Kami Mengucapkan Terimakasih kepada Semua Pihak yang telah membantu Menyukseskan Perhelatan Akbar
Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009

di Jakarta 3 s.d. 9 Agustus 2009

Sampai Ketemu di OSN Tahun 2010 di Medan, Sumatera Utara

Headline News

NATIONAL NEWS

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Minggu, Juli 19, 2009

Noordin M Top Terlibat



Sunday, 19 July 2009

JAKARTA(SI) – Jaringan teroris Noordin M Top diduga terlibat dalam peristiwa ledakan bom di Hotel JW Marriott dan The Ritz Carlton,Mega Kuningan, Jakarta,Jumat (17/7) pagi.

Modus dan karakteristik bom yang meledak di kedua hotel tersebut memiliki kesamaan dengan peristiwa- peristiwa teror bom yang diduga dilakukan jaringan itu sebelumnya. “Dari modus yang dilancarkan, ini jelas terkait dengan Noordin M Top,” ujar Kepala Desk Antiteror Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Ansyaad Mbai di Jakarta kemarin.

Dia menuturkan, meski dalam empat tahun terakhir aksi terorisme tidak terjadi di Indonesia, Noordin M Top beserta sel-sel jaringannya terus aktif melakukan konsolidasi. Karena itu, menurutnya, upaya penangkapan terhadap Noordin M Top harus menjadi prioritas aparat keamanan. “Kejadian ini merupakan bukti bahwa mereka masih kuat dan ini yang harus menjadi prioritas, yakni menangkap si aktor, yaitu Noordin M Top.Selama aktornya belum ditangkap ya segala upaya antisipasi seperti apa pun akan sia-sia,”tandasnya.

Jaringan teroris Noordin M Top selama ini ditengarai berada di balik rangkaian teror bom yang terjadi di Indonesia.Terakhir, kelompok ini diduga merupakan aktor Bom Bali II yang terjadi pada 1 Oktober 2005.Saat itu,bom bunuh diri di tiga lokasi,yaitu RAJA’s Bar and Restaurant,KutaSquare, dan Nyoman Cafe, Jimbaran, Bali mengakibatkan 22 orang tewas dan 102 korban lainnya luka-luka.

Dalam beberapa waktu terakhir, aparat kembali gencar melakukan penyisiran dan penangkapan di beberapa daerah yang diduga sebagai tempat persembunyian dan aktivitas Noordin M Top beserta kaki tangannya seperti Cilacap (Jawa Tengah), Lampung dan Malang (Jawa Timur). Salah satu yang tertangkap adalah Saefudin Zuhri yang ditangkap di Cilacap Juni 2009. Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh Mabes Polri memperkuat sinyalemen keterlibatan jaringan Noordin M Top dalam peristiwa ledakan bom di Hotel JW Marriott dan The Ritz Carlton Jumat (17/7) lalu.

Olah TKP menunjukkan bahwa dua bom yang meledak di Hotel JW Marriott dan The Ritz Carlton memiliki kesamaan dengan bom di Cilacap,Bali dan tempat lain.“Fakta di lapangan seperti itu. Ada kesamaan dengan bom yang di Cilacap, Bali, dan sebagainya,” ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna di Jakarta tadi malam. Kendati begitu, Nanan tidak memberikan keterangan terperinci apakah jaringan yang terlibat adalah jaringan internasional yang biasa melakukan teror di Indonesia.

”Semuanya masih dalam penyidikan.Nanti kalau semuanya sudah terungkap akan kita umumkan,” tegasnya. Rakitan bom yang berhasil diurai dan dijinakkan di Kamar 1808 Lantai 18 Hotel JW Marriot pada Jumat (17/7) terdiri atas beberapa komponen. Bom yang ditemukan itu diyakini sama dengan dua bom yang sebelumnya meledak. Bom di Kamar 1808 itu dikemas dalam sebuah tas laptop berukuran 20x40 cm. Di dalam laptop itu terdapat ratusan baut besi dan gotri yang berfungsi memperkuat daya ledakan. Nanan mengungkapkan, pelaku pengeboman diduga dua orang. Namun,baru satu orang yang sudah berhasil diidentifikasi.

Demi memastikan wajah pelaku, polisi sedang merekayasa agar bisa digambar dan dibuatkan sketsa.“Tim masih mengaitkan semua informasi yang diperoleh. Kami juga sedang mengembangkan apakah benar dua orang pelaku bom bunuh diri itu adalah orang asing,”ujarnya.

Gunakan Lorong

Pelaku peledakan di Hotel Ritz Carlton diduga menggunakan jalan bawah tanah untuk berpindah dari Hotel JW Marriott, tempat para pelaku menginap. Hal ini membuat pelaku bisa melewati pengamanan ekstraketat di dua hotel tersebut. Menurut sumber di kepolisian, salah satu pelaku menggunakan lorong yang menghubungkan dua hotel itu lantaran pengamanan di pintu masuk utama Hotel The Ritz Carlton sangat ketat. Dia menuturkan, sebelum melakukan aksinya, para pelaku memang sempat berkumpul di Kamar 1808 JW Marriott.

Mereka kemudian berpisah di lift.Pelaku pertama langsung turun di lobi, sedangkan pelaku lain langsung turun hingga ke lokasi lorong tersebut. Pelaku yang turun melalui lorong membawa sebuah tas jinjing, bukan tas ransel yang biasa digunakan para pelaku pengeboman. Pelaku sengaja menggunakan tas jinjing tersebut supaya tidak dicurigai petugas pengamanan. ”Jadi terlihat bahwa mereka itu memang eksekutif yang menginap di hotel tersebut,”katanya.

Dia mengatakan, tidak ada pelaku lain dalam aksi tersebut. Pelakunya murni dua orang sehingga spekulasi yang menyatakan pelakunya tiga orang tidak benar. Sementara itu, Supervisor Satuan Pengamanan (Satpam) Hotel JW Marriott, Didik Achmad Taufik, 39,yang menjadi korban ledakan bom di hotel tersebut pada Jumat (17/7) pagi sempat melakukan komunikasi dengan seseorang yang diduga pelaku peledakan bom.Ditemui di RS Jakarta,kemarin, Didik yang menderita luka di bawah telinga, kaki, tangan, dan muka tersebut mengaku sempat menegur tersangka peledakan bom beberapa menit sebelum tempatnya bekerja diledakkan.

Melihat tamu yang tampak kebingungan dan menghampiri dirinya, Didik yang baru memulai shift pagi menanyakan sesuatu kepada pria dengan jaket hitam dan bertopi tersebut.“Apakah ada yang bisa saya bantu,”kata Didik yang kemudian dijawab oleh pria berkulit sawo matang tersebut,“Saya mau ketemu bos saya”. Kemudian Didik melanjutkan pertanyaannya, “Siapa bosnya dan di mana?” Pria itu menjawab, “Ini saya mau mengantar pesanan bos saya.

” Selanjutnya, karena tamu tersebut mau mengantar pesanan,kata Didik, dirinya tidak berani bertanya lebih lanjut.Sesuai prosedur pelayanan hotel, Didik minta seorang temannya bernama Dadang untuk mengantar tamu tersebut ke tempat bosnya. Sebelum mengantar, kata dia, Dadang sempat menanyakan kepadanya siapa tamu tersebut dan diantar ke mana. Setelah itu ketiganya berpisah.Kemudian Didik pergi mengontrol ke lokasi lain. “Beberapa menit kemudian ada suara ledakan dan saya tertimpa plafon serta serpihan debu,”kata dia.

Dalam kondisi belum menyadari sepenuhnya bahwa itu bom, Didik berlari ke arah belakang dan sempat membunyikan alarm tanda bahaya. “Menurut informasi, kini Dadang menderita luka cukup parah,”kata dia. Dia juga yakin bom tersebut dirakit di dalam kamar karena setiap tamu yang masuk akan diperiksa secara saksama oleh satuan keamanan. Didik memperkirakan tamu yang menginap di Kamar 1808 tersebut membawa bom yang siap diledakkan dari kamar turun dengan lift menuju ke arah lounge.

“Saya baru sadar bahwa itu diduga tersangka bom bunuh diri setelah melihat kamera CCTV,” kata Didik sambil mengatakan ciriciri fisik yang diduga pelaku adalah berkulit sawo matang, tinggi sekitar 172 cm, dan umur sekitar 25–28 tahun. Selain Didik, Andri yang juga bekerja di JW Marriot sejak tiga tahun lalu juga mengaku melihat secara langsung orang yang diduga sebagai tersangka. Sayangnya, Andri tidak bisa ditanya lebih banyak karena kondisi pendengarannya yang belum normal sehingga tim dokter melarang wartawan untuk melakukan wawancara.

Hotel JW Marriott dan The Ritz Carlton hingga kemarin masih ditutup untuk umum. Penutupan dilakukan hingga olah TKP oleh polisi selesai. Menurut Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna,penutupan dilakukan demi memperlancar kerja tim Puslabfor dan Identifikasi dalam melakukan olah TKP.Di TKP ditengarai masih banyak serpihan bom dan bekas ledakan yang berbahaya.Penjagaan di dua lokasi tersebut juga masih sangat ketat. Selain polisi, ada beberapa pasukan TNI yang ikut berjaga.

Korban

Di bagian lain, Nanan Soekarna menuturkan, jumlah korban yang meninggal akibat ledakan bom di JW Marriott dan The Ritz Carlton bertambah satu orang.Dengan begitu, jumlah korban yang meninggal secara keseluruhan mencapai sembilan orang. Kepastian bertambahnya satu korban tewas didapat dari tim Disaster Victim Identification (DVI) yang melakukan rekonstruksi korban. ”Kepala yang ditemukan di Ritz Carlton ternyata tidak cocok dengan tubuhnya.

Jadi, kesimpulannya di Ritz Carlton bukan dua korban tewas, melainkan tiga orang,”katanya. Sebelumnya diberitakan, dua bom meledak di Hotel The Ritz Carlton dan JW Marriott Jakarta Jumat (17/7), mengakibatkan delapan orang tewas, yakni lima orang di JW Marriot, dua orang di The Ritz Carlton,dan satu orang di rumah sakit. Dia mengatakan, apabila ditambah dengan korban luka sebanyak 53 orang, total korban akibat ledakan bom di JW Marriott dan The Ritz Carlton mencapai 62 orang.

Dari jumlah itu, 16 di antaranya warga negara asing (WNA). Mereka antara lain berasal dari Amerika Serikat,Australia, Belanda,Kanada,India,Korea Selatan,dan Selandia Baru. (m yamin/helmi syarif/ okezone /ant)


Sumber: Koran Sindo





Bookmark and Share


Berita terkait:



0 komentar:

Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP