Kami Mengucapkan Terimakasih kepada Semua Pihak yang telah membantu Menyukseskan Perhelatan Akbar
Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009

di Jakarta 3 s.d. 9 Agustus 2009

Sampai Ketemu di OSN Tahun 2010 di Medan, Sumatera Utara

Headline News

NATIONAL NEWS

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Kamis, Mei 21, 2009

Pembinaan Ilmu Komputer dan Kebumian di Yogyakarta

















POTENSI: Pembinaan Khusus Tahap I bidang studi ilmu komputer dan ilmu kebumian diadakan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, pada 18 Februari – 10 Maret 2009. Pembinaan ilmu komputer bertempat di Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UGM. Sedangkan pembinaan ilmu kebumian bertempat di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Geologi UGM. Senin (23/02), Kepala Seksi Bakat dan Prestasi Siswa, Suharlan SH, MM, meninjau kegiatan pembinaan yang sedang berlangsung di Universitas Gadjah Mada. Dalam kunjungannya, Suharlan memberikan sambutan kepada peserta sehubungan dengan proses pembinaan dan informasi beasiswa.

Kegiatan olimpiade sains ditanggapi pemerintah dengan respon yang positif. Bentuk kepedulian pemerintah terhadap anak bangsa yang telah mengharumkan nama Indonesia dalam olimpiade tingkat internasional adalah melalui program beasiswa yang diberikan kepada para peraih medali baik di tingkat nasional maupun internasional. Beberapa universitas favorit di Indonesia seperti UI, ITB, UGM dan universitas lainnya sudah melakukan kesepakatan bersama pemerintah untuk menerima siswa-siswi berprestasi bidang sains agar dapat melanjutkan studi tanpa tes sesuai dengan bidang studi yang diikuti. Bentuk perhatian dari pemerintah ini tak hanya di bidang sains saja, tetapi juga olahraga dan seni. Demikian disampaikan oleh Kepala Seksi Bakat dan Prestasi Siswa Suharlan SH, MM, dalam sambutan pembukaannya. “Kami harapkan kalau sudah mendapat emas, dapat melanjutkan studi di dalam negeri saja. Dikarenakan Indonesia masih sangat membutuhkan tenaga-tenaga professional seperti adik-adik. Keberadaan kalian turut memacu perkembangan teknologi di Indonesia.” Ungkap Suharlan.

“Semoga selama mengikuti masa karantina ini, semangat kalian dapat lebih terpacu lagi. Untuk menghilangkan rasa bosan dan jenuh diperlukan juga kegiatan yang sifatnya menghibur seperti rekreasi. Kalau sudah memasuki tahap pembinaan yang lebih khusus lagi perlu juga didatangkan seorang psikolog untuk melatih mental adik-adik agar percaya diri dan tidak gampang menyerah. Dengan begitu motivasi akan muncul. Rasa jenuh dan kurang percaya diri pun hilang dengan sendirinya, sehingga tidak stres dan tegang dalam menghadapi soal. Jangan lupa juga untuk selalu menjaga stamina dan kondisi tubuh. Teruskan perjuangan adik-adik untuk masuk pada tahap selanjutnya, dan mewakili Indonesia sampai tingkat internasional.” Pesan Suharlan.


TOKI Diharapkan Kembali Raih Emas
Dosen pembina ilmu komputer dari UGM Nur Rokhman M.Kom menjelaskan, pembinaan tahap ini lebih memfokuskan pada latihan-latihan soal berbasis logika. Kalau mereka sudah punya talenta yang baik, maka akan terpupuk dengan sendirinya. Sejak awal proses seleksi, diharapkan siswa-siswa yang terpilih sudah memiliki kemampuan bawaan atau talenta yang cukup baik di bidang programing. Dalam pembinaan ini tim pembina juga dibantu oleh asisten-asisten yang terdiri dari alumni TOKI. Dari 16 siswa, akan dipilih delapan siswa yang melaju ke tahap berikutnya.

Khusus bidang studi komputer yang telah mempersembahkan emas tahun lalu, Suharlan berpesan, agar dapat mempertahankan prestasi dengan kembali membawa pulang emas. Emas tahun lalu adalah untuk kedua kalinya bagi TOKI (Tim Olimpiade Komputer Indonesia). Tradisi emas ini, tambah Suharlan, sebisa mungkin dapat diciptakan. Karena harus menjadi target, setiap tahunnya masing-masing bidang studi bisa membawa pulang minimal satu emas.


