GOLPUT: Masyarakat Bingung Teknis Menconteng
INDONESIA MEMILIH
Sabtu, 11 April 2009
SIDOMULYO (Lampost): Masyarakat mengeluhkan perubahan cara memilih pada Pemilu 2009. Pasalnya, banyak di antara mereka tidak memahami cara baru itu sehingga banyak suara tidak sah atau bahkan masyarakat tidak mau memilih.
Hal itu terjadi di Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, pada pelaksanaan pemilu, Kamis (9-4). Perubahan tata cara pemilihan dengan cara pencontengan membuat banyak masyarakat yang akan menggunakan hak pilihnya masih belum memahami.
Salah seorang warga Desa Sukabanjar, Sidomulyo, Murtasiah (44), ditemui usai memilih di salah satu TPS di desa itu, mengaku bingung memilih pada pemilu tahun ini. Akibatnya ibu delapan anak itu asal conteng.
"Habis saya bingung Pak, pemilu biasanya seperti pemilu tahun sebelumnya telah disiapkan pakai alat pencoblosan di bilik suara, tapi tahun ini pakai pulpen, sehingga kami yang belum mengerti jadi bingung," kata Murtasiah.
Akhirnya Murtasiah mengaku asal conteng saja di dalam bilik. Dan dia pasrah jika kertas surat suara yang dicontengnya batal atau tidak sah. Kejadian seperti itu, menurut Murtasiah, bukan hanya dialaminya sendiri. Banyak juga masyarakat terutama para ibu serta bapak yang sudah lanjut usia yang belum mengerti.
"Meski, sebelum memilih pihak panitia penyelenggara di setiap tempat pemungutan suara (TPS) telah memberikan penjelasan tentang tata cara memilih. Namun, tidak semua masyarakat mengerti dengan sosialisasi sesingkat itu," ungkapnya.
Senada juga dikatakan warga Sidomulyo lainnya, Misjak (51). Dia mengaku tidak memahami teknis menconteng. Selain itu kertas suara yang lebar membuat dia susah untuk memilih. Akibatnya, Misjak mengurungkan niat untuk memilih. "Yang saya conteng hanya DPRD kabupaten saja Pak, selanjutnya kertas suara yang lainnya saya lipat lagi tanpa saya conteng, habis saya bingung," tandasnya.
Sementara itu, Camat Sidomulyo Drs. A. Kholil. S mengatakan sosalisasi sejauh ini telah dilakukan secara maksimal baik melalui bimbingan teknis dengan para penyelenggara di tingkat desa maupun panitia di TPS serta forum pertemuan lainnya.
Hanya saja, kata dia, kendala banyak surat suara yang batal atau tidak diconteng itu karena sebab lain. Sebabnya seperti banyaknya partai dan caleg pilihan, lebarnya kertas suara, dan banyak kertas suara yang harus diconteng. "Sosialisasi telah dilakukan maksimal melalui baik pada rapat forum. Perbandingannya jangankan masyarakat awam, kita saja masih susah, itu disebabkan banyaknya partai serta kertas suara yang lebar," kata Kholil.
Dia memprediksi pemilihan legislatif tahun ini antara golput dan kertas surat suara batal saat pemilihan dapat mencapai 30 persen. "Untuk itu, saya berharap ke depan KPU dapat lebih menyikapi hal tersebut dengan baik," imbuhnya. n USD/K-3
Sumber: Lampung Post
0 komentar:
Posting Komentar