Kami Mengucapkan Terimakasih kepada Semua Pihak yang telah membantu Menyukseskan Perhelatan Akbar
Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009

di Jakarta 3 s.d. 9 Agustus 2009

Sampai Ketemu di OSN Tahun 2010 di Medan, Sumatera Utara

Headline News

NATIONAL NEWS

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Rabu, Juni 17, 2009

Survei LSI, Indikasi Keraguan SBY di Pilpres 2009

lokasi: Home / Berita / OPINI / [sumber: Jakartapress.com]
Minggu, 07/06/2009 | 13:49 WIB - Dibaca 668 Kali


OLEH: ARIEF TURATNO

AKBAR Tandjung menilai calon incumbent Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bukan tidak mungkin dikalahkan. Posisi SBY sama dengan calon presiden lainnya, dia pun bisa saja kalah, asalkan lawan politiknya mampu memanfaatkan peluang dan kesempatan yang ada. Dan Pemilu Presiden (Pilpres) sendiri masih kurang tiga pekan lagi. Dalam waktu tiga pekan ke depan kemungkinan banyak hal yang akan terjadi yang berpengaruh terhadap terpilih tidaknya SBY dan pasangannya, Boediono. Pertanyaan dan persoalannya adalah bagaimana dengan hasil survey Lembaga Survey Indonesia (LSI) yang menempatkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden SBY-Boediono pada angka 71 persen?

Survei LSI sendiri dilakukan di akhir Mei 2009, dan Pilpres baru akan dilaksanakan 8 Juli 2009. Interval waktu survey dan pelaksaan Pilpres adalah ruang kosong yang dapat dimasuki siapa saja dan apa saja. Maka jika kita hanya percaya dan mengandalkan hasil survey tersebut, kita pasti akan kecolongan dan inilah yang kita anggap sangat riskan bagi kubu SBY-Boediono. Sebaliknya bagi kubu lawan, jelas akan memanfaatkan ruang kosong tersebut untuk dimasukinya, dengan segala macam cara tentunya.

Kondisi semacam itulah yang dapat menjadikan segala sesuatu dari yang tidak mungkin menjadi sangat mungkin. Ruang kosong itu yang dianggap akan mampu menciptakan kondisi dari pasangan yang semula dianggap underdog, seperti pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan atau HM Jusuf Kalla (JK)-Wiranto (Win) menjadi pemenang Pilpres mendatang. Paling tidak ruang kosong itu dapat menyebabkan dari prediksai semula Pilpres hanya akan berlangsung dalam satu kali putaran dengan kemenangan di kubu SBY-Boediono berubah menjadi dua kali putaran.

Karena itu tidak heran, jika banyak pihak yang menuding terlalu dini apa yang dilansir LSI,dan juga menganggap apa yang dilakukan lembaga survey itu sebagai tindakan yang sangat tendensius. Bahkan ada yang menilai apa yang dilakukan LSI itu adalah sebagai bentuk keragu-raguan SBY. Benarkah SBY ragu? Mengapa harus ragu? Sebagaimana sering ditudingkan orang, SBY sebagai presiden peragu. Karena itu tidak heran, jika dia relative sangat hati-hati untuk mempercayai sesuatu yang masih dalam prediksi.

SBY tidak terlalu percaya dengan apa yang disampaikan banyak pengamat bahwa dia akan dengan mudah terpilih lagi menjadi presiden untuk periode 2009-2014. Jika SBY yakin, bahwa dia akan menang dengan mudah dan Pilpres hanya akan berlangsung dalam satu kali putaran saja. Pasti dia akan melarang para tim suksesnya untuk menyewa LSI dan kemudian lembaga itu membuat survey serta mengumumkan hasilnya kepada public. SBY membiarkan itu terjadi, karena dia masih belum mantap dengan apa yang dikemukakan para pengamat.

SBY masih belum yakin jika asumsi dia akan menang mudah di Pilpres 8 Juli 2009 bakal menjadi kenyataan. Terlebih setelah laporan-laporan inteljen dari Negara tetangga menyebutkan, kemungkinan dalam Pilpres mendatang SBY bakal menghadapi lawan berat. Lawan berat yang dimaksud tidak hanya datang dari pasangan Mega-Prabowo saja, tetapi juga dapat muncul dari perlawanan pasangan JK-Win yang belakangan mulai nampak solid dan permainannya semakin menawan. Indikasi bahwa Negara tetangga tidak yakin akan kemenangan SBY adalah dengan semakin gencarnya Malaysia membuat tekanan dalam kasus Ambalat.

Dalam anggapan Malaysia saat ini, mengajak berunding SBY tentu lebih mudah dibanding jika kelak yang menjadi Presiden RI Mega, maupun JK. Karena itu, mereka sekarang meningkatkan gangguannya terhadap posisi kita di Ambalat. Dengan begitu---diharapkan---pemerintah SBY secepatnya mengajak berunding. Dengan perundingan, Malaysia cukup berpengalaman, dan bahkan pernah memenangkannya ketika terjadi sengketa perbatasan di wilayah Sipadan-Ligitan. Sekarang pun Malaysia sudah menyiapkan draf perundingan tersebut dengan peta yang mereka buat dan termasuk blok Ambalat berada di dalamnya.

Jika Malaysia tidak ragu-ragu, dan andaikan laporan inteljen mereka yakin akan kemenangan SBY di Pilpres nanti. Pastilah mereka masih akan bersabar, dan tidak perlu membuat manuver seperti yang kita saksikan sekarang. Namun karena tadi---mereka pun tidak yakin pasangan SBY-Boediono akan melenggang dengan mulus di Pilpres 8 Juli 2009---maka moving atau pergerakan sekarang mereka lakukan dengan perhitungan segera diadakan perundingan. Termasuk LSI tidak akan memblow-up hasil surveinya untuk mempengaruhi masyarakat pemilih. (*)


Sumber: JakartaPress



Bookmark and Share


Berita terkait:



1 komentar:

Nuarta Photography

Merdeka !!!
Selamat Berjuang Ibu Megawati Seokarno Putri, Semoga Ida Hyang Widi Wasa Tuhan Yang Maha Esa, memberikan restu untuk Ibu kembali memimpin Bangsa ini.

salam perjuangan
http://megaproberaban.org/

Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP