Kami Mengucapkan Terimakasih kepada Semua Pihak yang telah membantu Menyukseskan Perhelatan Akbar
Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009

di Jakarta 3 s.d. 9 Agustus 2009

Sampai Ketemu di OSN Tahun 2010 di Medan, Sumatera Utara

Headline News

NATIONAL NEWS

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Jumat, April 10, 2009

LSI: Golput Capai 35 Persen

By Republika Newsroom
Kamis, 09 April 2009 pukul 20:49:00

JAKARTA--Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi, mengungkapkan pihaknya memprediksi tingkat golput masyarakat pada Pemilu 2009 ini mencapai 31 hingga 35 persen. Hal itu disebabkan oleh kejenuhan masyarakat dan kegagalan parpol menarik simpati masyarakat.

"Kisarannya cukup lumayan, naik dibandingkan golput tahun 2004 yang hanya 26 persen. Data kami menunjukkan angka partisipasi sekitar 69 persen, dan diperkirakan golput mencapai 31 hingga 35 persen. Tapi jumlah itu masih naik turun," ungkapnya kepada Republika, Kamis (9/4).

Menurunnya tingkat partisipasi masyarakat menurut Burhanudin disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, karena masyarakat saat ini terus dibombardir oleh pilkada yang datang secara terus menerus sejak 2006 hingga awal 2009. "Sehingga menimbulkan election fatigue, yakni kelelahan masyarakat, karena begitu banyak pilkada membuat tingkat partisipasi menurun," jelasnya.

Selain itu, imbuh Burhanudin, masalah golput juga dipengaruhi oleh faktor performa partai politik yang kurang menarik simpati masyarakat. Kinerja mereka yang menurun, dan kegagalan mereka yang menyebabkan tingginya golput," tandas Burhanudin.

Menurut Burhanudin faktor kegagalan parpol merupakan faktor utama meningkatnya golput. "Hal ini menimbulkan sikap apatis masyarakat terhadap Pemilu. Pada akhirnya ada disorientasi milih, karena mereka disodori pilihan yang sama buruknya," katanya.

Golput juga dipengaruhi dengan bertepatan hari libur. Menurut Burhanudin golput dibagi dua bagian, pertama golpit politisi. "Yakni yang ingin memilih tapi politisi gagal meyakinkan mereka, akhirnya mereka golput," katanya.

Kedua, lanjut Burhanudin, golput teknis, yakni mereka yang mendapat tugas keluar. Atau mereka yang kecewa terhadap parpol sehingga lebih memilih untuk menghabiskan waktunya dnegan berlibur daripada memilih partai politik.

Terakhir, lanjut Burhanudin, karena administrasi, yakni msalah DPT. "Banyak orang yang punya hak pilih tapi tidak ada namanya di TPS," pungkasnya.she/kpo

Sumber: Republika

Berita terkait:



0 komentar:

Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP