Kami Mengucapkan Terimakasih kepada Semua Pihak yang telah membantu Menyukseskan Perhelatan Akbar
Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009

di Jakarta 3 s.d. 9 Agustus 2009

Sampai Ketemu di OSN Tahun 2010 di Medan, Sumatera Utara

Headline News

NATIONAL NEWS

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Senin, Juli 06, 2009

Gagasan Menunda Pilpres Harus Ditolak



Senin, 06 Juli 2009 11:52 WIB

JAKARTA--MI: Anggota Timkamnas Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono Anas Urbaningrum di Jakarta, Senin (6/7), menegaskan gagasan menunda Pemilihan Presiden (Pilpres) 8 Juli mendatang arus ditolak.

Ia mengatakan hal itu menyusul kontroversi soal banyaknya pemilih fiktif dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sehingga mendorong banyak kalangan meminta pengunduran Pilpres sampai Komisi Pemilihan Umum (KPU) memperbaiki kekisruhan DPT yang juga terjadi pada Pemilu Legislatif lalu.

Tetapi Anas Urbaningrum menilai, penundaan Pilpres itu tidak bisa ditoleransi. "Pertama, karena memang dalam demokrasi bebas berpendapat dan berkepentingan. Tetapi, pendapat dan pemikiran yang dipentingkan adalah yang berbasis logika dan kejernihan," katanya.

Artinya, kata Anas, kepentingan yang wajar itu diberi tempat terbaik, termasuk untuk menang dalam Pilpres. "Di sini termasuk kepentingan yang mendatangkan faedah bagi kepentingan pembangunan demokrasi yang sehat dan mendukung masa depan," ujarnya.

Jadi, lanjutnya, kepentingan untuk menang tidak boleh menyingkirkan hajat rakyat untuk mendapatkan manfaat dari kehadiran Pemilu yang luber dan jurdil, serta aman, tertib juga damai.

Namun Anas Urbaningrum juga mengakui, soal perbaikan DPT, itu harus dilakukan oleh KPU. "Dan ini sudah dan sedang terus dilakukan perbaikan. Justru sebaiknya itu didukung oleh semua pasangan calon dan timnya," katanya.

Hal kedua sebagai alasannya menolak penundaan Pilpres, karena menurutnya, hal itu merupakan ide dan kepentingan yang sukar dibedakan dengan motivasi untuk membuat PIlpres tidak terselenggara tepat waktu.

"Itu malah akan potensial menimbulkan krisis politik, demokrasi dan konstitusi di negeri kita. Jelas-jelas hal itu akan mengancam masa depan demokrasi dan bahkan bisa memburamkan masa depan bangsa," ujar Anas lagi. (Ant/OL-01)





Bookmark and Share


Berita terkait:



0 komentar:

Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP