Pengamat: Sikap Megawati Akan Merugikan
Kamis, 18 Juni 2009 | 22:32 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.COM Wahyu Satriani Ari Wulan
JAKARTA, KOMPAS.com — Tiga pasangan capres bertemu muka di Studio Trans TV dalam debat capres yang digelar Komisi Pemilihan Umum bekerja sama dengan sejumlah stasiun televisi, Kamis (18/6) malam ini. Seperti beberapa pertemuan sebelumnya, sikap capres Megawati juga masih terbilang dingin terhadap SBY.
Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia Sri Budi Eko Wardani menilai, sikap Megawati itu justru akan merugikan dirinya sendiri. "Kita sayangkan sikap Bu Mega yang belum welcome dengan Pak SBY. Sebab, itu juga akan dinilai publik. Bangsa ini akan menilai yang layak menjadi pemimpin adalah yang bisa saling memaafkan. Tidak menyimpan dendam," kata perempuan yang akrab dipanggil Dani ini, saat Nonton Bareng, di Media Center KPU, Jakarta, Kamis (18/6).
Dalam debat malam ini, Megawati tiba paling akhir dibandingkan SBY dan JK. Begitu Mega tiba di ruang VIP, SBY mengangkat tangan dan memberikan salam kepada Mega dari kejauhan. Namun, Mega mengacuhkan salam SBY tersebut dan terlihat cuek.
Menanggapi hal itu, Dani mengatakan, seorang pemimpin atau elite politik bisa saja berbeda ideologi dan pandangan politik. Namun, hal itu tidak boleh berdampak pada hubungan personal.
"Itu sudah disetujukan oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Bahkan tokoh Masyumi dan PKI di panggung politik bertolak belakang, tetapi dalam pertemanan terlihat baik-baik saja," tegasnya.
0 komentar:
Posting Komentar