Kami Mengucapkan Terimakasih kepada Semua Pihak yang telah membantu Menyukseskan Perhelatan Akbar
Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009

di Jakarta 3 s.d. 9 Agustus 2009

Sampai Ketemu di OSN Tahun 2010 di Medan, Sumatera Utara

Headline News

NATIONAL NEWS

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Rabu, Juni 17, 2009

Megawati: Intel Jangan Disuruh Tekan Rakyat!


Selasa, 16 Juni 2009 | 23:19 WIB

MEDAN, KOMPAS.com — Calon presiden Megawati Soekarnoputri meminta kepada salah satu kandidat capres untuk tidak memperalat aparat baik dari kalangan kepolisian maupun TNI demi kepentingan politiknya. Megawati yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan ini mengatakan hal tersebut saat melakukan kampanye di depan ribuan massa pendukungnya di Lapangan Merdeka, Medan, Sumatera Utara, Selasa (16/6).

Menurutnya, di era reformasi ini pemerintahan saat ini jangan membangun demokrasi yang terkesan tidak sehat, melibatkan aparat, menekan rakyat jelang pemilu presiden, Juli mendatang.

"Di zaman reformasi saat ini jangan lagi polisi disuruh nekan rakyat. Lalu, intel disuruh nekan rakyat, Babinsa disuruh menekan rakyat, Koramil disuruh nekan rakyat, untuk menakut-nakuti rakyat agar memilih capres tertentu," kata Mega yang disambut riuh massa pendukungnya.

"Membangun demokrasi, haruslah dengan proses yang jujur, adil sehingga bangsa Indonesia sebagai negara bisa menunjukkan dirinya bermartabat," pinta Megawati.

Oleh karenanya, seru Megawati, dalam orasi tanpa teks ini meminta pada pemerintah yang kembali maju sebagai capres dapat menjamin rakyat yang akan berpartisipasi pada pilpres nanti tidak ditakut-takuti dalam hal sikap politiknya.

"Jangan sampai, rakyat yang hendak ke TPS (tempat pemungutan suara), lalu dicegat di tengah jalan oleh intel, Babinsa maupun aparat lain, menakut-nakuti. Kalau tidak memilih ini akan begini atau kalau tidak memilih itu akan begitu," tegasnya.

Mega meyakinkan, pihaknya tak akan tinggal diam kalau hal itu terjadi. Mega mengakui memiliki pengetahuan serta jaringan yang dapat memantau, apakah kekuasaan menggunakan aparatnya atau tidak dalam pilpres nanti.

"Saya tahu ada yang begitu. Tapi, dalam pilpres nanti saya tak akan membiarkannya itu terjadi. Jangan gampang dipengaruhi dalam menentukan pilihan," ujarnya.

"Jangan tergoda dengan uang Rp 50.000 atau Rp 100.000 jika itu tidak sesuai dengan prinsip (politik). Rakyat tidak boleh takut dengan tekanan-tekanan oleh pihak tertentu yang menginginkan kemenangan dengan segala cara. Jangan takut! Saya Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto katakan, rakyat tidak bisa ditekan, rakyat tak bisa ditakut-takuti oleh yang memegang kekuasaan," kata Mega dengan nada meninggi.

Salah satu cara penekanan yang dilakukan, kata Mega, adalah dengan menggiring opini publik agar pilpres berjalan satu putaran dan dengan menyatakan sudah mendapatkan 70 persen dukungan dari rakyat. Pilpres sudah ada aturannya. Bagaimana mekanisme dan sistem pilpres dilakukan. Dan seolah-olah, lanjutnya lagi, dirinya yang memiliki banyak pendukung dianggap sudah tidak ada lagi dalam pilpres kali ini.

"Memangnya dikira saya ini enggak punya pendukung? Kok gampang sekali mengatakan 70 persen? Itu datangnya dari mana?" tandasnya.

Sumber: Kompas



Bookmark and Share


Berita terkait:



0 komentar:

Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP