa Timur (Jatim) yang menewaskan lebih 100 orang, pada intinya adalah sebuah sindiran yang sangat keras terhadap pemerintah. Karena selama ini, kita kurang memperhatikan soal anggaran pertahanan. Hal yang sama barangkali berkaitan dengan kasus Ambalat sekarang. Jika kita punya tentara dan persenjataan yang kuat dan memadai, pastilah negara lain tidak akan berani menganggap enteng kita. Dan untuk membentuk pasukan yang kuat dengan persenjataan yang hebat, dibutuhkan dana. Sementara kita ketahui bersama, sekarang ini anggaran pertahanan sudah sangat kecil, dipotong lagi. Maka wajarlah, jika kekuatan tentara kita sering dipandang sebelah mata.

Dari ketiga asumsi di atas, nampaknya persoalan Ambalat lebih tertuju kepada persoalan yang terakhir. Yakni berkisar soal anggaran peertahanan dan kekuatan TNI yang perlu direformasi. Maka peluang ini pun disambut meriah sejumlah pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan berlaga di Pemilu Presiden (Pilpres) 8 Juli 2009. Misalnya pasangan Mega-Prabowo berjanji, jika mereka diberi kesempatan memenangkan Pilpres mendatang, keduanya akan segera membenahi anggaran pertahanan, agar kekuatan TNI disegani di kawasan Asean seperti masa lalu. Hal yang sama juga disampaikan pasangan JK-Win.

Pasangan JK-Win berjanji, jika mereka menang di Pilpres nanti, akan menambah anggaran pertahanan sehingga TNI lebih berdaya guna. Selain itu, mereka juga berjanji akan segera mengganti sejumlah peralatan tempur, seperti pesawat udara dan lainnya yang dianggap sudah berumur dan uzur. Tidak ketinggalan dengan pasangan SBY-Boediono, yang menjanjikan akan segera merecovery anggaran pertahanan agar pertahanan nasional ke depan lebih siap dan tanggap menghadapi segala macam perubahan. Semuanya telah berjanji, tetapi semuanya masih ditunggu konsistensinya. Sebab semua orang mudah membuat janji, namun yang sulit adalah merealisasikannya. (*)


Sumber: JakartaPress



Bookmark and Share


Berita terkait:



0 komentar:

Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP