Kami Mengucapkan Terimakasih kepada Semua Pihak yang telah membantu Menyukseskan Perhelatan Akbar
Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009

di Jakarta 3 s.d. 9 Agustus 2009

Sampai Ketemu di OSN Tahun 2010 di Medan, Sumatera Utara

Headline News

NATIONAL NEWS

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Minggu, Mei 31, 2009

Pelajar Indonesia Raih Satu Emas Tiga Perak IYIPO

LIPUTAN POTENSI




Minggu, peserta International Young Inventors Project Olympic (IYIPO) tiba dari Tbilisi, Georgia. Peserta yang terdiri dari Putut Dipa SMA Semesta Semarang, Muttaqin Huda SMA Semesta Semarang, Ridho Assidicky SMAN Sragen Bilingual Boarding School, Muhammad Masruh Bardhowi SMPN 2 Watumalang Wonosobo, Muhammad Royyan SMAN Sragen Bilingual Boarding School, dan Rahmat Hidayat SB dari SMA Pribadi Depok, berhasil meraih satu emas dan tiga perak di ajang olimpiade tersebut.

Menurut ketua tim Zafer Kulas dari Pribadi Bilingual Boarding School, keikutsertaan tim Indonesia di ajang ini merupakan peluang yang sangat bagus untuk lebih mengenalkan kemampuan siswa-siswa Indonesia di lomba sains Internasional. “Dengan perolehan satu emas dan tiga perak, bisa dikatakan titik cerah untuk melangkah ke depan. Lomba ini adalah event yang penting. Dengan total persiapan selama tujuh bulan, para peserta mampu memberikan yang terbaik. Sebelumnya, kami telah melakukan seleksi di Indonesia, pemenang dari seleksi tersebutlah yang berangkat ke Georgia. Di Georgia kami melatih mereka selama dua bulan. Dan, tim kami telah memberikan hasil yang cukup memuaskan. Perolehan medali ini sekaligus merupakan jalan yang mulus bagi kami untuk mengikuti ajang-ajang internasional selanjutnya. Menurut saya, negara yang cukup tangguh sebagai lawan dalam ajang ini adalah Jerman dan Turki. Mereka telah menyiapkan diri dengan matang.” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kasim Uludag, Head of Mathematics Department dari Pasiad Bilingual Boarding Schools menjelaskan, dalam empat tahun terakhir ini, Pasiad telah bekerja sama dengan International Young Inventors Project Olympic. Beberapa waktu lalu, ia dan departemennya telah mengikutsertakan siswa Indonesia untuk ikut kompetisi di Amerika. Di sana mereka memperoleh satu emas, serta satu perak. “Kami mencoba untuk ikut lomba-lomba di tingkat internasional lagi. Kami berkompetisi hingga ke Bosnia, Brasil, Amerika, Rumania, Azerbaijan, dan Istambul. Di ajang IYIPO ini, kami ikut lomba fisika, biologi, kimia, dan matematika. Seorang peserta asal Sragen memeroleh satu emas dan peserta lain memeroleh medali perak. Kegiatan ini merupakan hasil seleksi ketat dari seluruh SMA yang ada di Indonesia. Ini peluang yang bagus, dengan demikian para peserta juga akan memperoleh beasiswa dari berbagai universitas yang ada di seluruh dunia. Jika mereka memeroleh medali emas, mereka bisa kuliah di universitas Turki, Ankara. Di sana ada Technology University yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya. Kalau mereka berhasil masuk seleksi, mereka akan diberi beasiswa dengan bebas biaya seratus persen. Mulai dari makan, hingga tempat tinggal juga tidak dipungut biaya.” jelasnya.

Sebagai peserta, Muhammad Royyan menganggap ajang ini awal langkahnya untuk mengenalkan hasil penelitiannya di dunia internasional. Siswa SMAN Sragen Bilingual Boarding School, memilih bidang studi matematika sebagai bahan acuan yang ia ikut sertakan pada lomba tersebut. Judul penelitiannya Generation Function. Menurutnya, lawan yang ia rasa paling berat berasal dari Turki.

Rekan Royyan, Rahmat Hidayat SB dari SMA Pribadi, Depok, Jawa Barat, juga mengambil bidang studi matematika. Hasil penelitiannya pun sama, Generation Function, ia mengubah kombinarotika ke persamaan aljabar, dengan begitu ia merasa lebih mudah untuk menemukan problem solving-nya. “Nanti kita arahkan ke aljabar, dari situ kita bisa menemukan jalan keluarnya. Lawan yang saya rasa berat dari Turki, mereka pintar-pintar.” tambahnya. Kedua peserta bidang studi matematika ini memperoleh medali perak di ajang IYIPO, Georgia.

Sedangkan peraih medali emas bernama lengkap Ridho Assidicky dari SMA Sragen Bilingual Boarding School, mengambil bidang studi biologi di lomba ini. Subyek penelitiannya berjudul potensial onaminalvens. Prinsipnya, tanaman itu memiliki potensi untuk meredam kebisingan. Menurut Ridho, juri terkesan dengan hasil penelitiannya dan dianggap bisa diaplifikasikan di negara mana saja. Siswa sederhana ini menganggap Azerbaijan dan Georgia adalah lawan yang cukup diperhitungkan.

Tidak jauh berbeda dengan Ridho, Muttaqin Huda, siswa SMA Semesta Semarang ini, meneliti hormon dari kelompok oxin. Dalam penelitiannya ada hormon IAA, yang bisa mempercepat pertumbuhan akar tanaman. Penelitian yang dilakukannya selama 8 bulan, dirasakannya cukup memadai dan sesuai dengan medali perak yang diraihnya. Dalam lomba kali ini, Huda merasa peserta dari Indonesialah lawan terberatnya. Itulah kiprah pelajar-pelajar Indonesia di ajang kompetisi sains tingkat internasional. Dengan medali yang mereka peroleh, semakin mengukuhkan bahwa keberadaan mereka di lomba ini tidak lagi dianggap sebelah mata. Selamat! (Fanny)


Sumber: Potensi


Bookmark and Share


Berita terkait:



0 komentar:

Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP