Kami Mengucapkan Terimakasih kepada Semua Pihak yang telah membantu Menyukseskan Perhelatan Akbar
Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009

di Jakarta 3 s.d. 9 Agustus 2009

Sampai Ketemu di OSN Tahun 2010 di Medan, Sumatera Utara

Headline News

NATIONAL NEWS

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Rabu, April 22, 2009

Wisma Mustadjab Sudah Menampung 3 Caleg dan 6 Timses


Kamis, 16 April 2009 | 21:27 WIB

Oleh: Madina Nusrat

KOMPAS.com — Cara bicara WSRY (33) masih agak kacau, tetapi dia menyadari apa yang telah dialaminya. "Sudahlah, saya tidak mau mengingat lagi," katanya saat istirahat di Wisma Rehabilitasi Mental Sosial Jiwa dan Narkoba Mustadjab, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Kamis (16/4).

Akan tetapi, akhirnya dia mau bercerita juga, meski enggan melihat lawan bicaranya. Menurut dia, dirinya bisa sampai di wisma rehabilitasi mental itu karena stres gagal terpilih sebagai anggota legislatif dari Partai Gerindra. Namun, dia tak mengingat untuk dewan perwakilan rakyat mana mencalonkan diri. Dia hanya mengaku berasal dari Manado.

Lantas, dia malah bercerita kalau dia ikut jadi caleg karena terbujuk ajakan tetangganya yang disebut 'Om'. "Om minta saya ikut jadi caleg. Saya ikuti. Tetapi akhirnya, dia yang terpilih. Saya gagal," tuturnya.

Saat pertama kali datang, menurut perawat di wisma itu, WSRY masih dalam kondisi terguncang cukup hebat. Berkali-kali dia berorasi layaknya sedang berkampanye, sampai menaiki meja kerja yang ada di wisma. Padahal, dia sedang mengandung dua bulan.

"Jangan lupa pilih saya. Saya siap mengemban amanat rakyat," tutur salah seorang perawat.

Masih di tempat yang sama, seorang tim sukses caleg dari Pekalongan, MR (25), tak memedulikan siapa yang sedang berada di dekatnya. Pandangannya kosong dengan tangan kanan sibuk menyulang makanan ke dalam mulutnya, sementara pelipis mata kanannya lebam.

Lebam di matanya itu akibat dipukuli oleh orang suruhan caleg yang dikampanyekannya. Penyebabnya, MR ketahuan tak menggunakan dana kampanye untuk mengampanyekan calegnya, melainkan untuk kepentingannya sendiri.

Menurut Ketua Yayasan Wisma Rehabilitasi Mental Sosial Jiwa dan Narkoba Mustadjab Supono, ada dua orang caleg lainnya dari Jawa Barat yang mondok di wismanya akibat stres gagal terpilih. Namun, keduanya enggan ditemui orang asing. Begitu juga dengan keluarganya yang menjaga.

Selain merawat tiga caleg yang stres gagal terpilih, Supono mengaku, pihaknya juga sedang merawat enam anggota tim sukses termasuk MR, yang stres karena gagal mengegolkan calegnya terpilih dalam pemilu. "Semuanya dalam kondisi terguncang. Belum ada yang pulih," ucap Supono.

Kesembilan caleg dan tim sukses yang stres itu, lanjutnya, mengalami guncangan kejiwaan yang hebat saat pertama kali masuk ke wismanya, sekitar tiga hari setelah pemilu. "Ada yang teriak-teriak berorasi seperti WSRY, tetapi ada juga yang cuma diam seperti MR," katanya.

Paling hanya kanibalis Sumanto, kata Supono, yang tampak senang dengan datangnya para caleg dan tim sukses yang stres itu. Sebanyak dua dari tiga caleg yang berobat di wismanya adalah perempuan. "Sejak selesai menjalani hukuman, Sumanto tinggal di wisma ini," ujarnya.

Saat dijumpai di kamarnya, Sumanto pun mengaku senang bisa ikut merawat para caleg yang stres. Namun, dia hanya mau merawat para caleg itu di malam hari. "Saya capek kalau siang," ucapnya.

Supono mengaku sangat prihatin dengan nasib para caleg yang gagal terpilih hingga mengidap stres berat. Sebab, dia juga caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa untuk DPRD Purbalingga. Menurut dia, kondisi seperti itu perlu menjadi cermin bagi pemerintah terkait sistem pemilihan umum yang dijalankan sekarang ini.

"Lihat kenyataannya sekarang, sistem pemilihan sekarang malah menyebabkan caleg gagal terpilih jadi pada stres. Anggaran negara pun banyak yang terbuang begitu saja untuk pelaksanaan pemilu," katanya.

Beruntung bagi Supono, akhirnya dia terpilih sebagai caleg dengan suara terbanyak. Kalau gagal, dia mengaku, wisma yang didirikannya pada tahun 1980, dan kini ikut dilengkapi perawatan medis oleh 11 orang dokter, tentu akan menjadi tempatnya dirawat.

"Nek gagal dadi caleg, wisma kiye yah jadi wadahe inyong dewek," ujarnya.

MDN

Sumber: Kompas

Berita terkait:



0 komentar:

Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP