Mahasiswa Asal Sumbar Di Malaysia Khawatirkan Nasib Keluarga
Gempa Sumbar
Kamis, 01/10/2009 15:43 WIB
Ramdhan Muhaimin - detikNews
Kuala Lumpur - Gempa dahsyat 7,6 SR yang melanda Padang dan Pariaman, Sumatera Barat
kemarin tidak saja menimbulkan korban jiwa, tapi juga kekhawatiran dan simpati banyak pihak. Sejumlah mahasiswa asal Sumatera Barat yang sedang melakukan studi di Malaysia mengkhawatirkan nasib keluarga mereka yang hingga kini tidak ada kepastian.
"Secara psikologis kawan-kawan dari Minang ini khawatir dengan perasaan
tidak menentu terhadap nasib keluarga di kampung," kata Ketua IKMM di Universiti Kebangsaan Malaysia, Metsra Wirman kepada detikcom, Kamis (1/10/2009).
Metsra mengungkapkan, beberapa mahasiswa bahkan berkeinginan pulang untuk mengetahui kondisi keluarganya. Namun keinginan itu terhambat karena keterbatasan ongkos. Menurutnya, mereka hanya bisa berharap dan berdoa.
Bahkan komunikasi ke kampung halaman, lajut Metsra, hingga kini masih terputus. "Ada yang sudah terpaksa pulang, tapi beberapa saja. Yang lain masih dalam perasaan tidak menentu termasuk saya sendiri, karena komunikasi masih belum ada," ujar mahasiswa program master di Institut Alam dan Tamadun Melayu (ATMA) UKM ini.
Dia meminta, pemerintah baik pusat maupun daerah mengambil tindakan cepat
tanggap membantu korban dan melakukan tindakan yang efektif untuk recovery. Menurutnya, sebanyak 180 mahasiswa asal Sumatera Barat sedang menuntut ilmu di UKM. Sedangkan se-Malaysia, dia memperkirakan jumlahnya mencapai 500 orang.
Ketua Persatuan Pelajar Indonesia se-Malaysia (PPIM) Abdullah Abbas mengatakan, pihaknya telah menggalang dana solidaritas untuk korban gempa di Sumatera Barat.
"Saya sudah koordinasikan PPI-PPI cabang di seluruh Malaysia untuk
melakukan penggalangan dana," kata Abbas.
Dia mengatakan, pihaknya berduka cita atas musibah yang melanda masyarakat di Sumatera Barat. Bahkan dia juga mengungkapkan, banyaknya rekan-rekan mahasiswa asal Sumbar yang juga diliputi kekhawatiran tidak menentu.
"Sekjen saya pun, saudara Dori menjadi korban. Rumahnya di kampung katanya
hancur. Kami sangat berduka cita," kata Abbas.
"Penggalangan dana akan kami gelar selama dua minggu. Tapi kalau dalam seminggu ini sudah cukup banyak yang terkumpul, kami akan mengirim langsung perwakilan ke sana," tandasnya.
(rmd/rdf)
0 komentar:
Posting Komentar