Ibrohim Tewas Dalam Penggerebakan di Temanggung
Kriteria Calon 'Pengantin' Pilihan Noordin
Noordin selalu menseleksi orang-orang yang akan direktut menjadi calon pengantin.
Kamis, 13 Agustus 2009, 17:08 WIB
Amril Amarullah
VIVAnews - Noordin M Top gembong teroris yang diburu polisi, hingga kini keberadaannya belum diketahui. Noordin tidak hanya pandai menghindar, bahkan dalam merekrut calon 'pengantin' pun hati-hati dan sangat lihai.
"Tidak sembarang orang bisa direkruit jadi pengantin, dia pintar memilih siapa-siapa saja yang tepat," kata Abu Wildan, sahabat Noordin saat bersama-sama di Malaysia.
Dalam wawancara dengan VIVAnews, Abu Wildan menegaskan, sikap kehati-hatiannya itu membuat dirinya berhasil menjaring sejumlah anak muda untuk dijadikan pengantin.
Noordin baru akan mengambil keputusan untuk merekrut seorang pengikut, jika orang itu dianggap betul-betul siap berjihad. Bila tidak Noordin tidak pernah memaksa.
"Noordin selalu menseleksi orang-orang yang akan direktut menjadi calon pengantin," ujarnya.
Usia tidak menjadi pertimbangan utama, yang terpenting calon pengantin harus remaja, dan selalu diutamakan yang belum menikah (belum berkeluarga).
"Orang yang belum berkeluarga itu akan lebih mudah untuk diarahkan, karena tidak ada pertimbangan apapun," tuturnya.
Selain usia muda, kesamaan dalam pemikiran dari calon 'pengantin' juga menjadi syarat utama yang diterapkan Noordin dalam usaha perekrutan. "Ada komit dikedua belah pihak, kesamaan dalam berfikir, dan kesamaan dalam visi-misi," ungkapnya.
Setelah calon “pengantin” memenuhi syarat, baru kemudian diberikan pemahaman-pemahaman seputar Jihad dalam pandangan Noordin.
"Diberikan tausiyah, fatwa, disamapaikan manhaj (metode) hidup di dunia ini untuk apa. Baru setelah itu, dimasukkan semangat jihad," jelas Wildan.
Diakui Wildan, secara prinsif, dirinya mengaku setuju dengan proses pemberian tausiyah yang dilakukan Noordin. "Itu bagus sebenarnya, untuk menumbuhkan semangat jihad. Hanya, didalam target yang dia (Noordin) buat itu terdapat kesalahan. Jihad adalah sunatullah. Dalam Al-Qur'an sendiri disebutkan. Hanya keliru dalam penerapannya," tegasnya.
Laporan: Inin Nastain | Subang
0 komentar:
Posting Komentar