Kami Mengucapkan Terimakasih kepada Semua Pihak yang telah membantu Menyukseskan Perhelatan Akbar
Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009

di Jakarta 3 s.d. 9 Agustus 2009

Sampai Ketemu di OSN Tahun 2010 di Medan, Sumatera Utara

Headline News

NATIONAL NEWS

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Minggu, Mei 31, 2009

Workshop Pembina OSIS

"Siap Membina Siswa, Menghadapi Tuntutan Zaman"
Keterangan foto: Kepala Dinas Pendidikan Bukittinggi, Sumatera Barat,
ketika membuka acara Workshop Pembina OSIS.

(Foto: Abdul Haris Monoarfa)

Potensi Volume XI No. 3, Mei-Juni 2009
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang lancarnya proses belajar mengajar di sekolah. Melalui OSIS program-program baik ekstrakurikuler maupun intrakurikuler, berjalan seirama dalam menciptakan suasana belajar yang nyaman,
kondusif dan penuh semangat.

Melihat begitu pentingnya kegiatan OSIS, pada April 2009, bertempat di Hotel Pusako, Buktitinggi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas melaksanakan Workshop Pembinaan Kesiswaan. Workshop ini bertujuan untuk menyusun Panduan Teknis Pembina OSIS Sekolah Menengah Atas, dan merupakan penjabaran dari pedoman pembinaan kesiswaan yang telah disusun sebelumnya. Workshop ini juga merupakan tindaklanjut dari kegiatan sebelumnya, yaitu Rapat Kerja Pembina Kesiswaan yang telah menghasilkan Pedoman Pembinaan Kesiswaan untuk Sekolah Menengah Atas.

Memiliki Materi yang Matang
Dalam kata sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Barat, Drs.Burhasman, MM, mengatakan sekolah sebagai salah satu tempat untuk mempersiapkan diri secara intelektual, emosional, dan sosial, sebaiknya memiliki materi yang matang. “Kita melihat kelak para siswa kita akan hidup pada zaman yang tidak mudah, mereka akan hidup pada zaman yang penuh dinamika, penuh tantangan, penuh konflik. Mereka dituntut harus bisa membekali diri untuk mengisi solusi-solusi kehidupan nantinya. Nah, oleh karena itu peran kegiatan kesiswaan dalam menjembatani dan mengenalkan persoalan-persoalan yang mereka hadapi sangat diperlukan.” Ujarnya.

Itu sebabnya, demikian Burhasman kembali, ketika Permen Diknas No 39 tahun 2008 ditetapkan, di sana ada komponen yang bisa dijadikan binaan kesiswaan, dan bisa dikembangkan ke dalam berbagai hal. Di sinilah peran pembina OSIS sangat
besar. Dengan adanya kegiatan ini, sebagai pembina OSIS diharapkan mampu menghadapi tantangan, persoalan, dan kompetisi. Melalui kegiatan ini pula para pembina bisa memberikan warna pada para siswa. Jika tidak, dalam posisi sebagai guru maupun orangtua, akan dilingkupi rasa khawatir terhadap kehidupan siswa saat ini. “Maka tidak ada jalan lain, sekolah harus bisa memfasilitasi mereka untuk bisa menyikapi diri yang sesungguhnya. Oleh karena itu, di sini diperlukan kepiawaian dalam menanganinya. Kepiawaian itu mencakup kognitif, dan intelektual, termasuk dalam menyiapkan kurikulumnya, sehingga secara ilmiah siswa siap menghadapi tuntutan jaman.” Tambahnya.

Secara emosi dan sosial, pembina OSIS juga harus menyiapkan siswa untuk bisa memasuki kehidupan yang penuh dinamika ini. “Oleh karena itu, kalau pembinaan OSIS secara optimal melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di sekolah untuk memback up pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, maka saya kira para siswa kita akan lahir sebagai sumber daya manusia yang luar biasa. Melalui forum ini kami berharap ada ide-ide atau hal-hal yang bisa kita diskusikan untuk melengkapi, dan menambah potensi yang sudah ada selama ini. Sehingga siswa betul-betul paham secara emosi, sosial dan spiritual.” Ujarnya. “Pembina OSIS bisa menjadi jembatan antara seni dan olahraga. Seni bisa menjadi salah satu kebanggaan sekolah, olahraga pun begitu. Begitu juga dengan OSN. Kebanggaan-kebanggaan itu bisa dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi sangat dinamis dan sangat sehat di sekolah.” Katanya kembali.

Bukan Kegiatan Iseng-iseng
Di acara yang sama, Prof. Dr. Indra Djati Sidi juga mengungkapkan kalau kegiatan kesiswaan is as important as kegiatan akademik. Menurutnya, kegiatan ini bukan sekedar kegiatan yang iseng-iseng belaka, bukan cuma kegiatan untuk rekreasi saja, kita harus bisa mengatakan bahwa kegiatan kesiswaan merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam upaya kita untuk meningkatkan mutu pendidikan. “Oleh karena itu, kegiatan kesiswaan sangat penting,” tekannya.

Pentingnya kegiatan kesiswaan ini dipaparkan mantan Dirjen Departemen Pendidikan Nasional dengan memberi contoh pola-pola pembelajaran yang pernah dialaminya saat berada di Amerika dan mengajar di ITB. Di Amerika, menurutnya, ada mata kuliah olahraga. Itu sebabnya, ia juga mewajibkan di ITB untuk diadakan mata kuliah tersebut. Intinya, pelajaran olahraga dan seni penting, jadi bukan hanya sains saja yang harus memperoleh porsi perhatian yang lebih.

Dalam penjelasannya, kesiswaan bukan yang formal, kesiswaan harus melebur, dia bergaul dengan siswanya. Jadi organisasi kesiswaan atau OSIS adalah alat untuk mencapai tujuan, dan tujuannya adalah untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas buat mereka. Organisasi OSIS merupakan sebuah sistem, mekanisme dan cara yang digunakan manusia untuk mencapai tujuan bersama yang direalisasikan dalam visi dan misi yang jelas.

OSIS Nafas Sekolah
Menanggapi keikutsertaannya pada workshop ini, Armanisah S.Ag guru Bahasa Arab dari SMAN 9 Tunas Bangsa Aceh, berpendapat kalau pembinaan OSIS yang diadakan Direktorat Kesiswaan cukup penting. Menurutnya, nafas sekolah terletak di OSIS, sebab segala bentuk kegiatan, OSIS-lah yang berperan. Ia memberi contoh di bagian pengajaran, ketika ada cerdas cermat, ketika ada perlombaan, otomatis OSIS yang harus berperan untuk mencari siswa-siswa di bidang ini. “Apalagi berbagai kegiatan yang diadakan di sekolah, tolak ukurnya adalah OSIS.” Ujarnya.

Melalui forum ini, Armanisah berharap dirinya bisa melihat perkembangan OSIS di sekolah-sekolah dari provinsi lain. Event seperti ini diikuti oleh SMA seluruh Indonesia, mungkin saja ada masukan positif yang bisa dipetiknya. “Apakah yang kami laksanakan di sekolah sesuai dengan kurikulum nasional. Dengan adanya forum ini kami lebih terfokus.” Harapnya.

Pendapat senada juga diberikan Zubir S.Pd, guru SMAN 2 Pariaman Sumatera Barat. Melalui workshop pembinaan OSIS ini, ia berharap memperoleh terobosan-terobosan dan pemikiran-pemikiran baru yang bisa digunakan nantinya. Hal-hal berkaitan dengan OSIS yang lebih riil dan menyentuh, akan ia terapkan di sekolahnya. “Mungkin secara teori bisa kita temukan hal-hal baru yang dapat kita pakai di daerah. Masing-masing daerah punya pengalaman yang berbeda-beda. Dari situlah kita nanti memperoleh wawasan baru.” Katanya

Sedangkan Hendri Tuhusula guru SMAN 10 Ambon, menjelaskan, kalau sekolahnya dalam perkembangan terakhir ini sudah berusaha menyesuaikan segala kegiatan OSIS yang mengacu pada Permen yang baru. Dengan mengikuti kegiatan ini, ia merasa bisa menimba pengalaman dari para nara sumber maupun teman-teman dari daerah lain yang sudah lebih maju atau lebih berpengalaman. “Sehingga nantinya jika kami kembali ke daerah masing-masing, kami bisa implementasikan ke para siswa. Apa yang lebih kita teliti lagi dan kurang kita perbaiki. Tujuannya untuk membina siswa agar lebih lebih maju lagi,” terangnya.

Untuk Nusa Tenggara Timur, tepatnya kota Kupang, Drs. Ridzart M.Hanukh guru SMAN IV Kupang, telah memprogramkan berbagai kegiatan OSIS di se. Contohnya dengan melaksanakan program pertukaran siswa dengan Australia. Melalui workshop ini ia berharap bisa memperoleh masukan yang lebih lagi.

Dari kegiatan workshop ini, Nur Hidajati SH, guru SMA Muhammadiyah I Gresik, merasa memperoleh perkembangan baru untuk membina siswa di sekolahnya. Menurutnya, selama ini, kegiatan kesiswaan khususnya OSIS di sekolahnya su¬dah berjalan dengan baik. Bahkan, dikegiatan ekstrakurikuler, Desember 2008 lalu, anak didiknya masuk dalam rekor MURI un¬tuk bidang seni. Mereka mementaskan 15 naskah teater dengan 110 pemain. Selain seni, sekolahnya juga menonjol di bidang olahraga. “Nah dengan adanya pembinaan OSIS ini saya punya keinginan untuk memberikan pemahaman yang lebih mantap lagi pada para siswa. Karena ini kan ada kekuatan yang resmi dari pemerintah.” Ujarnya.

Selain merasa bersyukur, Sutrisno S.Pd, Wakasek Kesiswaan SMAN I Pamekasan merasakan sekali manfaat yang diperolehnya dari workshop pembinaan OSIS kali ini. “Saya berterimakasih ada kegiatan seperti ini, apalagi saya sudah hampir 4 tahun menjadi pembina kesiswaan. Jadi dengan kegiatan ini, siswa-siswa bisa lebih berkembang lagi. Lima puluh persen dari yang sudah diprogramkan di kegiatan ini telah kami laksanakan di sekolah.
Penjelasan Pak Indra Djati sangat bagus, saya terinpirasi untuk melaksanakannya di sekolah nanti.” Janjinya.
Menurut Rahmat Hidayat S.Pd, guru SMAN I Batu Sangkar Tanah Datar, Sumbar, kegiatan workshop sangat berguna. Selain bisa menambah wawasan, kegiatan semacam ini juga bisa memberi masukan yang positif bagi sekolahnya. “Penjelasan dari Pak Indrajati membuat kita sadar kalau kita masih banyak memiliki kekurangan. Seperti yang dikatakan pak Indra, kita harus berani mencoba. Masalah berat akan menjadi ringan kalau kita mau mengerjakannya. Intinya, kita harus kreatif.” Tegas Rahmat.

Selain memperoleh banyak masukan, Sakhoni S.Pd, guru SMAN 6 Samarinda Kaltim, juga merasakan workshop pembina OSIS memberikan banyak wacana. “Setelah kembali mungkin kami akan menginformasikan kepada teman-teman guru mengenai hasil yang kami peroleh. Karena pembina OSIS, kan sebatas pada tugas pokoknya, tetapi dalam struktur organisasi kesiswaan sebenarnya tidak hanya ada satu pembina. Hampir setiap guru adalah pembina. Selain itu, fungsi guru bukan hanya sebatas di sekolah saja, ia bisa menjadi orangtua sekaligus sahabat.” Jelasnya.

Di akhir kegiatan worshop, Ishak Suleman, S.Pd dari SMAN 44 Gorontalo merasakan kegiatan pembinaan Osis ini memberi¬kan motivasi bagi ia dan rekan-rekannya untuk membina siswa-siswa di sekolah asal. “Kami memang memiliki kendala di dalam pembinaan OSIS, terutama yang berkaitan dengan akademik dan eskul. Mungkin eskul dianggap kegiatan yang menggang¬gu, karena setiap sekolah selalu nilai-nilai akademik yang diuta¬makan. Untuk ke depannya, saya bertekad agar kegiatan eskul bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan Mendiknas.”

Di akhir kegiatan workshop, Drs. Mukhlis Catio M.Ed berpesan, apa pun yang akan kita lakukan, segalanya memang tergantung dari niat. Asal ada niat pasti terwujud.

Dari hasil workshop kali ini akan dibuat panduan Pembina OSIS Sekolah Menengah Atas. Panduan ini bersifat lebih teknis dan implementatif, disesuaikan dengan kebutuhan sekolah, situasi, sarana, dan fasilitas yang tersedia. Penyusunan panduan ini melibatkan Sekolah Kategori Mandiri (SKM) dan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) serta beberapa sekolah regular dari seluruh Indonesia. Fanny


Sumber: Potensi

Bookmark and Share


Berita terkait:



0 komentar:

Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP