Video Penganiayaan TKI oleh Kepolisian Diraja Malaysia Beredar di Pontianak
Jumat, 3 Juli 2009 | 16:48 WIB |
Posts by: Sugeng Wibowo |
Kategori: Berita Terkini, |
PONTIANAK | SURYA Online - Video penganiayaan terhadap tenaga kerja Indonesia yang dilakukan warga Malaysia dan aparat Kepolisian Diraja Malaysia di Bintulu, Malaysia, beredar luas di Kota Pontianak melalui telepon genggam.
“Pemukulan itu benar-benar tidak berprikemanusiaan,” kata warga Jalan Komodor Yos Sudarso, Tina, yang juga memiliki rekaman video tersebut di Pontianak, Jumat (3/7).
Menurut dia, dalam video tersebut terlihat jelas aksi kekerasan yang dilakukan warga Malaysia yang disebut sebagai samseng atau preman. Aksi itu juga didukung oknum personel Polisi Diraja Malaysia.
Dalam video terekam, korban terkena pukulan dan tubuh yang juga diinjak. Pelaku juga ada yang membawa senjata tajam mirip samurai. Dongkrak mobil juga menjadi salah satu alat yang digunakan pelaku untuk melakukan aksi kekerasan tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Ajun Komisaris Besar (Pol) Suhadi Siswo Wibowo mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan dari Liaison Officer (LO) atau perwira polisi penghubung Indonesia yang ditempatkan di Malaysia mengenai aksi pemukulan itu.
“Tempat kejadian perkara berada di Malaysia sehingga kami tidak ada hak atau kewenangan untuk intervensi ke sana,” katanya.
Menurut dia, setelah berkoordinasi dengan Sarawak, ada kesepakatan bersama apabila ada tindak pidana di daerahnya yang melibatkan warga negara Indonesia, pihak Malaysia wajib memberi tahu kepada pihak Kepolisian Indonesia.
Suhadi mengatakan, dirinya juga sudah melihat langsung video kekerasan tersebut. “LO kita Komisaris (Pol) Hendra Wirawan sedang meneliti kebenaran kasus tersebut dan sampai saat ini belum ditemukan tentang berita kekerasan yang melibatkan polisi Malaysia itu,” katanya.
Sementara itu, Konsul Malaysia M Zairi M Basri saat dihubungi mengatakan, peristiwa itu diketahui ketika sebuah surat kabar harian di Sarawak memuat tentang peristiwa tersebut.
“Polisi Diraja Malaysia langsung merespon peristiwa itu namun karena kurangnya bukti dan keterangan, dan dari keluarga korban tidak ada yang melapor maka polisi menghentikan penyelidikan sambil menunggu bukti dan keterangan lebih lanjut,” katanya.
Sementara Suhadi menambahkan polisi Kalbar akan tetap berupaya agar LO yang ada di Sarawak, memberikan informasi tentang adanya kekerasan yang melibatkan tenaga kerja kita disana,” katanya. ant
0 komentar:
Posting Komentar