Dilihat dari potensi siswa, Nur Rokhman menambahkan, target medali emas dapat kembali diraih. Menurutnya, emas itu tidak hanya diperoleh karena siswa sudah dilatih secara terus menerus. Tetapi dilihat dari talenta informatika yang memang sudah dimiliki sejak dini. Kalau siswa tersebut sudah memiliki bakat dasar di bidang informatika, baru pada tahap pembinaan seperti ini, talenta itu tinggal diasah saja untuk diarahkan mendapatkan emas.



Kesempatan Tidak Datang Dua Kali


Angelina Veni Johanna siswi asal SMAK 1 BPK Penabur Jakarta kembali mendapat kesempatan mengikuti pelatnas IOI (International Olympiad in Informatics) 2009. “Kesempatan tidak datang untuk kedua kalinya, untuk itu saya harus memanfaatkan peluang ini semaksimal mungkin. Dengan bekal pengalaman tahun lalu, saya jadi belajar lebih banyak untuk meminimalisir kegagalan. Semoga tahun ini saya bisa lolos sampai ke tingkat internasional, dan saya yakin kali ini target itu bisa tercapai.” Ujar Veni, salah satu peserta putri.

Lain halnya dengan Ellensi Rey Chandra, siswi kelas I SMAK 5 BPK Penabur Jakarta. Walaupun baru pertama kali mengikuti olimpiade, Ellen, begitu Ia disapa tidak ragu-ragu untuk memasang target lolos ke tahap internasional dan bawa pulang emas. “Saya ingin sekali bisa lolos dan mengungguli senior-senior saya. Tapi memang butuh usaha yang keras. Apalagi mereka sudah lebih pengalaman dibanding saya,” kata Ellen.

Mencetak Mental Juara
Setelah mendapatkan pemahaman tentang geologi dasar di tahap pertama, pada pembinaan khusus tahap I bidang studi kebumian akan dilanjutkan dengan tambahan materi mengenai meteorologi dan klimatologi. Metode pembinaan dilakukan dengan kuliah, latihan-latihan soal dan observasi di lapangan.

Perlu diketahui, dalam ilmu kebumian kegiatan di lapangan atau praktik amatlah penting. Artinya, ilmu kebumian itu dipelajari dengan melihat barang atau kondisi alam tertentu secara langsung. Misalnya praktek di laboratorium, melihat jenis batuan, jenis mineral, melihat fosil, dan sebagainya. Kegiatan di lapangan antara lain akan dilakukan di area kegunung apian. “Kita akan berkunjung ke pos pengamatan merapi dan balai pengembangan teknologi gunung api di Yogyakarta. Selain itu ada juga materi lapangan mengenai meterologi dan klimatologi. Kegiatan observasi rencananya juga akan diadakan di stasiun BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) Yogyakarta.” Jelas Hendra

Hendra menambahkan, untuk menguji sejauhmana perkembangan potensi siswa selama tenggang waktu antara pelatnas I dan II, tim pembina mengadakan tes mendadak di awal pelatnas khusus ini. Hasilnya ternyata di luar dari target yang diperkirakan. Dapat disimpulkan sebagian dari mereka sudah memiliki penguasaan materi yang cukup bagus. Dari sini kita tahu bahwa mereka tidak hanya sekedar menghafal, tetapi juga paham.

Selain teori dan praktik, siswa masih perlu dibina lagi untuk memiliki mental juara. Sebab di samping faktor kepandaian dan penguasaan materi yang baik, mental juara harus sudah ditanamkan sejak awal. “Untuk pelatihan mental kami sudah menyiapkan kegiatan seperti motivation tranning. Diharapkan melalui kegiatan ini siswa dapat lebih termotivasi,” harap Hendra.

Diharapkan siswa yang terpilih nanti dapat memenuhi harapan dan target tim Indonesia untuk memperoleh medali. Meski tergolong baru dalam kancah olimpiade internasional, prestasi tahun lalu dengan perolehan empat perunggu, dapat menjadi pemicu dalam meningkatkan prestasi tahun ini.

Persaingan Makin Ketat


Fraga Luzmi Fahmi (SMAN Model Terpadu Madani Palu), siswa asal kota Palu, Sulawesi Tengah ini mengaku bersyukur bisa lolos hingga ke tahap kedua. Fraga merasa banyak belajar dari pengalaman di tahap pertama. “Semakin lama, persaingan semakin ketat. Saya harus bisa bertahan sampai ke tahap internasional. Rasanya kalau hanya sampai di tahap ini saja belum puas, materi-materinya juga belum terlalu sulit. Saya tertarik dengan materi-materi di tahap tiga, karena materinya langka dan sulit untuk dipelajari.” Imbuh Fraga yang menargetkan perak jika Ia lolos nanti. (Rinda)


Sumber: Potensi Vol. X No.2, Maret-April 2009

Bookmark and Share


Berita terkait:



0 komentar:

Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP