Kami Mengucapkan Terimakasih kepada Semua Pihak yang telah membantu Menyukseskan Perhelatan Akbar
Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009

di Jakarta 3 s.d. 9 Agustus 2009

Sampai Ketemu di OSN Tahun 2010 di Medan, Sumatera Utara

Headline News

NATIONAL NEWS

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Senin, Mei 18, 2009

Boediono Sosok Yang Pro-Rakyat

By Republika Newsroom
Senin, 18 Mei 2009 pukul 10:15:00

BLITAR -- Keluarga maupun teman semasa SMA Boediono di kampunga halamannya di Blitar, Jatim, menyakini bahwa Calon Wakil Presiden yang mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Pemilu Presiden 8 Juli mendatang, adalah sosok yang pro-rakyat.

"Ia adalah sosok yang baik dan peduli dengan rakyat. Saya yakin, apa yang ia ucapkan saat pidato deklarasi (Jumat, 16/5) murni dari dalam hatinya," kata Bambang Heri Subeno, saudara sepupu Boediono di Blitar, Senin (18/5).

Bambang yang ditemui di rumahnya, Jalan Diponegoro, lingkungan Magersaren, Kecamatan Kepanjen Kidul mengungkapkan, Boediono adalah sosok yang jujur, sederhana, dan tekun.

Ia dan anggota keluarga lain juga meyakini, Boediono adalah sosok yang baik. Sehingga, pihaknya tidak yakin dengan kritikan oleh orang-orang yang berseberangan dengan Boediono, yang mengatakan Boediono sebagai ekonom yang tidak berpihak pada ekonomi kerakyatan, atau penganut neoliberalis.

Bambang menceritakan, sejak kecil Budi, panggilan akrab Boediono tidak pernah "neko-neko" (macam-macam). Ia selalu rajin membantu orangtua, jarang keluar. Bahkan, harinya lebih banyak dihabiskan di dalam rumah, ketimbang aktivitas di luar rumah.

Sebagai anak pertama dari empat bersaudara, putra pasangan Ahmad Siswo Sarjono dan Samilah ini, juga selalu membantu kedua orangtuanya, seperti di toko, mengingat kedua orangtuanya berjualan kain dan batik.

"Kedua orangtuanya disiplin dalam mendidik anak. Setiap pagi, mereka diharuskan minum susu, bahkan kalau tidak segera minum, dimarahi," katanya mengungkapkan.

Ia tidak begitu ingat sewaktu Boediono masih kecil, lantaran umur dia saat ini terpaut hanya beberapa tahun. Namun, ia masih ingat, Budi kecil suka sekali menggambar tokoh-tokoh dalam pewayangan.

Menurut dia, kesukaan itu lebih dikarenakan kondisi zaman, dimana wayang salah satu hiburan ternama. Ia menilai, Budi kecil lebih menonjol dalam sisi budaya.

Sebagai keluarga, pihaknya berharap, Budi sebagai cawapres SBY jika menang dapat membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik, terutama di bidang ekonomi. Ia dan anggota keluarga lain, termasuk warga sekitar sudah siap mendukungnya.

Sementara dukungan juga diberikan oleh Prijanto, salah seorang teman sekelas Budi saat di SMAN I Blitar. Ia mengaku, bangga dengan keberadaan Boediono, termasuk saat ini maju menjadi cawapres pendampingi SBY.

Ia menilai, sosok Budi kecil yang pendiam, tenang, serta cerdas tersebut tidak akan berubah, walaupun ia mendampingi SBY menjadi cawapres.

Prijanto menceritakan, ia dan Boediono kecil mulai akrab sejak satu sekolah di SMAN I Blitar. Keduanya masuk tahun 1956 dan keluar tiga tahu sesudahnya, 1960. Walaupun satu sekolah juga di SMPN I Blitar, keakraban dia belum terjalin kuat seperti di SMA.

Saat kecil, Budi memang terkenal cerdas. Bahkan, nilai ujiannya selalu yang terbaik. Ia bahkan, tidak pernah membawa buku tebal ke sekolah, hanya membawa sebuah buku yang dikantongi di saku belakang celana.

"Dia cepat menangkap pelajaran. Nilai ujiannya, terlebih bahasa Inggris, selalu baik," katanya berusaha mengingat kejadian masa lalu.

Ia juga mengaku heran. Sebab, rata-rata teman sekelasnya jauh lebih tua, sementara dengan Boediono lebih muda sekitar tiga tahun. "Saya sekolah satu jurusan, yaitu di jurusan C bagian hukum dan ekonomi," katanya.

Menurut Prijanto, sosok Budi juga tidak pernah melupakan teman-temannya semasa kecil. Bahkan, hingga kini ketika pulang ke kampung halamannya, di Kelurahan Kepanjen Lor, Kecamatan Kepanjen Kidul, selalu mampir ke rumah teman-temannya, termasuk dirinya.

Ia juga berharap, majunya Budi dalam Pemilu Presiden 2009 membawa angin segar dan membuat Indonesia lebih baik. Sebagai teman, ia juga tetap mendukungnya.

Boediono lahir dari keluarga sederhana, 25 Februari 1943 di Blitar, Jawa Timur. Ia tinggal dengan empat adiknya, di Lngkungan Magersaren, Kelurahan Kepanjen Lor, Kecamatan Kepanjen Kidul, Nomor 6, Kota Blitar.

Kedua orangtuanya, Ahmad Siswo Sarjono dan Samilah sudah meninggal dunia. Ayahnya, meninggal sekitar 1974 dan dimakamkan di pemakaman keluarga, tepatnya Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanan Wetan, dekat dengan kompleks makam Soekarno. Sementara, ibunya meninggal dunia sekitar lima tahun lalu di Jakarta.

Kini, rumah tempat Budi dibesarkan, sudah tidak berpenghuni. Rumah itu, hanya dijaga dan dirawat anggota keluarga lain, termasuk Bambang Heri Subeno, yang satu lokasi dengan rumah kedua orangtua Boediono.

"Dulu pernah dikontrakan, tapi dua tahun terakhir sudah tidak lagi. Budi bilang dijaga dan dirawat saja rumah tersebut," kata Bambang menuturkan.-ant/taq

Sumber: Republika

Bookmark and Share


Berita terkait:



0 komentar:

Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP