Kami Mengucapkan Terimakasih kepada Semua Pihak yang telah membantu Menyukseskan Perhelatan Akbar
Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009

di Jakarta 3 s.d. 9 Agustus 2009

Sampai Ketemu di OSN Tahun 2010 di Medan, Sumatera Utara

Headline News

NATIONAL NEWS

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Minggu, Mei 31, 2009

Dari - Workshop Pembinaan Kesiswaan


Dr. Sungkowo: "Kurikulum Penting".


Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), khususnya di tiap daerah, menjadi barometer di daerahnya masing-masing, demikian Dr. Sungkowo M dalam kata sambutannya pada acara pembukaan Pembinaan Kesiswaan yang berlangsung di Grand Hotel Lembang, Bandung, Jawa Barat 17-20 Maret lalu. Direktur SMA juga menjelaskan, bahwa mutu pendidikan dilihat dari SMA-nya. Pada tahun 2009, pendidikan di Indonesia sudah ditandai dengan tuntasnya wajib belajar pendidikan 9 tahun secara nasional. SMA yang dimaksud termasuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah (MA).

Meski wajib belajar 9 tahun secara nasional di daerah-daerah tertentu masih belum tercapai atau belum tuntas, namun dengan keberhasilan secara nasional, angka partisipasi kasar Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Madrasah Tsanawiyah (Mts) sudah mencapai angka 95%. Artinya, dibandingkan dengan penduduk usia 13-15 tahun, dari jumlah 1000 anak, yang masuk SMP mencapai kurang lebih 950 ribu orang. Dengan demikian, Angka Partisipasi Kasar (APK) sudah mencapai 95%. Sedangkan jumlah anak SD yang masuk SMP invorement rate-nya secara nasional sudah mencapai 120% APK.

Dengan keberhasilan wajib belajar 9 tahun, nantinya setiap tahun ada tambahan sekitar 4 juta siswa SMP yang lulus secara nasional. “Nah, 4 juta siswa ini mau ditampung di mana? Tentu saja harus ditampung di tingkat SMA. Mereka bisa saja masuk SMK, dan bisa pula ke madrasah. Namun, apakah cukup daya tampung SMA serta SMK tersebut? Untuk mengantisipasinya harus menambah Ruang Kelas Baru (RKB) dan Unit Sekolah Baru
(USB). Sehingga pada tahun 2014 Angka Partisipasi Kasar (APK) dan environment rate SMA, ditargetkan bisa mencapai 85 persen. Saat ini baru mencapai 62 persen. Artinya 100 anak dengan usia 16-18 tahun yang mengenyam pendidikan di sekolah menengah, baru
60% yang bisa sekolah. Jadi, agar mereka bisa tertampung harus disiapkan infrastrukturnya dulu. Itu menjadi tanggung jawab kita. Tanggung jawab pemerintah pusat, tanggung jawab pemerintah provinsi, dan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kodya,” ujar Dr. Sungkowo M.

Menurutnya, kewajiban SMA saat ini adalah meningkatkan mutu pendidikan dan relevansinya. Kalau hendak meningkatkan mutu, yang perlu ditingkatkan adalah mutu sekolah. Jika hendak meningkatkan mutu sekolah, artinya harus membuat sekolah itu
efektif. Sekolah akan efektif bila proses pembelajarannya juga efektif. Berbicara tentang proses pembelajaran berarti berbicara minimum equipment, dan minimum condition. Supaya terjadi proses pembelajaran, syaratnya ada tiga, pertama terletak pada
guru. Jika ingin proses pembelajaran bagus, guru yang mengajar harus profesional, dan kompeten. Kedua, siswa. “Siswa itu seperti kertas putih yang belum ditulis. Dia akan menjadi baik kalau tulisannya baik, dan akan menjadi buruk kalau tulisannya buruk.
Yang ketiga adalah sarana dan prasarana yang baik. Dari ketiga syarat tadi, harus didukung juga oleh manajemen, kepala sekolah yang baik, yang bagus dan piawai. Siswa harus kita bina dengan baik, sebab output sekolah adalah siswa,” lanjut Sungkowo.

Pembinaan kesiswaan sangat penting, sebab proses pembelajaran adalah bagian dari pembinaan kesiswaan. Output yang akan dihasilkan adalah siswa, bahkan yang namanya rintisan Sekolah Bertaraf Internasional itu pun, indikator keberhasilannya adalah siswa. Lalu bagaimana cara membina siswa agar mereka potensial? Menurut Dr. Sungkowo M kembali, pembinaan tersebut harus melalui kurikulum, sebab kurikulum adalah standar isi, yang dibuat oleh guru.

Membina siswa pun harus melalui kurikulum, sebab kurikulum adalah tujuan pendidikan. Kurikulum yang diimplementasikan di dalam dunia pendidikan, akan mewujudkan manusia seutuhnya. Dari sana, banyak indikator-indikator keberhasilan yang dapat digali
oleh siswa. “Kita tidak hanya mengembangkan aspek kecerdasan saja, namun ada aspek lainnya, yaitu kecerdasan rasa atau emosi, dua hal ini bisa menumbuhkan nilai-nilai seni dan kehalusan budi. Bila kelak si siswa dewasa maka kebiasaan itu akan terus terbawa hingga mereka terjun ke masyarakat. Dengan otak yang cerdas, emosional yang terkendali dengan baik, memiliki kehalusan budi, serta ditambah dengan kecerdasan hati, akan membentuk kepribadian, budi pekerti, moral, dan ahlak mulia. Tidak hanya itu saja, siswa juga harus mempunyai kecerdasan kinestetik, sehat jasmani dan rohani. Dengan demikian, otaknya pun akan cemerlang, ia memiliki nilai seni, dan memiliki kelembutan hati,” tukas direktur SMA.

Ajang Tukar Pikiran
Pentingnya pembinaan kesiswaan dirasakan pula oleh Alwan Tokan, Guru Bimbingan

Konseling SMAN 6 Kupang, NTT, mengungkapkan kalau ia menerapkan pembinaan ini sesuai dengan kondisi yang ada di provinsinya dan program yang telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan. “Ada beberapa komponen yang harus diberikan kepada siswa, pertama bimbingan konseling, dalam hal ini bimbingan belajar, bimbingan pribadi, sosial dan karir, dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta ahlak mulia. Selain itu, di sekolah kami yang paling menonjol adalah MIPA (Matematika dan Ilmu Pasti Alam). Untuk kota Kupang, sekolah kami termasuk yang terbaik. Hal itu dilihat dari kelulusan, prosentasi kelulusan setiap tahun yang hanya bisa disaingi oleh sekolah-sekolah swasta, seperti SMA Geovani dan Mercusuar. Dua sekolah itu terbilang sekolah swasta yang menonjol di Kupang. Dari kegiatan pembinaan kesiswaan ini, saya berharap bisa memeroleh program-program baru yang akan kami terapkan ke siswa. Di sini kita bisa saling bertukar pikiran dan mencari solusi tepat untuk diterapkan ke siswa,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Dra. Carolina Mustamu, Wakasek Kesiswaan SMAN I Ambon, menuturkan. Dalam menghadapi era globalisasi, sekolahnya berupaya untuk meningkatkan kualitas, hal ini disebabkan karena potensi siswa yang masuk tidak merata.
Carolina melihat di era global ini, pembinaan kesiswaan sangat penting, karena untuk meningkatkan prestasi siswa bukan hanya intelektualitasnya saja yang dipacu, tetapi bakat, minat, dan atensi dirinya harus dikembangkan lebih baik supaya anak itu lebih tahu apa potensi dirinya. Dengan demikian si siswa menjadi berimbang antara penguasaan ilmu dan pengembangan kepribadiannya. Korelasi yang terjadi dengan keadaan sekarang ini, akan membuat siswa lebih kreatif lagi. “Ada sisi positif dari kegiatan ini, di mana kami bisa berbagi dan memetik kelebihan dari sekolah di daerah lain untuk diimplementasikan di sekolah kami. Sebab, masing-masing sekolah memiliki pola yang berbeda. Misalnya peserta dari Jakarta, kita bisa sharing pengetahuan dengan mereka, ilmu yang kita peroleh bisa kita kombinasikan di sekolah nantinya,” ujarnya.

Sedangkan Drs.Wiradi dari SMA Muhammadiyah 2 Metro Lampung, merasakan manfaat yang sangat siginifikan dengan mengikuti workshop ini. Ia berharap dengan mengikuti kegiatan pembinaan kesiswaan, memperoleh masukan yang berarti untuk meningkatkan mutu dan kualitas sekolahnya. Ia juga berpendapat sama dengan rekannya dari Ambon, bahwa melalui kegiatan ini dirinya bisa sharing dengan teman-teman dari sekolah lain,
khususnya Jakarta, untuk meningkatkan input yang ada di sekolahnya.

Karena sekolahnya berada di daerah pinggiran (ujung), tingkah laku maupun intelejensi siswanya masih di bawah rata-rata. Melalui bimbingan konseling dan pendekatan yang lebih intens, khususnya dengan orangtua siswa, Heriyanti S.Pd, guru Bimbingan Konseling
SMAN 6 Pontianak, merasakan ada manfaat yang sangat besar bagi siswa-siswanya. Melalui kegiatan Pembinaan Kesiswaan yang diikutinya, ia berharap dapat memeroleh masukan-masukan yang berharga untuk dikembangkan di sekolahnya. “Dengan
adanya workshop pembinaan kesiswaan, saya ingin mengambil pengalaman dari peserta lainnya. Melalui ajang ini kita bisa saling bertukar pengalaman,” harapnya.

Menurut Muhardi Kahar S.Psi, guru Bimbingan Konseling SMA Muhammdiyah I Medan, saat ini pembinaan kesiswan yang dilaksanakan di sekolahnya mencakup pembinaan ekstra kurikuler yang mengambil beberapa program, contohnya, program olahraga. Secara spesifik, program yang paling aktif adalah sepak bola dan pencak silat. Untuk pencak silat sekolahnya sudah berprestasi hingga ke tingkat nasional dengan mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tahun lalu di Jakarta. Melalui workshop pembinaan kesiswaan ini, Muhardi berharap bisa memeroleh masukan yang bisa ia terapkan di sekolahnya. “Sebab di sekolah kami, segi afektifnyalah yang sekarang bermasalah. Apalagi saat ini pengaruh globalisasi dan pengaruh handphone sangat besar untuk anak didik, kalau kita tidak terapkan disiplin, sangat berbahaya. Mudah-mudahan melalui kegiatan ini ada solusi postif yang bisa saya terapkan untuk para siswa.”

Kegiatan yang berlangsung selama 4 hari (17-20 Maret) ini diikuti oleh Kasi Sekolah Menengah Atas, Dinas Pendidikan Provinsi, Wakasek bidang Kesiswaan, Wakasek Kurikulum, dan guru bimbingan konseling. Dalam laporannya, Suharlan SH.MM
menjelaskan bahwa peserta akan melakukan rapat kerja. Rapat kerja tersebut merupakan kebijakan direktorat pembinaan sekolah menengah atas, di dalamnya berisi pembinaan kesiswaan dalam meningkatkan kreativitas dan nasionalisme, pengembangan diri,
kepribadian dan pembinaan bakat prestasi, SQ, dan kerja kelompok. Pada kerja kelompok, peserta akan mereview buku pedoman pembinaan kesiswaan, pedoman latihan dasar kepemimpinan siswa, pedoman ketahanan sekolah, pedoman bela negara, pedoman gerakan sopan santun di siswa, pedoman pembinaan klub bakat, pedoman kultur sekolah dan penyusunan action plan program kesiswaan di daerah. Sedangkan metode yang digunakan adalah ceramah, tanya-jawab, diskusi dan pembahasan materi.

Acara yang ditutup oleh Drs. Mukhlis Catio M.Ed, berlangsung tertib dan lancar. Dalam pidato penutupannya, Mukhlis mengatakan bahwa tugas berat masih di depan mata. Ia berharap sinergi yang efektif, dan kerjasama terus terjalin demi mutu dan kualitas
pendidikan di Indonesia. Mukhlis juga mengucapkan terimakasih atas waktu dan jerih payah yang telah diberikan oleh para peserta. (Fanny)



LIPUTAN POTENSI




Bookmark and Share


Berita terkait:



0 komentar:

Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP