Kami Mengucapkan Terimakasih kepada Semua Pihak yang telah membantu Menyukseskan Perhelatan Akbar
Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009

di Jakarta 3 s.d. 9 Agustus 2009

Sampai Ketemu di OSN Tahun 2010 di Medan, Sumatera Utara

Headline News

NATIONAL NEWS

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Jumat, Juli 03, 2009

Heboh TKI Dibantai, Polisi Malaysia Terlibat



Jumat, 3 Juli 2009 | 1:14 WIB |
Posts by: Yuli Ahmada |
Kategori: Asia,

PONTIANAK | SURYA.CO.ID - Video berdurasi 6 menit 41 detik yang berisikan rekaman penganiayaan yang dilakukan oleh samseng (preman) Malaysia terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) di Bintulu, Sarawak, Malaysia, beredar luar di kalangan warga Kota Pontianak dan daerah lainnya.

Pantauan Tribun di beberapa tempat, Kamis (2/7), video yang memperlihatkan tindakan sadis preman dan juga aparat kepolisian Malaysia itu banyak dipindahkan dari satu ponsel ke ponsel lainnya dengan fasilitas bluetooth.

“Benar-benar biadab mereka. Sudah dipukul, ditendang, diinjak, kemudian dilempar ke atas mobil, seperti binatang saja,” kata Sartini, warga Jl Serdam, usai menyaksikan video dengan format 3gp tersebut. Komisioner Komnas HAM, Joni Nelson Simanjuntak, juga kaget begitu mengetahui ada video seperti itu. Ia pun langsung menghubungi pihak terkait untuk menanyakan tentang rekaman video tersebut.

Joni yang ditemui wartawan di Gedung Komnas HAM Kalbar, Kota Pontianak, Kamis, menyatakan sudah menghubungi Konsulat Indonesia di Malaysia untuk menanyakan kejelasan tentang hal ini. Video tersebut diduga dibuat Maret 2009 di Stasiun Bintulu, Sarawak. Pada rekaman tersebut terdapat gambar beberapa orang terlibat perkelahian, yaitu antara preman Malaysia dengan beberapa TKI.

Perkelahian tersebut disertai aksi kejar-kejaran, bahkan terdengar suara jeritan histeris. Terlihat seorang preman membawa samurai dan menebaskannya ke TKI yang menjadi lawannya. Pada video tersebut juga tampak aksi polisi yang mendamaikan, namun dengan cara yang kasar, bahkan menginjakkan kakinya ke kepala seorang TKI. Mereka pun melemparkan tubuh yang seperti tak bernyawa lagi itu ke dalam mobil.

Joni menyatakan kecewa pada konsulat RI di Kuching. “Tolong garis bawahi ini, saya kecewa, karena di negara lain yang bisa memberikan perlindungan adalah kedutaan dan konsulat. Harusnya mereka bisa melakukan tindakan proaktif,” katanya.

Dapatkan Video
Sementara itu, Sumianto, pria yang pertama kali mendapatkan video tersebut, mengatakan, ia mendapatkan video tersebut ketika menyambangi konsulat Indonesia di Kuching untuk mengurus masalah TKI. Ketika berada di kedai minum, ia bertemu dengan TKI yang bernama Daeng Abdullah yang mengabadikan video tersebut.

“Mereka tahu saya orang Indonesia dan mereka sedikit banyak cerita tentang kasus teman-teman mereka yang ada di Malaysia,” ungkap Sumi. Cerita punya cerita, Daeng lalu menunjukkan rekaman temannya yang dibantai oleh samseng di Stasiun Bintulu. “Samseng itu kalau di Indonesia seperti preman,” katanya.

Masih menurut ceritanya, kejadian itu berlangsung Maret 2009, ketika jam istirahat siang, sekitar pukul 13.00 waktu Malaysia. TKI kita sedang beristirahat. Entah karena tersinggung masalah apa, samseng marah dan menantang TKI.

Tantangan tersebut diterima saja oleh TKI yang mengira para samseng tidak bersenjata. Tapi, ternyata samseng tersebut mengambil samurai dan membantai satu di antara TKI yang ada di sana. “Sebenarnya, saat dibantai dengan samurai, orang itu belum mati, namun karena ada polisi Diraja Malaysia yang melerai dengan kasar, ia meninggal dan dilempar begitu saja ke dalam mobil,” ceritanya.

Menurut Sumi, Daeng mengisahkan bahwa yang dibantai itu adalah temanya sesama orang Bugis. Setelah dibantai dengan samurai, sebenarnya ia masih hidup. Namun karena dipukul oleh polisi dengan dongkrak, ia tewas.

Video tersebut diambil dari lantai dua di pertokoan di Stasiun Bintulu, yang direkam oleh Daeng Abdullah. Daeng Abdullah sendiri hampir menjadi koran jika tidak segera melarikan diri. “Waktu itu, saya sudah mengkonfirmasi video ini kepada konsulat kita di Kuching, namun waktu itu mereka hanya mengatakan no comment saja,” katanya.

Sumi berasal dari LSM Gerakan Rakyat Pro Reformasi Landak, sebagai koordinator lapangan yang mengurusi masalah TKI di Kuching.

Konsul Malaysia
Konsul Malaysia di Pontianak, M Zairi M Basri, mengatakan, peristiwa tersebut terungkap saat surat kabar harian di Sarawak memuatnya 12 April 2009 silam. Polis Diraja Malaysia langsung meresponnya. Namun, karena keterangan yang termuat di surat kabar tidak cukup, makan polisi menghentikan penyidikannya sambil menunggu bukti serta keterangan lebih lanjut.

“Case sudah ada, kita sudah buat catatannya (keterangan), berdasarkan berita di surat kabar harian di sana. Tapi, ade yang tidak benar,” kata Konsul Zairi M Basri kepada Tribun, Kamis malam, melalui telepon selulernya.

Efeknya, lanjut Zairi, peristiwa tersebut tidak bisa diproses, karena minimnya keterangan dan bukti yang menguatkan kejadian di Stasiun Bintulu, Sarawak itu. Polis Malaysia hanya bisa melanjutkan, jika pihak keluarga dan adanya orang yang melaporkannya secara langsung kepada mereka.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Kalbar, AKBP Suhadi mengatakan, ia sudah melihat secara langsung rekaman pengeroyokan itu. Liasion officer (LO) polisi Indonesia, Kompol Hendra Wirawan, tuturnya, sedang meneliti kebenarannya.

Dari keterangan Kompol Hendra, tambah perwira menengah ini, belum ada ditemukan cerita pengeroyokan terhadap TKI yang diduga melibatkan polisi Malaysia. “Kejadian ini sudah dua bulan terjadi, kenapa tidak dilaporkan sejak awal-awal, justru kenapa baru sekarang. Hingga sekarang belum ada permintaan oleh polda Kalbar maupun Mabes Polri tentang kebenaran video tersebut dengan melibatkan pakar tekonologi,” jelasnya.

yuni herlina/fakhrurrodzi/tribun Pontianak

Sumber: Surya Online



Bookmark and Share


Berita terkait:



0 komentar:

Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP