Waspada "Operasi Siang", Kawal Rekapitulasi Suara!
umat, 10 April 2009 | 10:19 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
JAKARTA, KOMPAS.com — Partai politik peserta pemilu harus memastikan bahwa saksi yang ditempatkannya untuk mengawal proses penghitungan suara di tingkatan Panitia Pemungutan Suara (PPS) hingga Petugas Pemilihan Kecamatan (PPK) menjalankan tugasnya dengan baik. Pengamat pemilu, Irman Putra Sidin, mencurigai terjadinya "operasi siang" pada hari pemungutan suara.
"Operasi siang" yang dimaksudnya adalah indikasi jual beli surat suara antara saksi dan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat proses rekapitulasi suara. Apalagi, dengan banyaknya hak suara yang mubazir, membuka peluang praktik itu terjadi.
"Konon, yang saya dengar bisa diperjualbelikan antara 200.000 dan 500.000. Oleh karena itu, peserta pemilu harus terus mewaspadai agar tidak dicurangi. Karena pergeseran suara masih memungkinkan terjadi dari PPS ke PPK," ujar Irman kepada Kompas.com, Jumat (10/4) pagi.
Data hasil perhitungan riil di PPS, kata Irman, hendaknya dipegang oleh masing-masing peserta. Data itu akan menjadi bukti kuat jika ditemukan indikasi kecurangan yang berujung pada sengketa pemilu. "Kalau ada bukti berita acara penghitungan, bisa jadi bukti di persidangan. Lidi-lidi (garis-garis yang biasa untuk menghitung suara) itu bisa dihitung ulang kalau ada selisih," katanya.
Proses penghitungan dan rekapitulasi suara pun diharapkan dilakukan secara terbuka. Sebab, prinsip kerahasiaan sudah tidak berlaku ketika memasuki proses penghitungan suara.
0 komentar:
Posting Komentar