Indonesia Tidak Berani Serang Kapal Malaysia
Kamis, 4 Juni 2009 | 06:08 WITA
JAKARTA, KAMIS - Meski memanas akibat provokasi di Ambalat, pasukan TNI tidak akan menyerang Tentara Laut Diraja Malaysia.TNI lebih memilih jalur diplomasi terlebih dulu. Rapat jajaran Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam), memutuskan untuk menyelesaikan kasus Ambalat dengan cara diplomasi. TNI juga tidak menambah armada perang ke Ambalat.
"Presiden memerintahkan kebijakan dasar penyelesaian masalah Ambalat ini adalah melalui jalur diplomasi yaitu melalui perundingan penyelesaian garis batas wilayah maritim antara Indonesia dan Malaysia," ungkap Menko Polhukam Widodo AS usai rapat terbatas yang dipimpin Presiden SBY dengan jajaran menteri Polhukam di Istana Negara, Jakarta, Rabu (3/6).
Turut hadir pada rapat terbatas ini antara lain Menteri Koordinator Politik,Hukum dan Keamanan Widodo AS, Kepala Badan Intelijen Negara Syamsir Siregar, Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri dan tiga Kepala Staf Angkatan TNI.
Selain itu, lanjut Widodo, pengelolaan masalah Ambalat juga dilakukan dengan tetap mempertahankan kehadiran unsur-unsur TNI di perbatasan dalam rangka pengawasan dan perairan serta penegakkan kedaulatan. "Dalam hal penegakan kedaulatan ini (armada TNI) terus dipertahankan dan semua respon yang dilakukan terhadap interaksi di lapangan dilakukan secara profesional sesuai dengan aturan pelibatan yang ada," tambahnya.
Nota Protes
Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana Tedjo Edhy Purdijanto mengatakan, TNI AL meminta pemerintah melayangkan nota diplomatik kepada pemerintah Malaysia sebagai protes atas aksi provokasi tentara Diraja Malaysia di kawasan Ambalat. Usulan nota protes TNI akan disampaikan kepada Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda.
"Saya akan mengirimkan laporan ke Panglima TNI dan tembusan ke Menlu karena kami tidak bisa langsung meminta, harus melalui Panglima," ujar Laksamana Tedjo Edhy Purdijanto.
Laksamana Tedjo Edhy mengatakan, TNI AL mencatat Kapal Tentara Laut Diraja Malaysia melakukan pelanggaran batas wilayah sebanyak 76 kali. Sedangkan tahun 2008 TNI AL mencatat TLDM melakukan 23 pelanggaran. Sementara hingga bulan ini TNI AL mencatat TLDM sudah 11 kali melanggar batas wilayah Indonesia.
Wilayah Ambalat yang mempunyai luas sekitar 6.700 kilometer persegi kembali dimasuki kapal Malaysia, KD Baung-3509 pada Sabtu lalu. Kapal tersebut dipergoki memasuki wilayah perairan Ambalat hingga sejauh 7,3 mil. Kapal Malaysia ini baru mengakhiri perjalanan ke Ambalat setelah KRI Untung Surapati 872 dan KRI Hasanuddin-366 mengusirnya.
KRI Untung Surapati juga mengusir kapal Malaysia, KD YU 3508 yang turut masuk melalui perairan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, sejauh 12 mil.
Meski begitu, TNI tidak menambah jumlah armada tempur di kawasan Ambalat. "Tidak ada penambahan, yang ada sekarang enam KRI dan tiga pesawat udara yang melaksanakan patroli terus-menerus sepanjang tahun," tandas Laksamana Tedjo.
(Persda Network/ade)
0 komentar:
Posting Komentar