Kami Mengucapkan Terimakasih kepada Semua Pihak yang telah membantu Menyukseskan Perhelatan Akbar
Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009

di Jakarta 3 s.d. 9 Agustus 2009

Sampai Ketemu di OSN Tahun 2010 di Medan, Sumatera Utara

Headline News

NATIONAL NEWS

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Minggu, Juli 19, 2009

Evret Tak Bisa Menyaksikan Kelahiran Anaknya

Sunday, 19 July 2009

Ledakan bom di Hotel JW Marriott dan The Ritz Carlton Jakarta menyisakan kisah pilu bagi keluarga korban yang ditinggalkan.Peristiwa “Jumat kelabu” itu benar-benar membawa duka mendalam.

KEPEDIHAN dirasakan keluarga Evret Mongkodompis, 33, yang dinyatakan menghilang sejak peristiwa ledakan bom di JW Marriott- Ritz Carlton, Jumat (17/7) pagi. Padahal di pertengahan Juli ini, istrinya, Ratna, 30, sedang berharap- harap cemas menghadapi proses melahirkan.

Evret,operator banquet di Restoran Syailendra, Hotel JW Marriott ini terakhir dihubungi keluarga sekitar pukul 07.30 WIB pada Jumat (17/7) atau beberapa menit sebelum bom di hotel mewah di kawasan Mega Kuningan itu meledak. Saat itu pihak keluarga sudah meminta Evret untuk segera pulang guna mendampingi sang istri. Blarrr! Ledakan bom yang pertama pun terjadi di Hotel JW Marriott sekitar pukul 07.47 WIB.Setelah itu Evret sudah tidak bisa dihubungi lagi.

Keluarganya semakin cemas karena hingga Jumat siang Evret tidak kunjung memberikan kabar.Adapun pemberitaan di televisi mulai menyebutkan adanya korban jiwa. Diliputi rasa khawatir yang terus menggumpal,ayah korban,Victor Mongkodompis,70,lantas mencari ke seluruh rumah sakit (RS) rujukan korban untuk memastikan nasib anaknya. Setelah melakukan pencarian sejak Jumat sore di lima RS, barulah ada sedikit informasi yang dia dapat.

Dari sebuah foto yang dibawanya dan ditunjukkan ke manajemen Hotel JW Marriott, mereka mengenali wajah Evret dan mengatakan mungkin jenazahnya ada di RS Polri Soekanto,Kramat Jati,Jakarta Timur.“Bu Andris (dari manajemen Hotel JW Marriott) janji ketemuan dengan kami di RS Polri Kramat Jati pagi ini (kemarin),” ungkap Victor saat hendak menuju ruangan pemeriksaan di RS kemarin. Dari informasi yang dihimpun harian Seputar Indonesia setelah terkena ledakan bom tubuh korban dinyatakan masih utuh.

Namun keluarga tidak diizinkan melihat tubuh tersebut hingga proses identifikasi betul-betul selesai.Mereka hanya melakukan pencocokan barang dan ciri-ciri yang dimiliki. Evret yang telah bekerja di restoran tersebut sejak 2003 dapat dikenali melalui beberapa ciri khusus. Dia memiliki tanda di gigi kanan atas yang copot dan bekas luka bakar terkena knalpot di betis kanan. Pihak keluarga dan manajemen hotel juga yakin bahwa jenazah yang dimaksud adalah Evret setelah melihat seragam perusahaan yang dikenakan.

”Di seragam itu juga ada namanya,” ungkap Edi,43,kerabat dekat korban saat ditemui di Asrama Perawat Putri RS Soekanto Polri kemarin. Namun keluarga masih menunggu keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait identifikasi warga Peninggilan,Tangerang,Banten,itu. Seusai dari ruang pemeriksaan, Victor Mongkodompis hanya bisa tertunduk dan tidak berbicara sedikit pun.

Pria yang mengenakan batik berwarna cokelat ini berupaya tegar menuju kendaraannya. Dia memendam duka mendalam karena Evret tidak bisa menyaksikan proses kelahiran anak keduanya kemarin siang. Kerabat korban mengatakan Ratna telah melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki dalam keadaan sehat pukul 14.00 WIB kemarin. Ratna yang melahirkan dengan proses normal kini masih terbaring lemas di salah satu rumah sakit bersalin di kawasan Cileduk, Tangerang.

Dia masih menjalani pemulihan setelah melahirkan. Melihat kondisinya saat ini, pihak keluarga sudah sepakat untuk tidak memberikan kabar tentang suaminya dalam waktu dekat. “Kami khawatir kabar itu akan mengganggu kondisi psikologis Ratna,” ungkap Edi yang juga tetangga korban. Terlebih Ratna masih harus menjalankan tugasnya menyusui sang bayi yang belum diberi nama. Ibu korban dan anggota keluarga lain masih mengalami shock atas peristiwa ledakan bom di dua hotel mewah di kawasan Mega Kuningan.

Saat terakhir meninggalkan rumah pada Jumat (17/7) pukul 04.30 WIB, korban masih terlihat segar dan penuh semangat. Sementara itu, pemakaman Presiden Direktur PT Holcim Indonesia Tbk, Timothy D Mackay, 61, korban tewas akibat ledakan bom di Hotel JW Mariott, masih menunggu kehadiran keluarganya dari Selandia Baru. Direktur Relation Management PT Holcim Indonesia Rusli Setiawan di RS Dharmais Jakarta mengatakan, sambil menunggu kedatangan keluarga,pihaknya memberi kesempatan kepada pelayat untuk melihat jenazah korban yang disemayamkan di lantai dua.

“Kita kasih kesempatan hingga pukul 19.00 WIB malam ini,” katanya kemarin. Opsi menunggu keluarga ini,lanjut Rusli,merupakan alternatif pilihan selain dibawa langsung menuju Selandia Baru oleh perusahaan kesehatan internasional SOS. Sejumlah pelayat dari rekan dan relasi almarhum sudah tiba di lokasi jenazah disemayamkan.Para pelayat tampak memenuhi sebagian kawasan RS Dharmais.Tampak sejumlah karangan bunga antara lain dari PT Adaro Indonesia, PT Gatra Gilang Persada, dan PT Sucofindo.

Terlihat juga melayat,Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Philip Gibsons. Dia didampingi Atase Militer Selandia Baru James Antony Hills dan Police Liaison Officer Selandia Baru Athol Soper. Mereka tiba di RS Dharmais pukul 14.30 WIB. Rombongan ini menggunakan tiga mobil berbeda. Salah seorang auditor Sucofindo, Roy yang juga teman dekat almarhum mengungkapkan duka yang sangat mendalam.“Saya sangat kehilangan teman bisnis dan sahabat yang sangat baik terutama sifatnya yang konsisten dan komitmennya pada pekerjaan,”katanya.

Saat kejadian,Timothy berada di Hotel JW Marriott untuk mengikuti pertemuan dengan sejumlah pengusaha tambang asing di Indonesia. Almarhum sebelumnya sempat dilarikan ke Rumah Sakit Medistra bersama dua pimpinan PT Freeport Indonesia, Adrianto Machribie (warga negara Indonesia) dan David R Potter (warga AS). Para keluarga korban ledakan bom di Hotel JW Marriott-Ritz Carlton mengharapkan agar pelaku perbuatan kejam itu cepat ditangkap.

“ Kami sudah sangat trauma karena anak semata wayang kami, Bambang Yulianto, 30, sudah kedua kalinya menjadi korban bom,” kata Maryanto, 56, di RS Jakarta, kemarin. Dia mengetahui bahwa anaknya menjadi korban bom di Hotel JW Marriott setelah mendapat telepon dari Bambang. Mendengar kabar melalui telepon genggam itu,dia langsung bergegas mencari tempat Bambang dirawat, sedangkan istrinya tidak bisa ikut karena lagi sakit.

Maryanto yang tinggal di Jalan Praja Dalam E RT 10 RW 5 Jakarta Selatan bisa bertemu dengan anak kesayangannya itu setelah salat Jumat. Bambang yang masih berstatus lajang dan sebagai anggota keamanan di Hotel JW Marriott itu kontan merangkul ayahnya kendati masih terbaring di tempat tidur dorong RS Jakarta. Maryanto dengan berlinang air mata terus menatap anaknya yang masih terbaring, sedangkan Bambang belum diperbolehkan dokter untuk banyak bicara.Menurut Maryanto, pada 2003 ledakan pertama bom di JW Marriott, anaknya mengalami luka bakar cukup serius.

Sekujur tubuhnya atau sekitar 40% terbakar dan kakinya bolong. Pada ledakan kedua ini Bambang hanya trauma dan terlalu banyak menghisap asap tebal bencana bom tersebut. Hingga kemarin, Bambang masih dalam perawatan intensif bersama belasan korban lainnya di RS Jakarta. (isfari hikmat/sofian dwi/okezone/ant)


Sumber: Koran Sindo



Bookmark and Share


Berita terkait:



0 komentar:

Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP